Sialan, jantung Jisoo bergerak seperti sedang berlari melihat senyuman Jungkook, mengingatkan dia pada masa lalu mereka yang manis. Jujur gadis itu masih merindukannya. "Yak J-jungkook, berhentilah bersikap seperti itu."

"Memangnya kenapa?" Tanya Jungkook dengan suara lembut nan menggoda. Membuat Jisoo tak bisa berkata-kata.

Lelaki dengan marga Jeon itu berdiri dari tempat yang ia duduki, lalu berjalan perlahan mendekati Jisoo. "Jisoo-ya manisku ... Bagaimana kalau kita memulai ulang semuanya kembali?"

Mendengar itu membuat kedua netra Jisoo melebar. "Kau bercanda? Setelah apa yang kau perbuat?"

Lagi-lagi masa lalu, saat sekolah menengah atas, Jungkook melakukan tindakan yang tak senonoh pada adik kelasnya. Bukan hanya berhubungan badan, tapi juga melakukan penganiayaan fisik, hingga gadis malang itu tewas di apartemen Jungkook. Keluarga Jung sangatlah kaya, hingga kasus kematian gadis itu ditutupi dan semua barang bukti dihilangkan secara keseluruhan. Bahkan orang tua korban beranggapan bahwa anak tunggalnya telah menghilang.

Lelaki Jeon itu mengerucutkan bibir merah merona miliknya. Berdiri seraya memasukan kedua tangannya pada saku celana. "Eoh, itu hanya masa lalu. Aku melakukan itu untuk memuaskan hasratku, tidak mungkin kan aku melakukannya denganmu? Karna kau berharga Jisoo-ya."

Jisoo hanya diam tak bergeming, pandangan yang tadinya mengarah pada Jungkook berubah, kearah lain. Jungkook yang melihat itupun geram, karna perlakuan mantan pacarnya ini, sangat imut.

"Hmm sepertinya obat perangsang terdengar bagus?"

Jungkook segera menggeleng cepat kepalanya. Hanya pria gila yang mau menghancurkan masa depan gadisnya yang masih, ia anggap berharga itu.

Pria tinggi itu mendekati wajah Jisoo. Seolah ingin mencium tepi mulut Jisoo. Hingga satu ciuman yang sangat ia rindukan berhasil didapatkan oleh Jungkook.

"Ju-jungkook?"

Jisoo, mata indahnya kembali membola. Jungkook kembali berdiri tegap menghadap lawan bicaranya. "Ikut aku." Pria Jeon itu mengambil pergelangan tangan Jisoo, mengajaknya kesuatu tempat.

"Disini dingin sekali." Keluh Jisoo merasa dingin karna angin malam terus menerpa dirinya. Jungkook mengajak gadis itu ke taman, rooftop.

Pria tinggi itu meraih pinggang ramping Jisoo, kemudian memeluknya dari belakang. "Biarku hangatkan."

Sontak membuat Jisoo terkejut. "Jungkook, l-lepas." Keluh Jisoo, tidak dihiraukan Jungkook.

"Bagaimana jika Taehyung melihatku seperti ini dengan Jungkook?" Gumam gadis Kim.

"Apa Taehyung?" Tanya Jungkook yang baru saja mendengar sekilas ucapan kecil Jisoo. Jungkook membalikkan tubuh Jisoo dengan sempurna.

Jungkook melontarkan pertanyaan. "Apa kau sudah memiliki laki-laki lain?" Tanyanya dengan manik dalam.

"Ti-tidak."

"Hari ini, menit ini, detik ini kau milikku Jisoo-ya."

"Tapi Jungkoo-" Jungkook menempelkan bibirnya pada bibir Jisoo. Membuat Jisoo tak menyelesaikan kata-katanya.

Lumatan demi lumatan Jungkook terasa sangat panas pada tepi mulut gadis itu, sudah sangat lama tidak merasakan ini. Jisoo tak membalas ciuman Jungkook. Ia masih terkejut dengan ketiba-tibaan Jungkook.

Pria Jeon itu mengulum bibir Jisoo semakin ganas dan menuntut. Ia semakin tak tertahankan. Lama kelamaan Jisoo meluruh, gadis Kim itu menggantungkan tangannya pada leher Jungkook kemudian membalas ciuman ganas itu. Tak dapat dipungkiri oleh Jisoo, Jungkook sangat membuainya, membuat lupa akan diri.

Stalker Alert | VsooWhere stories live. Discover now