𝘚𝘦𝘷𝘦𝘯𝘵𝘦𝘦𝘯

1.3K 212 14
                                    

Sana terlonjak kaget dan menjauh laki laki itu tetap saja mendekat dan mendekat, membuat Sana tersudut.

"Lo ngapain ada disini?" Tanya Sana gugup, langkahnya terus menerus mundur.

Sana mengkode Nayeon untuk meminta tolong, Nayeon yang paham segera keluar untuk mencari bantuan.

Sana masih di dalam sekarang dia benar benar tidak bisa bergerak lagi.

Mark. Laki laki itu terkekeh lalu datang memeluk Sana, memeluk dengan sangat erat.

Sana hanya meringis sakit, tak tinggal diam Mark langsung mencium kasar bibir Sana dan sedikit mengigitnya lalu turun ke leher Sana.

Sana sontak mendorong kuat Mark hingga dia tersungkur.

"San, gue kangen banget sama lo. Gue udah ninggalin istri gue. Gue cinta sama lo San" Kata Mark lirih.

"Ga! Gue ga mau Mark! Gue ga mau hidup sama laki laki busuk kek lo! Pergi sekarang Mark!" Sana berteriak sambil menangis.

"Ga! Gue ga bakal pergi!" Mark bangkit kemudian mencengkram kuat bahu Sana, lalu mendorong Sana ke sofa.

"Lo punya gue San. Ga ada satupun yang bisa miliki lo selain gue" Mark menindih Sana, dan kembali ditolak lagi oleh Sana.

Mark yang kembali terjatuh marah hingga mendorong Sana dan menghimpit Sana ke tembok.

Mark mencekik keras leher Sana, kaki Sana bergelantungan tanda dia di angkat ke atas.

Waktu tepat, Nayeon datang membawa beberapa orang laki laki dan satpam. Mereka langsung menangkap Mark dan membawanya keluar.

"San lo gapapa?" Nayeon panik melihat Sana tergeletak lemas.

Sana akhirnya pingsan dan dilarikan ke rumah sakit secepatnya.

.

Tzuyu bergegas akan pulang dari rumah sakit, hari ini dia di izinkan untuk pulang karena kondisi sudah lumayan.

Flashback on.

Tiga hari yang lalu, Tzuyu dan Irene sedang memasak untuk makan malam mereka.

Tiba tiba saja pintu apartemen Tzuyu diketuk, Tzuyu dengan cepat membuka pintu dan disana sudah berdiri sosok laki laki.

"Mana Irene?!" Bentak laki laki itu.

Tzuyu terkejut, pikirannya tidak enak dan memilih untuk berbohong.

"Irene ga ada di sini" Jawab Tzuyu dingin.

"Bohong!" Laki laki itu masuk dan mendorong Tzuyu.

"Bapak siapa? Jangan seenaknya masuk ke dalam" Kata Tzuyu sambil menghalangi.

"Jangan ikut campur!" Laki laki itu memukul kepala Tzuyu dengan balok kayu, dan menyebabkan pendarahan pada kepalanya.

Irene yang kaget seseorang yang menyiksanya datang. Ya, mantan suaminya Suho selalu menghantui kehidupan Irene.

Irene berteriak meminta tolong sehingga beberapa laki laki yang tinggal di situ juga berdatangan dan membawa Suho keluar, lalu Tzuyu dibawa ke rumah sakit.

Flashback off.

Irene sudah pulang duluan untuk membersihkan rumah, Tzuyu juga menyruhnya pulang duluan karena melihat Irene yang nampak kelelahan.

Tzuyu bergegas keluar dari ruangannya, menaiki lift  dan tiba di lantai satu.

"Beri jalan! Beri jalan!" Salah satu perawat berteriak sambil menuntun pasien.

Tzuyu menoleh melihat keributan itu dan sekilas melihat wajah Sana.

"Sana? Dia kenapa?" Tzuyu panik dan berusaha mengejar kerumunan tadi.

Dia melihat salah satu perempuan yang berdiri di depan pintu instalasi gawat darurat. Tzuyu mendekat dan bertanya.

"Permisi kak, kakak kenal Sana?"

"Dia teman gue. Lo kenal Sana?"

"Dia temen kuliah gue kak. Kalo tau dia kenapa kak?"

Nayeon menceritakan semua kejadiannya.

"Oiya, gue Nayeon" Nayeon tersenyum sambil menjulurkan tangannya.

"Gue Tzuyu kak" Balas Tzuyu.

"Kakak pulang aja dulu, biar Sana gue yang jagain" Suruh Tzuyu.

"Serius gapapa? Eh tapi lo ada bekas infusnya, lo baru keluar dari rumah sakit?" Tanya Tzuyu sambil memperhatikan tangan Tzuyu.

"Iya kak, baru tadi pagi dokter bilang gue boleh pulang, karena banyak proses, gue keluarnya baru sekarang"

"Jangan bilang lo temen Sana yang kepalanya dipukul?"

"Lho? Kok tau?"

"Baru aja tadi Sana ngajak buat jenguk lo besok. Malah dia yang masuk rumkit"

Setelah berbincang cukup lama, Nayeon akhirnya pulang karena Tzuyu menyuruhnya.

.

Sana mengerjapkan matanya dan heran karena melihat ada kepala yang bersandar di ranjangnya.

"Nayeon disini? Setau gue rambutnya pirang, ini kok coklat?" Batin Sana.

Sana berpindah posisi membuat goyangan kecil di ranjang, lalu seseorang itu bangun.

Tzuyu.

"Sana lo sadar juga akhirnya" Kata Tzuyu lalu memeluk kuat tubuh Sana yang sedang berbaring.

Sana kaget bukan main, dia rindu sosok ini. Sana mengelus pelan punggung Tzuyu. Lalu Tzuyu bangkit.

Sana tersenyum melihat wajah gemas Tzuyu yang khawatir melihat kondisi Sana.

Sana duduk, dibantu oleh Tzuyu.

"Sana jangan gini lagi ya. Gue ga mau liat lo kegini lagi, gue janji bakal selalu jaga lo San"

Tzuyu kembali memeluk tubuh Sana.

"Sana, jangan tinggalin gue lagi ya"

🌫️

Thanks for reading.
Vote juseyo~

 she | ✔️Where stories live. Discover now