𝘖𝘯𝘦

6.7K 327 18
                                    

Tzuyu reflek masuk ke sebuah caffe yang tak jauh dari halte bis tempat dimana dia berdiri menunggu bis yang akan mengantarnya pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tzuyu reflek masuk ke sebuah caffe yang tak jauh dari halte bis tempat dimana dia berdiri menunggu bis yang akan mengantarnya pulang

Tugas kuliahnya masih menumpuk dan sekarang hujan akan memperlambat dia untuk pulang kerumahnya.

Tzuyu memutuskan membuka laptopenya dan mengerjakan sedikit tugas yang bisa dikerjakan ditemani secangkir kopi hangat, hanya kopi, Itu favoritnya.

Setelah duduk hampir dua jam di caffe, akhirnya Tzuyu memutuskan untuk pulang, ya karena hujannya juga sudah mulai reda.

"Semuanya 17.700 won" Ucap si waiters caffe tak lupa dengan senyumnya.

Selesai membayar, Tzuyu langsung keluar caffe, tapi sesuatu mengalihkan netranya, dia melihat cewek yang keluar dari bar depan caffe dengan keadaan mabuk.

"Jaman sekarang masih ada aja yang mabuk mabukan ga jelas" Gumam Tzuyu, mengabaikan cewek yang tak karuan bentuknya.

"Eh, dia ngapain berdiri depan jalan gitu?" Tanya Tzuyu panik saat cewek itu berjalan ke tengah keramaian mobil yang berlalu lalang.

Tiiit!

Hap!

"Huuuh, hampir aja" Ucap Tzuyu lega saat cewek itu ada di peluknya sekarang.

"Mba?" Tanya Tzuyu pelan. Tidak ada jawaban, cewek itu malah tertawa tidak jelas.

"Aduh gimana ini?, gue ga tau lagi rumah dia dimana" Pusing Tzuyu sambil melihat prihatin ke cewek itu.

"Tolong, bawa gue pergi dari sini, mereka jahat, hehe" Lantur si cewek sambil tertawa kemudian menangis.

"Mobil. Itu mobil, mobil!" Teriak si cewek sambil menunjuk ke arah mobil berwarna merah gelap.

"Itu mobilnya mba?" Tanya Tzuyu sambil memegangi si cewek yang masih oleng.

"Iya. Eh ga tau deh. Hehe, itu mobil!" Racaunya.

Karena pusing, akhirnya Tzuyu membawa si cewek ke mobil yang ditunjuknya dan mulai menyetir tanpa arah.

"Mba?. Rumahnya dimana yah?" Tanya Tzuyu pelan, sepelan pelanya.

Nihil. Cewek itu masih menangis tidak jelas dan pastinya meracau sambil tertawa.

Tzuyu melihat dompet yang berada tepat di dekat setir kemudi, dia memberhentikan mobilnya dan membuka dompet tersebut untuk melihat alamat.

"Maaf mba, gue ga tau rumah mba dimana, maaf banget karena buka dompetnya mba" Ucap Tzuyu, merasa tidak enak.

Akhirnya setelah menemukan alamat rumah si cewek, Tzuyu langsung menagantar dia pulang kerumahnya.

"Mabuk lagi?" Tanya perempuan agak tua, mungkin mamanya?

"Non temannya nona Sana?" Tanya perempuan itu.

"Oh, jadi namanya Sana " Batin Tzuyu.

"Non?"

"Eh, anu iya, iya"

.

"Waduh telat!"

Tzuyu panik berlari kesana kemari mengambil barang yang akan dibawanya ke kampusnya hari ini.

"Aduh kenapa bisa telat bangun sih?, padahal udah setel alarm jam enam juga" Repetnya sambil memakai sepatu lalu berjalan keluar dari kamar apartemennya, menungunci pintu dan pergi.

Hari ini Tzuyu pergi ke kampus dengan mobil silvernya, Tzuyu berkendara agak kebut kebutan karena takut telat.

"Huuuh. Sampe juga"

Tzuyu sedikit berlari ke kelasnya yang berada di lantai empat, karena kurang berhati hati, dia jatuh di tangga dan untunggnya tidak berguling kebawah.

"Biar gue bantu"

Mata Tzuyu dan cewek itu bertemu, satu dua tiga, Tzuyu langsung mengalihkan pandangannya ke arah kertas dan buku tugasnya yang berserak.

"Makasih" Ucap Tzuyu tersenyum, namun cewek itu hanya menanggapinya dengan senyum lalu pergi.

"Keknya gue pernah lihat dia" Gumam Tzuyu heran "Waduh udah telat ni!"

.

"Gimana lo mau ga San?"

"Sorry, gue masih belum siap untuk pacaran lagi, gue masih belum siap"

"Oh. It's okay, i will wait "

"Tiga puluh empat orang nyatain, tiga puluh empat juga gue tolak semua"

Sana, cewek itu sedang menikmati kesendiriannya di kantin kampus, baginya teman atau pacar tidaklah penting, karena traumanya, dia menjadi sangat dingin, tapi tidak untuk orang yang dicintainya

"Haha, jadi lo mau?"

"Ya enggalah, masa iya gue mau"

Fokusnya teralihkan ke dua orang cewek yang baru saja memasuki kantin, cewek tinggi, berambut coklat dengan cewek yang bisa dibilang kecil.

"Cewek tadi rupanya" Batin Sana "Ga ada inisiatif nanya gitu, padahal semalem nolongin gue, apa dia ga kepingin tau tentang gue"

"Apa sih San. Gila"

.

Tzuyu sedikit berlari menuju mobilnya karena sebentar lagi hujan akan turun, langit berubah menjadi gelap, tetes demi tetes akhirnya membasahi bumi.

"Untung gue ga basah" Gumamnya lalu memasang seatbealt.

Mobil Tzuyu berjalan pelan keluar dari pekarangan kampus, tapi sesuatu membuatnya berhenti.

"Itu bukannya cewek yang mabuk itu ya?, yang tadi nolongin gue juga" Gumam Tzuyu sambil melihat cewek yang sedang berdiri di halte.

"Apa tawarin naik aja ya?, kasihan juga kan kalo hujannya makin lama makin deras"

Akhirnya Tzuyu menjalankan mobilnya ke arah si cewek, berhenti dan

"Naik mba"

"Ha?"

🌫

Tbc.

 she | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang