𝘚𝘪𝘹𝘵𝘦𝘦𝘯

1.3K 196 29
                                    

Sana sekarang tengah berada di rumah Jinyoung. Mereka tidak sempat merencanakan apapun sehingga tidak bisa membatalkan acara tunangan.

Acara pertunangan tiba tiba saja di percepat oleh kedua orang tua Jinyoung maupun Sana.

Sana frustrasi begitu juga dengan Jinyoung, mereka saling memberi tatapan yang tidak bisa diartikan.

Tiba tiba saja, Nayeon datang dengan kondisi yang tidak karuan, membuat semua mata melihat dia.

Nayeon datang mendekati Jinyoung dan langsung menampar wajah Jinyoung, lalu menangis. Membuat Sana heran apa yang terjadi sekarang.

"Tega kamu ya! Kamu bilang kamu bakal berusaha tapi sekarang apa?! Sekarang kamu ga bisa ngelakuin apapun!" Nayeon ngamuk.

"Nay aku bisa jelasin, kita juga bingung ini tiba tiba" Kata Jinyoung sedikit berbisik.

"Aku udah bilang beberapa hari lalu ke kamu, lebih baik kita ga usah pake cara ini. Aku takut kamu ga bisa tanggung jawab dan liat sekarangkan?!"

"Cara apa? Perasaan kalian ga bilang apa apa ke gue?" Tanya Sana berbisik juga.

"Dia ngehamilin aku San! " Jawab Nayeon marah.

"Dasar perempuan murah. Ngapain kamu datang ke mari ha?!" Papa Jinyoung marah dan berjalan mendekati Jinyoung.

Sana berakting seolah dia tidak tahu apa apa dan memilih untuk mundur.

"Panggil satpam! Kenapa perempuan seperti dia bisa masuk ke acara tunangan anak saya?!"

"Jaga mulutnya ya pak! Saya bukan perempuan murahan!" Nayeon membentak papa Jinyoung.

"Dasar ga tahu diri!" Papa Jinyoung geram dan langsung menampar keras pipi Nayeon.

Sana dan kedua orang tua juga orang yang ada disana kaget bukan main. Dan Jinyoung, dia berusaha menahan amarah papanya.

Nayeon yang ditampar langsung lari keluar sambil menangis lalu disusul oleh Sana yang ikut mengejar Nayeon.

"Jinyoung! Udah berapa kali papa bilang?! Jangan ada hubungan sama perempuan itu lagi?! Tapi apa?! Kamu malah buat dia hamil, papa kecewa sama kamu!"

"Pa Jinyoung lebih kecewa karena papa ga pernah ngertiin aku! Aku selalu dituntut buat ngelakuin apa yang papa mau! Apa papa mikirin itu?!"

"Kamu udah berani ngelawan?!"

"Pa! Jinyoung cuma pengen ngomong pa. Sakit dipendam terus, sekarang terserah! Aku ga bakal nikahin Sana ataupun Nayeon! Puas?!"

Jinyoung berlari ke luar meninggalkan papanya yang frustrasi.

.

Sana mengelus pelan punggung Nayeon. Mereka duduk di pinggir jalan.

"Sabar ya Nay. Lo pasti bisa kok" Sana tersenyum hangat ke Nayeon.

"Gue gatau harus apa sekarang. Di dalam perut gue udah ada anaknya Jinyoung, dan Jinyoung ga mikir apa? Orang tuanya mana pernah mau nerima gue" Nayeon kembali menangis.

"Dunia memang ga adil bagi sebagian orang Nay. Makanya kita harus selalu kuat" Kata Sana menyemangati.

"Lo mau ke apartemen  gue? Nanti kita istirahat disana sebentar" Tawar Sana.

"Lo ga keberatan?"

"Ya engga dong, lagian gue sendirian" Kata Sana sambil bangkit dari duduknya.

"Udah masalah tadi jangan lo pikirin dulu, yang penting kita obatin dulu tu muka lo" Tambah Sana, Nayeon mengangguk pelan.

.

Sana dan Nayeon turun dari taxi  lalu bergegas masuk ke dalam.

"Lo tinggal sendirian?" Tanya Nayeon kagum.

"Iya. Gue males dirumah papa gue merepet mulu mulutnya" Kata Sana santai.

"Udah sana cuci muka dulu Nay. Gue mau ganti baju dulu" Kata Sana lalu berlalu pergi.

"Udah beberapa hari lalu sejak hari itu, Tzuyu ga pernah nelpon atau ngechat lagi" Batin Sana sambil mengganti pakaiannya.

"Dia kemana sih?" Tanya Sana dalam hati.

Sana menelepon Chaeyoung namun tak di angkat dan berakhir menelepon Dahyun.

"Halo San? Ada apa?"

"Dahyun apa kabar? Sorry  ya jarang ngumpul gue sibuk banget"

"Haha gapapa kok. Gue baik baik aja Chaeyoung juga baik, yang ga baik cuma Tzuyu doang" Kata Dahyun.

"Tzuyu kenapa?"

"Eh- anu itu- gapapa kok. Gapapa San"

"Lo bohong Day! Kasih tau gue sekarang!"

"Anu itu- Tzuyu masuk rumah sakit dua hari lalu, kepalanya dipukul sama orang ga dikenal, sekarang lagi dirawat"

"Dirumah sakit mana?"

"Rumah sakit XXXX  ruangan nomor 25 lantai sembilan San"

"Lo kenapa ga ngabarin?"

"Sorry Tzuyu bilang jangan bilang siapapun, Chaeng juga ga tahu soal ini" Kata Dahyun agak takut.

"Kenapa lo bisa tau?"

"Dia nelpon gue, gue juga kaget dan langsung kesana kemarin"

"Yaudah makasih ya Hyun"

"Iya sama sama"

Tut.

"Gue tolol banget sampe ga tahu Tzuyu masuk rumah sakit. Ada ada aja, masa kepalanya bisa dipukul" Gumam Sana.

"Apa yang mukul cewek yang ada bareng Tzuyu itu? Gue harus kasih dia pelajaran nanti"

Sana berjalan keluar dan melihat Nayeon yang duduk di sofanya.

"Gue ga sengaja denger San. Siapa yang masuk rumah sakit?" Tanya Nayeon.

"Temen gue. Kepalanya dipukul Nay, besok bisa temenin jenguk?"

"Boleh San. Besok lo jemput gue ya" Kata Nayeon sambil tersenyum.

Pintu apartemen  Sana terbuka menampilkan sesosok laki laki yang kelihatan mabuk lalu mendekat ke arah Sana.

"Hai sayang? Apa kabar?"

🌫️

Kalo kamu baca ini, aku cantik.

 she | ✔️Where stories live. Discover now