HD • 18

15.1K 1.7K 64
                                    

"Selamat pagi sayang nya Mas."

Aku tersenyum dengan mata yang sesekali masih terpejam ketika sapaan rutin pagi hari dari Arjuna mengalun lembut di telingaku. Aku merangsek, seolah enggan meninggalkan kehangatan yang ditawarkan oleh tubuh liat tempat peraduanku.

Jemariku mengusap naik turun dada bidang Arjuna yang ditumbuhi bulu halus. "Jam berapa Mas?" tanyaku serak.

"Masih jam lima tiga puluh. Kok kebangun hm?"

Aku mendesah senang saat jemari Arjuna mengusap lembut punggung telanjangku. Jangan tanya kenapa aku bisa telanjang di pagi buta seperti ini. Salahkan saja Arjuna yang tengah malam tadi tiba-tiba menelanjangiku selepas kesembuhan lenganku yang cedera pasca kecelakaan beberapa bulan yang lalu.

"Tangan Mas nakal soalnya. Mampir kemana-mana."

Si tersangka bukannya merasa bersalah justru terkekeh senang ketika mendengar alasanku terbangun pagi ini.

"Jangan salahin Mas kalo tangan ini piknik ke mana-mana. Habisnya kamu menggiurkan banget sih." godanya sambil mengesun area squishy ku.

"Dasar emang Mas nya aja yang nggak bisa nahan nafsu." godaku balik dengan sengaja menyenggol morning wood nya yang sekeras baja. Ia mengerang kesal karena tahu niat balas dendamku padanya.

"Jangan berani nya cuma senggol bacok dong sayang. Dimanjain kek." sungutnya kesal karena aku hanya berani memancing nafsu pagi nya tanpa memberi pelayanan plus plus.

Aku mengulet dan mendudukkan diri di atas ranjang. Menatap gemas suamiku yang ngambek hanya karena insiden senggol-senggolan baru saja.

"Jangan ngambek dong Mas. Inget kan pagi ini kamu mulai ngajar lagi di kampus daerah Thamrin itu? Semangat dong. Nanti pulang nya aku kasih hadiah deh. Gimana?"

Awalnya ia tidak bergeming, hanya melirikku sesaat lalu melengos lagi. "Hadiah? Mas nggak butuh hadiah!" ketusnya.

Aku terkekeh tanpa suara. Perlahan, aku merangsek untuk menduduki bagian perutnya yang kurasa tak pernah ada lemak berlebih di sana. Kukecupi rahang nya yang terasa kasar karena belum bercukur. Menatap nya sensual, berharap acara ngambek suamiku tidak berlangsung lama.

"Beneran nih? Nanti malem padahal aku pengen jadi kucing lho Mas. Yang pake bando terus ada buntut nya itu. Yang kemarin kamu beliin buat aku."

Aku nyaris memekik ketika dengan cepat suamiku mendudukkan diri, tak lupa memeluk pinggangku erat. "Beneran?" tanya nya serius.

Kuteguk ludahku payah ketika melihat raut gelap di wajah Arjuna. Matanya seolah ingin menerkamku saat ini juga jika tak ingat kalau pagi ini ia akan mengajar kembali di sebuah universitas.

Kuanggukkan pelan kepalaku. Menatapnya yang masih merajam area wajahku lewat tatapnya. "I-Iya Mas. Tapi kalo Mas nggak mau, aku bisa..."

Aku menjerit saat tubuhku sudah berada di bawah kukungannya. Napas nya menggeram berat dengan suara serak pertanda gairah. Hidungnya mengendus seluruh wajahku dan sesekali meninggalkan jejak basah liurnya. "Nggak ada kata capek buat main kucing sama kamu, kitty cat." bisiknya sensual.

Kalau kalian mau tau, jantungku rasa nya sudah dagdigdug tidak karuan di dalam sana. Suamiku ini sedikit punya kelebihan hasrat jika sudah bermain dengan mainannya. Kadang, aku bahkan sampai tidak kuat berdiri jika tidak di papah olehnya selepas kami melakukan sesi penuh peluh tersebut.

"Makanya, Mas jangan ngambek lagi ya? Aku sedih kalo Mas ngambek ke aku."

Senyum lembut Arjuna pun terbit di antara wajah penuh nafsu nya. Ia menggesekkan kedua ujung hidung kami sebelum berakhir dengan memainkan lembut kedua belah bibirku.

"Mas nggak akan mungkin bisa ngambek lama-lama sama kamu. Kamu itu sumber kebahagiaannya Mas."

Aku mencebik. "Tapi nyatanya barusan Mas tetep ngambek ke aku."

Arjuna mendekapku lalu menggulingkan badan, hingga kini posisi ku berada di atas tubuhnya. "Mas cuma pengen liat kamu mohon-mohon aja sama Mas. Gemesin banget sih." kekehnya tanpa dosa. Aku hanya bisa menatap nya datar.

Sudahlah. Nanti kalau aku marah lagi, yang ada malah tambah panjang urusannya.

"Mas, aku punya resep baru deh bikin tahu homemade. Mau nggak aku buatin pagi ini?" tawarku mencoba mengalihkan topik.

"Oh ya? Jelas mau dong sayang. Pasti enak banget deh." jawabnya antusias. Arjuna memang selalu menyukai apapun yang kumasak untuknya. Tak lupa juga ucapan terima kasih serta kecupan sayang nya tiap kali aku selesai memasak. Perlakuan sederhana seperti itu selalu bisa membuatku terharu karena merasa dihargai jerih payah yang kulakukan oleh suamiku.

"Yaudah siap-siap dulu yuk Mas. Aku siapin baju sama air panas dulu buat kamu."

🔰🔰🔰

Seriusan, aku ngetik ini sambil gorengin lele buat bikin menu makan siang, pecel lele😂😂😂 maafin kalo rada aneh ya dear🙏🙏

10 September 2020.

Hello DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang