Ia melihat kupu-kupu sedang melintasi disekitarnya, ia tersenyum melihat kupu-kupu tersebut.
"Kalo aku dikasih pilihan, aku ingin menjadi kupu-kupu. Terbang bebas tanpa ada beban." gumamnya seraya menikmati semilir angin.
Ia merebahkan tubuhnya diatas rerumputan yang sangat rapi itu. Ia menatap langit yang sangat cerah, sampai pada akhirnya sesuatu mengenai dirinya. Umm.. Sepertinya benda itu berbentuk bulat, ternyata benar yang mengenainya itu bola. Tapi, ia bingung dari mana datangnya bola itu?. Ia terus mencari dan sampai akhirnya ia terdiam akibat suara yang berasal dari arah belakang, ia menoleh dan tidak mendapati siapa siapa. Tapi... Tunggu sebentar. Sepertinya ada suara tawa yang begitu ramai, ia pun menoleh. Ternyata sumber suara itu berasal dari atas gedung sekolahnya. Ramai sekali orang yang melihat dirinya sekaligus menertawai dirinya. Ia sadar, ini sudah jam istirahat, lantas ia membuang asal bola tersebut dan belari menuju kantin.
Kantin saat ini ramai sekali, sehingga ia tak Menemukan meja yang kosong membuat gadis itu terpaksa makan di kelas. Ketika ia mengantri dan membawa makanan yang sudah ia pesan. Seseorang menabrak dirinya, membuat seragam yang ia kenakan basah.
"Upsss, gak sengaja." ucap seseorang didepannya.
Ia mendongakkan kepala-nya, ternyata itu Resila—orang yang selalu mem-bully-nya. Ia menaruh makanan di atas meja, dan mulai membersihkan bajunya menggunakan tissue .
"Ah elah, kaga usah di bersihin. Lagian lo cocok kok kalo bajunya kotor gitu, tambah cantik aja." kekeh Resila dan ia pun pergi dari hadapannya. Ia tak perduli dengan makanan yang ia taruh di atas meja, moodnya sudah hancur.
Gadis itu memilih berlari menuju toilet. Sesampai di toilet. Gadis itu berdiri di depan cermin toilet seraya menatap pantulan dirinya di kaca toilet.
Gadis itu refleks menoleh ketika bel berbunyi yang berarti istirahat telah habis. Kini Renatta masih berada di dalam toilet seraya membersihkan noda yang ada di baju nya menggunakan air.
"Yahh.. Kok enggak mau hilang sih. Gimana ya?" ia bermonolog sendiri di depan cermin.
"Yaudah deh, gini aja agak mendingan." gadis itu tersenyum sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Keadaannya sangat tidak baik sekarang, wajah yang pucat dan tubuh yang sedikit kurus.
Ia langsung bergegas keluar dari toilet tersebut menuju kelasnya. Ketika ia berada di koridor sekolah, ia melihat ada seseorang yang sedang bermain basket sendirian. Gadis itu menatap sosok laki - laki di sana yang sedang memainkan bola basketnya.
Ia telah lama mengagumi sosok laki - laki itu.
Laki - laki itulah yang membuat ia menjadi semangat untuk bersekolah. Sedikit lama menatap orang itu dari kejauhan, ia sadar bahwa dirinya harus cepat masuk kelas.
🐼
Bel pulang pun berbunyi. Gadis berambut ke-coklatan itu membereskan semua buku - bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia sudah sangat tidak sabar untuk pulang dan beristirahat karena tubuhnya sangat lelah.
Gadis itu beranjak dari tempat duduknya. Melangkahkan kakinya menuju keluar kelas. Ketika gadis itu sudah keluar dari pintu kelas. Seseorang menghentikan langkahnya.
"Eitsss lo mau kemana?" cegah Resila saat ia keluar dari kelas.
"Mau pulang."
YOU ARE READING
I'M BROKEN [ REVISI ]
Teen Fiction"Apakah aku enggak boleh bahagia? Setiap aku ingin bahagia, pasti ada aja yang menghancurkan kebahagiaanku," Renatta Verlion "Lo harus bahagia, lo enggak boleh sedih. Tenang, ada gue disini. Bahu gue siap buat jadi sandaran ketika lo rapuh, telinga...
C H A P T E R 1
Start from the beginning
![I'M BROKEN [ REVISI ]](https://img.wattpad.com/cover/240238183-64-k865627.jpg)