7

5.2K 738 61
                                    

Tak seperti yang dia bayangkan. Sehabis bercinta ia akan berpelukan mesra dengan suaminya... Ternyata tidak. Kanos malah tidur membelakangi dirinya. Setidaknya, Utami berpikir Kanos tidur.

Sementara Kanos sendiri belum tidur. Ia berbaring membelakangi Utami. Ada rasa bersalah karena pada akhirnya ia tergoda dengan Utami. Padahal beberapa bulan ini ia sanggup menahan diri, dan mengabaikan Utami. Tapi malam ini ia akhirnya gagal.

Dahlina membuatnya kesal. Istrinya itu terus meminta agar ia menyentuh Utami, agar mereka memiliki anak. Dahlina tidak sadar apa artinya perempuan kedua bagi seorang lelaki.

Perempuan Kedua bisa jadi sekedar tempat buang sperma, namun bisa juga jadi Boomerang bagi istri pertama apalagi jika mulai main hati.

Tidak ada alasan untuk tak jatuh hati pada Utami. Dia juga cuma lelaki biasa, yang bisa luluh karena senyuman dan rayuan wanita lain, terlebih wanita yang sudah menjadi miliknya.

Entah berapa lama Kanos dan Utami bermain dengan pikiran masing-masing hingga keduanya terlelap.

---

Utami bangun pagi sekali dan memasak sarapan setelah mandi wajib. Kanos datang ke meja makan lalu mereka sarapan dalam diam.

Pagi ini, Utami tampak rapi dan cantik dengan pakaian setelan yang ia kenakan. Wajahnya juga di poles dengan make up juga warna bibir merah yang menurut Kanos terlalu menyala padahal Utami memakainya karena lagi ngetrend sih.

"Kamu ngajar?"

"Ah, iya mas. Mas mau nambah nasi nya?"

"Nggak."

-hening-

"Kamu pulang jam berapa?"

"Mas pulang jam berapa?"

Keduanya melemparkan pertanyaan bersamaan.

"Mas pulang sore."

"Aku pulang siang."

Lagi, keduanya berucap bersamaan yang di akhiri senyum.

"Mas mau dimasakin apa nanti malam?"

"Nggak usah. Ada undangan rekan kerja yang menikah. Mas mau ke acara itu sehabis pulang kerja." Ucap Kanos.

"Sama kak Dahlina ya?" Tanya Utami meskipun sudah tahu jawabannya.

Kanos menenggak minumannya. "Kenapa? Kamu mau ikut?"

Haruskah Utami bilang IYA? Entah kenapa rasa ingin diakui dihadapan teman atau kenalan Kanos muncul begitu saja. Dia sepertinya sudah semakin lancang sekarang.

Utami hanya menunduk, tak berani menyuarakan isi hatinya. Sementara Kanos menyelesaikan sarapannya. Melihat wajah muram Utami ia tak nyaman lalu memilih segera berangkat.

"Sebentar Mas." Panggil Utami lalu seperti biasa ia mengambil tangan Kanos dan mencium punggung tangannya.

---

Kanos bekerja tetapi tidak fokus. Pikirannya terus melayang pada Utami. Tubuh indah Utami, wajahnya yang penuh peluh akibat bercinta. Memikirkan Utami sejak pagi membuatnya menegang tanpa kompromi.

Ia tidak pernah memikirkan Dahlina seperti sekarang ini ia memikirkan Utami dan sialnya setan kecil dalam dirinya terus menggoda.

"Makan siang dulu Pak. Bapak mau makan di luar atau pulang makan masakan istri?" Tanya seorang bawahannya. Tiba-tiba ia teringat Utami lagi.

Segera ia ambil ponselnya.

"Halo, assalamualaikum?" Sapa Utami di seberang sana.

"Mas?" Tanya Utami karena tak ada jawaban dari Kanos.

Perempuan Ke DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang