24 ; HEESEUNG'S YOUNGER BROTHER

13.8K 4.6K 2.2K
                                    

"Daniel?!"

Semuanya terkejut, terutama bagi oknum bernama Park Sunghoon. Orang yang ia bunuh secara tak sengaja... masih hidup?

"Ohohoho, kalian kaget, ya? Cieee, aku sengaja sembunyi karena aku yakin Pak Sing bakal paksa aku terus menerus untuk kasih tau wilayah IERE. Tapi ternyata, kamu gunain cara licik dengan cara mengendalikan Kak Sunghoon dan membunuhku. Aku ini Daniel, aku ini punya segala cara untuk bohongin orang."

Nicholas melirik Euijoo yang diam saja, seperti ingin menangis melihat Daniel ada disini. Iya, sedekat itu Daniel dengan Euijoo, sampai tidak ada siapapun yang bisa memisahkan mereka dulu...

"K-kamu adikku? Adik kandungku?" Tanya Jay terbata-bata.

"Iya, aku juga baru tau tadi dari nenek. Kak Heeseung juga baru tau, bahkan dia juga punya adik kandung."

"Serius?!"

Kalau kalian lupa nih. Heeseung dan Jay itu kakak adik namun berbeda ibu. Ayah mereka menikahi ibu Heeseung dan melahirkan dua anak, tapi Heeseung tidak tahu kalau dia punya adik karena sejak kecil dia tinggal bersama nenek.

Lalu, ibunya Heeseung dikabarkan meninggal karena sakit, padahal ibunya meninggal karena melahirkan adiknya. Ayahnya tutup mulut, membesarkan anak itu sendirian di wilayah Ice.

Nah, setelah anak itu tidak ada, barulah dia menikahi ibunya Jay, saat itu umur Jay baru sepuluh tahun. Dia dibawa untuk bertemu Heeseung dan tinggal bersama di rumah nenek. Namun tak lama, dia mendengar kabar kalau ayah dan ibu mereka tiada karena kecelakaan, dimana saat itu sang ayah kabur membawa adik Jay yang berusia enam tahun.

Dan sekarang, mereka bertemu kembali, di tempat nenek mereka tinggal, di tanah kelahiran mereka. Oh ya, ngomong-ngomong wajah Heeseung itu mirip ibunya, kalau Jay dan Daniel juga adiknya Heeseung mirip dengan ayah mereka.

"K-kamu beneran adikku?"

"Ish, aku jadi adiknya Kak Euijoo aja deh kalau kamu tanya terus."

"Jangan dong! Aku gak bakal biarin kamu pergi lagi!" Seru Jay lalu merengkuh Daniel, memeluknya erat menyalurkan rasa rindunya yang mendalam.

"Udah reuniannya?" Tanya Pak Sing malas melihat pemandangan membosankan itu.

"Kalian mundur, saya akan menyelesaikan urusan saya dengan ayah," perintah Sunghoon, mengeluarkan satu pedang es lagi.

"Woah, sekarang kamu berpihak ke mereka?"

"Kalau saya dipihak Anda, itu tandanya saya sudah gila," jawab Sunghoon dengan pedasnya.

Jake reflek menahan tawanya, ular esnya pun tersenyum seperti ingin tertawa juga. Ya ampun, perkataan Sunghoon menusuk sekali.

"Banyak bicara, serang!!!"

"Kak Jay, ayo ikut aku sekarang," ajak Daniel tanpa membuang waktu lagi.

Mereka berdua segera meninggalkan yang lain menuju ke dalam rumah untuk menemui Heeseung. Aneh, kenapa dia tidak keluar dari sana? Padahal jelas-jelas ada bahaya, Heeseung sedang apa?

"Hei, kalian berdua awas!"





CTAK!





CTAK!





Dinding es berdiri kokoh di belakang mereka, melindungi mereka dari serangan es para anak buah Pak Sing. Sunghoon dan Nicholas mengangguk bersamaan setelah melihat Jay dan Daniel masuk ke dalam.

Ini saatnya menggunakan kekuatan mereka seperti dulu. Nicholas akan menyalurkan kekuatan waktunya pada Sunghoon agar bisa bergerak cepat, dan Sunghoon akan mengalahkan mereka dalam sekali serangan pedang.

Keren banget tolong T_T

















































"Kak Heeseung! Kamu gak apa-apa, kan?!" Jay panik melihat Heeseung bersimpuh di lantai dengan ekspresi syok.

"Nenek... mayat nenek berubah jadi kelopak-kelopak bunga ini."

"Aku tau kamu sedih, aku juga sama. Tapi situasi sekarang sangat gak aman untuk kita, orang-orang organisasi-"

"Aku tau."

"Kalau kamu tau kenapa kamu gak keluar?!" Tanya Daniel dengan suara kerasnya.

"Aku butuh waktu."

"Untuk terima kenyataan kalau nenek udah meninggal? Oke, aku ngerti. Kalau gitu-"

"Bukan, bukan itu."

"Terus apa hah?!"

"Hoi, santai sedikit bisa kan?! Suasana lagi berduka malah ngegas begitu, kamu ini ya," omel Jay sambil menggeplak pundak Daniel dengan keras.

"Aku butuh waktu untuk berpikir."

"Disaat begini kamu bisa mikir? Aku baru tau."

"Daniel, siapa yang ngajarin kamu ngomong begitu, hah?!"

"Kak Seon, kenapa memangnya?!"

"Aduh, gak tau ah! Kak Heeseung, ayo keluar sekarang!" Ajak Jay memilih mengabaikan Daniel dan mengangkat paksa Heeseung agar berdiri.

"Aku gak yakin..."

"Loh, kenapa?"

Heeseung menatap kedua adiknya dengan sendu. "Maaf, selama ini aku bohong."

"Kamu ngomong apa sih?! Ayo keluar se-"

"Aku punya kekuatan sama kayak kalian, tapi aku gak pernah pakai lagi semenjak ayah tinggalin aku di rumah nenek. Aku gak bisa keluar, si pembunuh raja pasti jadiin aku target utamanya."

"Aku udah tau."

Heeseung langsung blank.

"Aku pernah lihat kamu bikin es buah pakai es buatan kamu. Tapi aku pura-pura gak tau," lanjut Jay santai.

"Kok malah lama-lama disini, sih?!" Sela Daniel emosi. "Kita harus bantu yang lain, dan Kak Heeseung, ayo ketemu adikmu sekarang!"

Heeseung semakin ngeblank. "Adikku... ada disini?"

"Iyaaa! Udah ah, ayo keluar sekarang!"

Daniel pun menarik tangan kedua kakaknya keluar dari rumah. Di luar benar-benar terjadi pertarungan sengit.

Sunghoon dan Nicholas bekerja sama, Euijoo membantu mereka dari belakang untuk mengendalikan es mereka agar tidak goyah karena terus menerus diserang.

Sunghoon meloncat tinggi, menghunuskan pedangnya ke dada salah satu anggota organisasi yang hendak menyerang Euijoo. Nicholas kembali mempercepat waktu bergerak Sunghoon, diiringi dengan es-es kecil yang tajam untuk melindunginya.

Jake berada di antara mereka, fokus mengendalikan ular es birunya untuk menghalau serangan dari arah belakang. Rambut putih dan birunya terlihat mencolok, agak terang ketika ia menggunakan kekuatannya.

Pemandangan itu sungguh luar biasa.

Di sisi lain, Jungwon bertarung sendirian menggunakan pedang es beraliran listriknya, menghalangi orang-orang organisasi yang hendak menuju tempat Sunoo, Niki, dan Jaeho berada.

Daniel pun menepuk pundak Heeseung, kemudian menunjuk Jungwon sambil tersenyum.

"Nah, yang itu namanya Jungwon. Keren banget, kan? Kekuatan listrik, kekuatan yang sama kayak punya kakek."

"Iya..." Heeseung menggantung ucapannya. Sesaat ia sadar, lalu menatap Daniel dengan kedua matanya yang membulat sempurna. "Tunggu sebentar, maksud kamu..."

Daniel mengangguk. "Iya, Jungwon itu adik kandung kamu, Kak Heeseung."

IERE | I-LAND ✓Where stories live. Discover now