Chapter 20

1.7K 59 6
                                    

Dia mengeluarkan sebatang rokok dari kantongnya dan menyalakannya dengan api, menghisapnya lalu menghembuskan asapnya hingga aroma tobako tercium di seluruh ruangan. Ia memandangi pantulan dirinya sendiri dari cermin raksasa yang berada di hadapannya. Wanita itu terlihat cantik, rambut hitam bergelombangnya jatuh tepat dibawah dadanya, rambutnya digeser sepenuhnya ke samping, mata coklat berbentuk almond khas Amerika Selatannya ditebalkan dengan garis eyeliner warna hitam yang cukup tebal di bagian atas dan bawah garis matanya. Tulang pipinya yang prominen natural tanpa kontur terlihat gelap sebelah karena penerangan ruangan yang tidak seimbang. Bibir merahnya membentuk sebuah senyuman kecil.

Ketika ia memandang dirinya sendiri di cermin, ia melihat seseorang yang benar – benar berbeda dari dirinya yang dulu. Hanya beberapa tahun yang lalu, ia adalah seorang pekerja restoran yang miskin, berusaha untuk mendapatkan sedikit uang untuk membayar kehidupannya sehari – hari, terkadang ketika ia tidak mendapatkan cukup ia harus meminjam dari bank atau beberapa kenalannya yang memberikan bunga yang cukup besar dan siklus itu mulai kembali. Sebuah kehidupan yang menyedihkan. hingga ia bertemu pria itu dan menghabiskan satu tahun terindah bersamanya. Satu tahun yang singkat namun mengubah hidupnya untuk selamanya.

Beberapa tahun sudah berlalu sejak terakhir kali ia bertemu dengan pria itu namun bekas yang ditinggalkannya tidak pernah meninggalkannya. Banyak hal yang dia alami sejak pria itu meninggalkannya namun dalam hatinya ia tidak pernah benar – benar melupakannya dan saat itu ia sudah berada di posisi dimana ia sudah nyaman dan bisa berdiri dengan kedua kakinya sendiri. Saat itu, hanya ada satu hal yang ingin ia lakukan, ia ingin menemui pria itu lagi.

Pria itu memulai segalanya, ia masih tidak bisa melupakannya dan ia ingin bertemu lagi dengannya. Untungnya, ia sudah bisa menyewa seorang private investigator yang mencari tahu tentang keberadaan pria itu. Setelah menunggu selama seminggu, ia berhasil mendapatkan semua informasi yang ia inginkan.

Saat itu ia hanya perlu memesan tiket pesawat untuk menemuinya di Amerika. Ia sudah tidak sabar untuk berkunjung ke negara yang selalu diimpikan oleh dirinya sejak ia memiliki kesadaran sosial politik.

Tetapi yang paling utama adalah, ia ingin menemui pria itu lagi. Ia merindukan apa yang mereka berdua pernah miliki.­­­ Setelah bertahun – tahun tentu saja banyak hal yang akan berubah, tetapi tetap saja, ia ingin menemuinya.

Ia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju ke balkon apartemennya di Ibiza, apartemen yang diberikan kepadanya oleh seorang pengusaha kaya di sana. Namun tidak peduli berapa banyak pengusaha kaya yang sudah jalan bersamanya, tidak ada yang bisa menggantikan pria itu dihatinya, ia masih menginginkannya.

Ketika ia baru saja memikirkan rencana nya, ia mendengar suara handphonenya bordering dan disana ia menemukan nama seorang pria yang sedang berusaha mendekatinya terpasang di sana. Ia menggelengkan kepalanya dan memutar matanya, ia tidak mengerti kenapa pria itu selalu berusaha untuk mengganggunya ketika ia sudah jelas – jelas memberitahu pria itu untuk jangan pernah mengganggunya lagi.

Sialnya pria itu sangat keras kepala, ia bisa meneleponnya sekitar lima hingga delapan kali sehari dan setiap kalia pria itu meneleponnya, ia selalu mematikannya namun terkadang karena sudah tidak tahan lagi, ia mengangkatnya juga.

"Apa maumu, Jorge?" tanyanya dengan nada ketus.

"Lola, kumohon, bertemulah denganku, aku membutuhkanmu." Kata pria itu dengan nada memelas, beberapa tahun yang lalu ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan mendengar seorang pria mengatakan hal itu. Banyak hal yang telah berubah, dulu ia bisa saja menerima tawaran semacam itu tanpa berpikir dua kali, namun saat itu ia sudah memiliki pilihan, ia tidak perlu lakukan hal semacam itu lagi. Jadi tawaran apapun yang diberikan pria itu saat itu bukanlah sesuatu yang menggiurkan baginya lagi.

"Sudah berapa kali aku katakana Jorge, aku tidak butuh lagi uangmu atau semacamnya, cari saja wanita lain, aku sudah tidak ingin memiliki hubungan apapun denganmu." Balasnya dengan nada kesal karena pria itu selalu saja mengganggunya.

"Lola, tolonglah, aku mohon, aku ingin bertemu denganmu. Aku mencintaimu Lola, tidak ada yang bisa menggantikanmu di hatiku, Senorita ku, tolonglah. Aku membutuhkanmu, kau tahu aku tidak bisa mencintai yang lain, tidak setelah aku mengenal dirimu, Lola." Wanita itu menjadi semakin kesal mendengar permohonan dan rengekan pria yang delapan tahun lebih tua darinya itu. Tanpa membalas apapun, ia mematikan teleponnya dan memblokir nomor pria itu, kemudian ia berjalan kembali ke tempat tidurnya dan menyalakan laptopnya. Sambil duduk di Kasur, ia mencari – cari tiket pesawat untuk penerbangan Ibiza – New York, yang tidak memakan terlalu banyak waktu karena ia bisa dengan mudah memesan tiket penerbangan kelas bisnis. Lima belas menit kemudian, tanggal penerbangannya sudah ditentukan. Saat itu yang perlu dilakukannya hanyalah bersiap – siap dan sebentar lagi ia akan bertemu dengannya.

Setelah semua urusannya selesai, ia meletakan laptopnya dan kembali berjalan ke tempat tidur, sambil memakai piyama satinnya dan membaringkan dirinya sendiri di ranjang. Ia menutup matanya lalu membayangkan pria itu.

Dia tertarik terhadapannya sejak pria itu pertama kali masuk ke restoran tempatnya bekerja, tadinya ia tidak pernah berpikir bahwa ia akan memiliki hubungan yang cukup panjang dengan pria itu dan ia tidak mengharapkan apa – apa juga darinya. Namun pria itu memberikannya nomor HP nya dan memintanya untuk menemuinya setelah shift kerjanya selesai. Tadinya Lola berpikir bahwa semua itu hanyalah lelucon konyol, tetapi ia berpikir tidak ada salahnya jika ia menemui pria itu.

Jadi setelah ia selesai bekerja malam itu, ia menemuinya di dekat restoran dan ternyata ia memang berada di sana. Tidak membutuhkan waktu lama sebelum mereka berdua berakhir di sebuah hotel. Ia masih ingat perasaan yang ia alami malam itu, bisa dikatakan itu adalah salah satu malam paling indah yang pernah ia alami.

Pria itu masih menghubunginya beberapa kali setelah malam itu, ia mengajaknya ke beberapa tempat yang tidak bisa wanita itu akses sebelumnya, ia membuka pintu ke sebuah dunia baru yang sebelumnya tidak pernah ia pikir dapat ia sentuh.

Lola tidak pernah merasa sesenang itu dibandingkan ketika ia masih bersamanya, untuk sesaat ia lupa bahwa semua kisah pasti memiliki akhir. Hingga akhirnya realita kembali merasuki kehidupannya. Secepat ia datang, secepat itu juga ia pergi.

Pria itu datang di kehidupannya bagai sebuah mimpi, hingga akhirnya ia terbangun dari mimpi itu. Ketika ia berusaha untuk mencarinya, pria itu menghilang tanpa jejak. Sejak saat itu Lola hidup dari sisa – sisa yang ditinggalkan oleh pria itu, berusaha untuk membuat hidupnya menjadi jauh lebih baik, hingga ia dapat menjadi dirinya saat itu, namun tidak ada yang dapat menggantikan pria itu dalam kehidupannya, sekarang, yang ia inginkan hanyalah bisa bertemu dengannya kembali.

Dalam keheningan malam, bayangan pria itu kembali muncul di pikirannya, ia tersenyum lalu memanggil nama pria itu dalam bayangannya.

Dante...

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang