"Aku ingin tidur, bangunkan aku jam sembilan," pinta Doyoung berdiri dari kursi karena merasa tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.

"Loh bukannya mau konsul ke Prof. Min, kan?" ingat Jere pada Doyoung yang berhenti di ambang pintu. "Aku mau ikut, tapi habis itu antar aku ke rumah."

Sepertinya Jere menganggu niat Doyoung untuk tidur kembali. Terbukti Doyoung yang berjalan menuju kamar mandi bukannya kembali ke kamar untuk tidur.

Jere tahu laki-laki itu belum tidur sejak semalam. Mengerjakan permintaan klien dari ketua tim yang dikirim kepada Doyoung. Pasti sangat sulit, terlebih membagi waktu dengan mengerjakan tugas akhir.

Saat Jere membereskan cangkir yang mereka berdua gunakan. Sekilas melihat Doyoung yang berlari menuju kamarnya hanya menggunakan celana pendeknya tadi tanpa mengenakan kaos.

"Re, buruan. Kita ambil subway set 10 loh ya," teriak Doyoung dari kamar yang terkunci rapat.

Tentu saja Jere tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini. Lagipula masih ada dua setengah jam lagi.

^_^

Tangan Jere dan Doyoung masing-masing memegang roti lapis yang ia beli di jalan. Mereka belum sarapan, karena merasa terburu-buru.

Tapi percuma saja mereka berjalan cepat dari apartemen menuju World Trade Center Seoul untuk naik Subway. Ia mereka tetap berangkat pukul setengah sepuluh. Padahal mereka sudah menunggu dari 10 menit yang lalu, tepat setelah subway sebelumnya berangkat.

"Emh, aku lupa memberitahumu." Jere meletakkan minumannya di antaranya dengan Doyoung. "Kak Baekhyun akan datang nanti malam."

Mendengar apa yang diucapkan oleh Jere, Doyoung segera menghabiskan roti lapisnya yang tersisa sedikit. Kemudian merebut minuman Jere untuk ia minum.

"Serius?" tanya Doyoung yang dijawab anggukan oleh Jere. "Kenapa tidak bilang dari tadi."

"Lupa," jawab Jere santai seraya membersihkan makanan dan minuman yang telah habis. Termasuk milik Doyoung.

Subway datang dari arah kanan, tepat saat Jere berada di depan tempat sampah. Doyoung yang sadar akan itu, segera menarik Jere untuk mendekat. Walau tidak terlalu ramai bila dibandingkan pagi tadi, tetap saja akan membuat Jere kesulitan bila tidak berdiri di tempat yang tepat.

Doyoung mendorong pelan Jere agar duduk di bangku yang tersisa. Sedangkan dirinya berdiri tepat di depan Jere.

"Duduk di sana, Do. Masih kosong," tunjuk Jere pada bangku yang berada di ujung. Namun Doyoung hanya menggeleng pelan.

Mata Jere mengamati laki-laki yang berada di umur yang sama dengannya ini. Sedangkan orang tersebut menatap keluar jendela.

"Letakkan tasmu di sini," pinta Jere seraya menepuk pahanya.

Seakan paham dengan apa yang dikatakan oleh Jere, Doyoung melepaskan tas ransel hitamnya ke pangkuan Jere. Namun mata Doyoung kembali menatap keluar, entah sedang memikirkan apa.

Mata Doyoung menyiratkan dia tengah merasa lelah. Tentu saja. Doyoung pasti begadang tiap malam entah mengerjakan projek klien dan mengerjakan tugas atau hanya bermain game.

A Song Written Easily 🎶Where stories live. Discover now