Part 6

175 27 0
                                    

Keesok harinya Donghyun sudah kembali, nangkring di depan restoran. Pagi-pagi seperti hari yang lalu. Eunbi juga ikut kaget saat melihat Donghyun yang sudah stay di depan restorannya.

"Pagi kak Eunbi," sapa Donghyun dengan ramah

"Pagi Donghyunie, pagi banget kesininya. Joochan lagi ke supermarket sebentar, ayo masuk dulu. Kamu tunggu di dalam aja," ajak Eunbi. Ia lalu membuka satu persatu jendela restorannya. Sedangkan Donghyun ikut membantu menurunkan bangku-bangku yang ditumpuk diatas meja.

"Kalian mau pergi jalan-jalan ya?" Tanya Eunbi yang dibalas anggukan sama Donghyun. "Semalam Joochan sudah bilang kok sama saya, kalau kalian mau pergi bareng. Kakak minta hati-hati ya. Kalau ada apa-apa segera hubungin kakak atau Jibeom," pesan Eunbi

"Iya kak," jawab Donghyun

"Oh iya, kamu berapa lama di Milan ini?" Tanya Eunbi

"Belum tahu, "

"Bukannya apa, apa tidak semakin mahal biaya hotel kamu, apalagi itu juga hotel mahal loh di Milan ini. Kalau masih lama disini, kamu bisa menginap di apartemennya Jibeom masih ada satu kamar kosong disana. Daripada nginap di hotel kan?" ucap Eunbi

"Aku pikirkan dulu deh, kak. Soal hotel sebenarnya itu yang biayain juga masih Jaehyun kak," jawab Donghyun

"Baiklah kalau gitu, kalau ada apa-apa jangan sungkan buat minta bantuan kami ya,"

"Iya kak, terima kasih banyak tawarannya,"

Setelah itu Joochan datang, lagi iya melihat raut wajah bahagia seorang Kim Donghyun yang kembali senyum-senyum gak jelas melihat Joochan. Joochan cuma melengos mengalihkan pandangannya berusaha agar tidak melihat wajah imut Donghyun. Malam sebelumnya, Joochan dan Donghyun membuat taruhan pas makan malam di restoran kemarin.

Donghyun menantang Joochan buat mencoba memindahkan permen coklat ke wadah lain menggunakan sumpit. Kalau Joochan kalah, Joochan harus mengajak Donghyun jalan-jalan keliling Italy, sedangkan kalau Donghyun kalah, Donghyun gak boleh ngikutin Joochan lagi. Dan yang kalah adalah Joochan. Jadi Joochanlah harus mengajak Donghyun berkeliling Italy.

"Apa tidak berat bawa Jupiter terus?" Tanya Donghyun yang dibalas gelengan dari Joochan. Donghyun sendiri tidak tahu, Joochan akan mengajak keman, karena sedari tadi cuma mengikuti langkah Joochan pergi.

Tempat pertama yang di kunjungi oleh Donghyun dan Joochan adalah kota Venesia, iyups siapa yang tidak tahu dengan kota air itu. Joochan sangat tahu pasti Donghyun ingin sekali datang ke kota Venesia ini, terlihat ia sangat antusias sekali saat saat Joochan memberi tahu kalau mereka akan pergi kesana.

Sampai di pinggiran sungai, Joochan segera menghapiri salah satu Godolier, yang sudah sangat akrab sekali dengan Joochan. Godolier tersebut bernama Mike, sangat bahagia sekali melihat kedatangan Joochan. Mike yang sudah sangat hafal sekali dengan Joochan, ia dengan sabarnya menantikan setiap Joochan menyelesaikan tulisannya di buku notenya.

Setelah berbincang sebentar, mereka pun segera menaiki Gondolanya. Mike yang tersenyum melihat Donghyun dan Joochan yang terlihat sangat bersemangat. Selama perjalan mengelilingi kota air Venesia, Joochan memainkan Jupiternya, membuat Mike ikut terbawa suasana dengan permainan Joochan. Inilah yang selalu yang dinantikan oleh Mike, setiap kali Joochan datang yaitu mendengarkan permainan music biola Joochan, sedangkan Donghyun, seperti biasa ia tidak berkedip setiap kali meliha da mendengarkan permainan biolanya Joochan.

Permainan selesai, setelah perjalanan mengelilingi kota Venesia berakhir, Mike tak henti-hentinya memuji permainan biola Joochan, ia menyebut kalau Joochan adalah musisi yang sangat berbakat, mungkin akan setara dengan Paganini sang legendaris biola.

"Permainan biolamu semakin baik, astaga air mataku selalu keluar setiap kali mendengar suara biola kamu, Joochan. Lagu itu selalu membuatku menangis," ucap Donghyun yang berjalan sambil mengusap wajahnya. Sedangkan Joochan hanya terdiam, kembali terbayang masa lalunya

"Astaga Hong Joochan, bagaimana bisa air mataku keluar mendengar permainan biola kamu, lagu itu juga sangat menyedihkan"ucap seseoranng

Melihat Joochan yang melamun, Donghyun segera menyadarkan Joochan. Sangking terkejutnya Joochan sampai menampis tangan Donghyun, lalu berlalu begitu saja. Donghyun yang kaget dengan perlakuan Joochan baru saja hanya bisa diam bingung.

Selanjutnya Joochan mengajak Donghyun menuju ke salah satu jembatan ikonis dan tertua di Venesia, yaitu jembatan Rialto Bridge. Memasuki kawasan dengan jalan-jalan sempit yang dipadati pertokoan. Di wilayah ini juga dipadati pertokoan yang menjual barang-barang branded internasional.

Jalan-jalan kecil di Rialto Bridge seperti labirin dengan berbagai cabang jalan yang bisa dipilih. Jika salah arah, bisa saja sampai di lorong yang semakin mengecil dan ternyata buntu. Untung Joochan yang sudah sangat hafal sekali dengan jalanan di dekat jembatan ini. Untuk memastikan Donghyun tidak hilang atau ketinggalan di tengah padatnya penduduk disana, Joochan meminta Donghyun untuk memegang saku jaketnya.

Tiba di Rialto Bridge, sudah banyak orang baik itu orang lokal atau turis dan pasangan yang menunggu matahari terbenam di atas jembatan. Ketika akhirnya berada dibibir jembatan, di depan terbentang pemandangan grand canal yang sangat indah. Perahu gondola yang hilir mudik di kanal yang ramai. Menyasikan pemandangan yang super indah ini, membuat Donghyun tak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya terdiam mematung memandangi keseluruhan keindahan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Ini indah sekali," gumam Donghyun matanya berkaca-kaca "Inilah alasan aku ingin lebih lama disini, aku tidak ingin pergi dari kehidupan ini," lanjutnya. Tak menyangka gumaman Donghyun baru saja terdengar oleh Joochan yang langsung menatap Donghyun lamat-lamat. Apa maksud gumaman Donghyun baru saja.

"Kalau kamu datang kesini lagi, kamu bisa melihat pemandangan ini lagi"

Donghyun mengalihkan penglihatannya, menatap Joochan yang juga sedang menatapnya, mata mereka saling bertemu. "Sungguh, apa aku bisa melihat pemandangan seindah ini lagi?"

"Kenapa tidak?"

"Kamu tahu Joochan, apa hal yang paling aku takuti didalam dunia ini?" ucap Donghyun yang dibalas gelengan dari Joochan. "Yang paling aku takuti itu, waktu. Aku takut sekali waktu yang aku miliki ini sudah tidak banyak. Aku takut akan merampas semuanya, dimana aku tidak bisa melihat hal seindah ini lagi," Mendengar ucapan dari Donghyun membuat Joochan semakin bingung.

"Maksudmu apa bilang waktu kamu sudah tidak banyak lagi?"

"Hah? Itu maksud aku waktu liburan aku disini. Kamu tahu sendiri kan Bong jaehyun itu cerewet banget, nyuruh aku buat masuk kerja terus," Donghyun berusaha mengalihkan perhatian Joochan, hampir saja ia keceplosan berbicara sesuatu. Keheningan kembali menyelimuti diri mereka berdua, sembari dengan perlahan menghilangnya sang surya di gantikan oleh ribuan bintang yang siap menghiasi langit malam ini.

"Kamu tahu gak, entah kenapa sejak pertama kali aku lihat kamu pas main biola di alun-alun waktu itu, aku merasa dekat banget sama kamu, dan aku juga ngerasa sudah sangat familiar sekali dengan melodi itu," ucap Donghyun memulai percakapan "aku ngerasa pernah dengar melodi itu, tapi aku sendiri tidak dimana dan kapan aku mendengarnya. Aku mencoba mencari melodi yang sama di internet tapi tidak ada," lanjutnya

"Mungkin hanya perasaanmu saja, itu melodi aku buat sendiri," Tulis Joochan yang masih tanpa memberikan ekspresi apa-apa.

"Mungkin sih emang benar itu perasaan aku aja kali ya," Donghyun tertawa "Kita juga baru kenalan dan bertemu disini kan ya? Bagaimana bisa aku tau lagu kamu itu,"

Mendengar ucapan dari Donghyun, Joochan hanya bisa terdiam menatap wajah bahagia Donghyun disampingnya.

~¤ECCEDENTESIAST¤~

ECCEDENTESIAST || DONGCHAN || SHORT STORY || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang