Part 4

213 30 2
                                    

Setelah kejadian dan ucapan dari Donghyun kemarin di resto ternyata bukan hanya bualan semata, Donghyun benar-benar terus mengikuti Joochan kemanapun Joochan pergi. Bahka saat Joochan ada kelas akademinya pun Donghyun tanpa lelahnya menunggu hingga kelas akademi Joochan selesai. Dan ini sudah hari ketiga Donghyun terus mengikutinya.

Awalnya Jooochan mencoba biasa saja, tapi lama kelamaan juga ia semakin merasa risih dengan tingkah Donghyun. Bisa saja Joochan melaporkan Donghyun sebagai penguntit, tapi kemarin Jibeom bilang kalau selama Donghyun tidak menyakiti dan membahayakan Joochan abaikan saja.

Jibeom juga meyakini Joochan kalau Donghyun orang baik-baik, tapi tetap saja Joochan masih merasa tidak nyaman. Hari ini setelah berlatih, Joochan ingin pergi ke restoran kakaknya. Sebernarnya Joochan hanya punya jadwal tampil setiap hari Senin dan Rabu saja, tergantung jadwal akademinya. Ia berjalan menuju ke stasiun bawah tanah, dan lagi-lagi ada Donghyun, ia bahka duduk disampingnya. Saat Joochan melotot kearahnya, Donghyun hanya tersenyum lebar bahka menurut Joochan, senyumannya Donghyun mirip anak kecil yang senang habis dibelikan mainan baru. Terlalu imut, membuat Joochan juga tidak bisa melototinnya terlalu lama. Saat turun dari kereta, masih setia Donghyun mengikuti langkah Joochan.

Tiba-tiba saja Joochan menghentikan langkahnya, ia bisa merasakan kalau ada sesuatu yang menabrak punggungnya, ia berbalik menatap Donghyun yang mengaduh kesakitan mungkin karena lengannya tadi tidak sengaja terpatok tas biolanya. Dengan menghela nafas, Joochan mengambil note yang ada disakunya, menulis sesuatu, lalu menyerahkan ke Donghyun yang berbinar-binar akhirnya Joochan mau berinteraksi dengannya, meskipun hanya lewat tulisan.

"Sampai kapan kamu terus mengikutiku" tulis Joochan

"Sampai kamu mau menerimaku sebagai temanmu," jawab Donghyun santai, Joochan kembali menulis dinotenya

"Kalau aku tidak mau, bagaimana? Apa kamu akan terus mengikutiku seperti penguntit seperti ini?"

"Kemungkinan sih iya, makanya terima aku jadi temanmu ya, biar gak capek aku ikuti terus,"

Joochan hanya membuang muka, melihat tingkah Donghyun. Joochan sungguh tidak yakin kalau dia ini sebenarnya pembuat game ternama di korea, melihat tingkahnya seperti ini. Saat bergelut dengan pikirnya, tiba-tiba Donghyun berteriak lalu mendorongnya di tepi jalan hingga badan Joochan menabrak salah satu tembok toko di sampingnya. Sedangkan Donghyun terjatuh disisinya, Donghyun nyusrug trotoar.

Donghyun hanya bisa berdecak kesal melihat pesepeda yang dengan santainya hampir menabrak dirinya dan Joochan. Bukannya minta maaf malah makin nyelonong pergi tanpa ada kata minta maaf. Sebenarnya Joochan juga ingin marah, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa terdiam.

Joochan mengulurkan tangannya membantu Donghyun berdiri, selain selalu menunjukan kesoftnya, baru kali ini Joochan melihat Donghyun mode galak. Joochan langsung panik melihat siku kanan Donghyun berdarah banyak.

Segera Joochan memegang tangan Donghyun untuk segera ke resto kakaknya yang jaraknya hanya tinggal 200 m dari tempat ia hampir diserempet pesepeda tadi. Saat sampai di dalam resto, segera Joochan membawa Donghyun ke ruangan milik kakanya, Eunbi. Mengabaikan sambutan Jibeom yang hanya bisa cengo, melihat Joochan sama Donghyun udah akur saja. Padahal beberapa hari lalu keduanya masih kucing-kucingan.

"Lah udah akur mereka?" gumam Jibeom heran

Eunbi sedang menghitung ulang data-data penghasilan restorannya. Ia kaget melihat kedatangan Joochan yang tanpa babibu langsung nyelonong masuk, lebih kaget lagi saat ada Donghyun yang ikut masuk kedalam ruangannya. Joochan menyuruh Donghyun untuk duduk disofa, sedangkan ia segera mencari obat P3K yang selalu Eunbi siapkan didalam kantornya ini.

ECCEDENTESIAST || DONGCHAN || SHORT STORY || END✔Where stories live. Discover now