Alasannya Apa?

9.6K 1.2K 159
                                    

Hareudang-hareudang area 😂😂

Ada adegan skidipap uwuw lagi

Dedek gemesh di bawah 21+ dimohon angkat kaki jauh-jauh dari lapak ini

Jomblo yang nggak kuat imron mohon istighfar banyak-banyak atau skip baca bab ini

Bagi yang sudah menikah mohon menyalurkan keuwuwannya pada pasangan halal masing-masing

Kita makhluk beradab dan berakhlak tinggi. Jangan sampai jadi primitif hanya gara-gara terlalu imajinatif.

Bijak menentukan pilihan untuk membaca atau tidak, sangat diperlukan dalam cerita ini.

Sudah diperingatkan, ya. Cerita ini juga sudah dicentang sebagai konten dewasa.

Dosa ditanggung sendiri.

Happy reading!

*****

Kevin serius mengurungku di kamarnya.

Ternyata waktu aku pingsan, dia membawaku lari ke kamarnya, memanggil dokter, memanggil pak Mursid, Mbak Nola, dan merawatku sampai sekarang.

Sejak ngomong sama Mbak Nola kalau dia memintaku tinggal di sini, aku nggak diijinkan pergi kemana-mana, bahkan pulang ke kamar kos juga dilarang.

Waktu aku protes soal oleh-oleh dari Karanganyar yang belum kubagikan ke para penghuni kos, dia menyuruh pak Mursid melakukan hal itu untukku. Kunci kamar kos-ku sudah disandera sama dia waktu mengganti bajuku dengan kemeja putihnya yang kedodoran.

Dia juga minta tolong mbak Nola beli barang-barang yang kubutuhkan selama menginap di sini, seperti pakaian dalam, baju tidur, peralatan mandi, skin care, dan cemilan kesukaanku. Yang terakhir itu inisiatif mbak Nola sendiri biar aku nggak bosen disini.

"Kenapa aku nggak boleh pulang ke kamar kosku?" Aku protes waktu kami makan malam di pantry kamar VIP ini. Kami duduk bersisihan di kursi putar tinggi.

"Karena kamu belum sembuh." Kevin santai menanggapi protesku. Matanya masih fokus ke laptop yang diletakkan di meja pantry. Tangan kanannya menyuap sup iga bikinan tim Dapur. Dia makan sup pakai nasi putih, sedangkan aku pakai bubur. Kata dokter, aku harus makan yang lembek-lembek selama maag-ku belum sembuh.

Aku menghela napas kesel."Kamu berlebihan. Aku baik-baik saja. Aku cuma kena maag, setelah ini pasti sembuh. Besok aku sudah bisa bekerja lagi. Festival makanan akan diadakan hari Senin. Kalau aku nggak kerja, kasihan mbak Nola ..."

Bibirku ditutup pake kelima jari Kevin. Dia bahkan memajukan tubuh untuk berkata,"Seribu kali kamu mengomel, jawabannya tetap tidak."

Aku merengut mendengar ultimatumnya. Kusingkirkan telapak tangannya dari bibirku."Why do you want me to stay here? Apa kata orang kalau mereka tahu aku menginap di kamar ini bersamamu?"

Kevin memberiku tatapan nggak ngerti sebelum mengembuskan napas dan balik mantengin laptop lagi."Apa salahnya? Kamu isteriku."

Bener juga, sih. Kalaupun diarak massa gara-gara diduga berbuat mesum, kami bisa menunjukkan buku nikah. Tapi bukan itu masalahnya!

"They don't know we got married! Jangan sampai mereka tahu kita menikah."

"Why?" Kevin mengerutkan alis menerima laranganku.

Baby Bala Bala (Completed)Where stories live. Discover now