Obrolan Mbak Nola Dan Kevin

10.4K 1.2K 183
                                    

Ada adegan skidipap uwuw.

Adek gemesh harap menyingkir.

Kalau nekat, dosa ditanggung sendiri, ya.

Happy reading!

*****

"Anemia dan maag?"

"Ya. Harus benar-benar dijaga asupan makanannya. Kalau tidak, dia akan terkena tipus dan harus diopname di Rumah sakit."

"Kalau sekarang, perlukah dirawat di Rumah Sakit?"

"Tidak perlu. Suhu tubuhnya masih normal, tidak demam. Dia hanya perlu makan teratur dan istirahat cukup."

"Baik."

"Saya resepkan multivitamin dan beberapa jenis makanan yang harus dihindari sementara sampai kondisinya sembuh total. Pastikan dia minum multivitamin teratur, makan teratur, dan menaati larangan makanan yang sudah saya catat."

"Baik, Dokter. Terima kasih."

Sayup-sayup aku mendengar suara orang berbicara. Mataku kayak ada lem yang bikin lengket banget susah melek. Kepalaku juga berat banget rasanya kayak ditindih batu besar, pusing luar biasa. Tapi kesadaranku mulai kembali pelan-pelan menyebabkan telingaku bisa mendengar suara-suara di luar sana.

"Pak, apakah perlu saya bawakan barang-barang Mbak Aruna ke sini?"

Itu suaranya kayak kukenal.

"Iya. Tolong ya, Pak. Sekalian panggil Nola ke sini, aku mau berbicara dengan dia."

"Baik."

"Oya, Pak Mursid."

"Nggih, Pak?"

"Tolong, jangan panggil aku Pak. Aku lebih suka dipanggil Mas Kevin."

Oh, pak Mursid. Pantesan kayak pernah denger suara itu di mana.

"Saya nggak enak, Pak. Saya baru tau kalau Pak Kevin akan menjabat jadi GM. Kalau saya manggil Mas dan kedengaran karyawan lain, nanti saya dianggap tidak menghormati Bapak di hotel ini."

....

Kok diem? Kevin nggak bales omongan pak Mursid.

"Baiklah. Tolong ambil barang-barang Aroona sekarang, dan panggil Nola ke sini."

"Baik, Pak. Saya permisi dulu."

Setelah kudenger pintu ditutup, ruangan ini sunyi. Nggak ada suara apa-apa lagi. Ini aku lagi dimana, sih? Habis pingsan tadi, Kevin membawaku ke mana?

Kucoba buka mata lagi, tapi masih lengket, nggak bisa melek. Apa beneran mataku dikasih lem atau gimana, sih? Atau memang tenagaku yang habis? Bahkan cuma untuk buka kelopak mata aja nggak bisa.

Padahal aku penasaran, apa yang sedang dilakukan cowok bule itu sekarang?

Eh.

Aku merasa tanganku digenggam telapak besar. Milik siapa? Kevin? Cuma ada dia kan di ruangan ini? Nggak ada orang lain lagi?

Ngomong dong, Kev. Kalau kamu nggak ngomong, aku nggak tau kamu lagi ngapain. Jangan bikin aku kepo.

Eh. Tanganku lagi dicium sama dia. Rambutku juga dibelai.

"I'm sorry."

Dia minta maaf? Buat apa?

"I thought you could handle the pain, but i should've known, you were only acting to be strong."

Baby Bala Bala (Completed)Where stories live. Discover now