Suara-suara nyaring tentang surga dan neraka
jari jemari lantang menunjuk benar dan salah
mata tajam yang selalu menghakimi
namun hati mati dikubur tanah tanah suciKebenaranmu adalah bagaimana mata dan telingamu
jangan salahkan mata dan telingaku yang merasa lain
Putih bagiku bisa saja hitam pekat dimatamu
satu sisi dan lainya kadang memang ditakdirkan tak saling bersamanamun bukan untuk saling mencari siapa mahluk paling suci
kesucianmu belum tentu mulia ditanah ku
segala kata kata kebenaran dari mulutmu tidak lagi berguna
jika piring tetanggamu masih bersih hingga malam tiba
hingga ia perlahan lahan kehilangan harap pada kebenaran yang kau anggap muliaPagi ini tetanggamu mati, dengan piringnya yang masih belum dicuci
teriakanmu tentang surga dan neraka ternyata tidak mengenyangkanya
bahkan tidak mampu menyelamatkanya dari mati kelaparan.
mati kelaparan ditanah surga yang rakyatnya merasa menjadi ahli surga.Angga Nugraha
30/07/2020
YOU ARE READING
HITAM
PoetryKumpulan puisi fesimisme berisi kekecewaan, kesedihan serta gambaran cerita kehidupan dalam berbagai sisi yang mencerminkan kehidupan masyarakat disekitar penulis.