Sembilan belas kosong dua, terdampar di sebuah dunia
Kaki dan tangan masih lumpuh tak punya kuasa
Cuma menangis, ketakutan tidak berdaya dan lemah
tersesat kehilangan arah, kemana jalan menuju rumahHanya Sepasang tangan perantara Tuhan
Menjaga dari dunia yang tidak selalu ramah
Sabar merawat agar raga memiliki kekuatan
Melindungi tidak kenal lelah, meski harus berdarah-darah
Sepasang tangan perantara Tuhan
Memberi Kebahagiaan, mengajarkan kebenaran
Menghalangi bisikan bisikan setan, yang menyesatkan
Menjadi pelindung hingga akhirnya sampai pada tujuan.
Angga Nugraha
27/08/2020
YOU ARE READING
HITAM
PoetryKumpulan puisi fesimisme berisi kekecewaan, kesedihan serta gambaran cerita kehidupan dalam berbagai sisi yang mencerminkan kehidupan masyarakat disekitar penulis.