Day 6

9 3 0
                                    

Kalopsia

I don't know if delusion is more beautiful than reality

Day 6 || Kenangan Terindah

|| 580 words ||

ヾ(*'▽'*) Happy reading (^0^)ノ

.
.

( ・∀・)・・・--------☆

Sore hari, Surakarta, 1965

Hari itu cerah nian langit menyajikan pemandangan. Semburat kemerahan bercampur ungu merah muda tampak mengisi kekosongan langit, tanpa segumpal awan. Burung-burung berterbangan kembali ke sarangnya, menambah keelokan suasana.

Pondok Pesantren. Mereka sekarang tengah sibuk bersiap sholat. Mengambil air wudhu. Menata barisan shaf sholat. Meski beberapa ada yang masih bercengkrama bersama di kamar mereka.

Mereka tidak peduli dengan suasana syahdu sore, mereka sudah setiap hari menatapnya. Mereka sudah kenyang.

***

Aku tidak ada waktu untuk bermain, apalagi bercengkrama. Aku harus menyelesaikan target malam ini juga. Mulutku terus komat-kamit, mengulang semua bacaan yang barusaja aku baca.

Berusaha menempelkan semua kalimat itu kedalam otakku. Menahannya di situ hingga aku selesai menyetor pada ustadzah.

"Rajin sekali, Zah, biasanya kamu masbuk kalau soal sholat jamaah." Seseorang berseru mendekatiku-sengaja sekali dia mau menggodaku. Aku berusaha tak mempedulikannya. Terus fokus pada bacaan ini.

"Kalau begitu, pas sekali sekarang jadwalmu imam, sekalian mengulang hafalanmu, oke." Seseorang itu segera berlalu dari hadapanku. Membantu yang lain menyiapkan shaf jamaah.

Baiklah, aku sudah hampir hafal.

"Zahrah,"

"Sebentar, ust, jangan diberitahu dulu," Aku berseru sembari menggigit bibir. Mengeduk apapun yang ada di memoriku. Setelah sholat tadi, ustadzah benar-benar menunggu di sudut masjid. Siap dengan buku hafalan dan pulpen mengerikan itu.

Hingga aku menyelesaikan hafalan dengan baik. Meski di ayat terakhir aku harus mengeduk dalam-dalam otakku dulu. Masjid sudah sepi saat aku mengapit mukenaku untuk kembali ke asrama. Mataku sesekali nakal mencuri pandang kearah masjid laki-laki. Dan segera pura-pura kalem saat salah satu dari mereka menatapku.

"Sudah selesai?" Rifa menatapku senang di dipannya. Aku menggeleng.

"Aku masih harus mengulang nanti habis isya, tadi masih kesendet di akhir ayat."

Malam itu larut sekali aku aku kembali ke asrama. Mengulang hafalan hingga benar-benar diluar kepala membuatku melembur.

Ditambah ustadzah tidak ada ampun ketika mengujiku. Tapi aku segera lega setelah ustadzah memperbolehkanku kembali ke asrama setelah puluhan kali mengulang.

Aku merebahkan tubuhku yang masih terbalut mukena ke keranjang empukku. Segera tertidur pulas di ranjang. Indah sekali melihat seorang gadis tertidur dalam keadaan terbalut mukena putih.

Ya, itu kenangan terindahku. Kenangan indah yang tidak aku ketahui. Bahkan yang tidak aku sadari setelahnya.

***

Malam itu, untuk terakhir kalinya Zahrah menatap dunia ini. Dia bahkan hanya mengurung diri di masjid di masa-masa akhir penjemputan ajalnya, Padahal Allah sudah menyajikan langit indah untuk santri-santri di pondok pesantren itu. Memberikan saat-saat indah terakhir di hidup mereka.

Tapi Zahrah diberikan saat-saat terakhir yang berbeda. Menghafal di akhir hayatnya.

Malam itu juga. Tengah malam. Beberapa menit setelah Zahrah terlelap. Gerombolan orang tak dikenal datang. Membakar apa saja yang berhubungan dengan islam. Yang berhubungan dengan Tuhan. Golok-golok dilemparkan.

Tidak, Zahrah dan seluruh anak kamar belum sempat menyadarinya. Dan mereka memang tak akan pernah menyadarinya.

Granat itu lebih dulu menghantam asramanya. Melumatkan apa saja terjangkau dari ledakan itu.

Malam itu juga ribuan malaikat menjemput Zahrah dengan tenang. Entah apakah Zahrah harus berterimakasih dengan gerombolan itu atau harus marah pada mereka.

Kalian pasti mengenal gerombolan itu siapa. PKI, Partai Komunis Indonesia.

Kejadian G30SPKI. Gerakan September Tiga Puluh Partai Komunis Indonesia.

Thanks for reading
ヽ(>∀<☆)ノ

Terimakasih sudah mau membaca kisah duka seorang santri

Kisah menghafal hingga mati

Dengan ribuan malaikat yang menanti

yah sajaknya agak aneh ya:"

Hope u like it \(^ヮ^)/

Sampai jumpa besok ' ')/
Krisar boleh banget soalnya azzah adalah penulis yang belum masak

#Challenge10daywriteAR
#AR_Rainbow
#SiapMenulisSiapBerkarya
#Day6
#KenanganTerindah

AR_Rainbow

(ノ◕ヮ◕)ノ*:・゚✧

Kalopsia: 10 day writing challenge AR Rainbow Where stories live. Discover now