(26) PROBLEM

103 11 0
                                    

Jangan lupa vote :)

.
.

.
.

Keesokan harinya, pemakaman pun dilaksanakan. Semua orang tengah berkumpul dengan pakaian serba hitam. Suasana saat ini sangatlah mencerminkan keadaan sekitar yang sedang berkabung. Mendung, dan tak ada cahaya matahari sama sekali.

Saat jenazah Dahyun dimakamkan, semua orang nampak tak terima dengan kematian Dahyun yang secepat ini. Apalagi, Chanyeol yang terlihat sangat terpukul. Ia lemah sekarang. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan saat ia harus memasukkan jenazah Dahyun, ia justru meminta orang lain untuk menggantikannya. Chanyeol yang malang.

Ketika semua orang sudah memutuskan untuk kembali ke kediaman Dahyun, Chanyeol tidak mau ikut. Ia ingin menemani Dahyun meskipun dia sudah tidak ada lagi di dunia ini.

"Sayangg... Sekarang, kamu udah gak ngerasain sakit lagi. Udah gak ngerasain capek lagi. Tembakan itu juga udah gak ada artinya. Aku harap, kamu bahagia di sana, yang tenang sayang. Aku janji, gak akan terlalu larut dalam kesedihan ini. Meskipun belum tentu aku bisa lewatin hari-hariku tanpa kamu. Kuatin aku ya, Yun," ujar Chanyeol kepada nisan di bawahnya itu. Diusap-usap nisa itu. Terakhir, ia cium lama nisan itu dan kemudian pergi.

Saat berada di kamar, Chanyeol terus-terusan termenung. Terkadang, ia membuyarkan lamunannya karena janjinya pada mendiang Dahyun. Saat itu, ia tak sengaja melihat fotonya dengan Dahyun di taman bermain. Ia tersenyum simpul.

"Gak ada perempuan yang bisa taklukin hati aku selain kamu, Dahyun. Aku.. Bener-bener.. Sayanggg sama kamu," ucap Chanyeol sambil mencium figura itu.

"Chanyeol," panggil seseorang. Ketika Chanyeol menengok, ia hampir saja menjatuhkan figura itu karena saking terkejutnya melihat orang itu.

"D..dahyun?" ucap Chanyeol gagap. Dahyun tersenyum ke arahnya.

"Jangan sedih ya aku gak ada,"

"I..ini bukan kamu, ini pasti halusinasi aku doang,"

"Emang, ini halusinasi aja. Aku kemari sebagai imajinasi kamu, cuma mau kasih tahu. Intinya, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Aku emang udah gak ada, tapi tolong, lanjutkan hidup kamu, Chan. Entah bersama siapapun itu. Masa depan kamu juga masih panjang, gak semuanya tentang aku,"

"Aku gak tahu aku bisa hidup tanpa kamu atau enggak, Yun,"

"Pasti bisa! Park Chanyeol pasti bisa. Gak mungkin gak bisa. Gini, kalau kamu bener-bener cinta dan sayang sama aku, tolong, turutin perkataan aku ini. Jangan bantah!"

"Tapi, Yun.."

"Apa?"

"Kenapa Tuhan secepat ini ambil kamu dari aku? Seharusnya kan aku, aku yang harusnya mati, bukan kamu," tanya Chanyeol sambil menatap nanar imajinasi Dahyun. Dahyun tersenyum.

"Husss, kalau ngomong main nyerocos aja. Chan... Kenapa Tuhan ambil duluan? Karena Dia lebih sayang sama aku. Dia gak mau lihat penderitaan aku lagi. Sebenarnya Tuhan juga gak mau lihat kalian sedih, tapi mau gimana lagi? Tuhan sayang aku, makanya dia ambil aku duluan, lebih cepat dari yang kalian kira. Ku harap, kalian bisa menerima takdir ini ya? Keep smile,"

Chanyeol pun menangis. Ingin sekali ia memeluk Dahyun, tapi ia tahu, orang yang ada di hadapannya ini hanyalah imajinasi belaka. Tidak akan mungkin ia bisa menyentuhnya.

"Kamu mau peluk aku?" tanya Dahyun tiba-tiba.

Chanyeol terkejut. Tanpa menunggu jawaban Chanyeol, Dahyun pun langsung merentangkan kedua tangannya mengarah ke Chanyeol. Melihat itu, Chanyeol langsung tersenyum dan memeluknya dengan sangat erat. Ia menangis dengan derasnya saat itu juga. Waktu ini adalah waktu terakhir di mana ia memeluk Dahyun, meskipun hanya angan. Rasanya, Chanyeol tidak ingin melepas pelukan ini.

HEY YOU, I LOVE YOU!Where stories live. Discover now