FARSYA 18

8.2K 444 20
                                    

Saat ini Farrel dan Tasya sudah berada di rumah sakit tidak lupa di ikuti oleh Raka, Sandy, dan Nayla.

Ceklek.

Pintu ruang rawat Naura pun di buka oleh Sandy dan mempersilakan mereka masuk.

Farrel, Tasya, dan Nayla sungguh prihatin dengan kondisi Naura saat ini, bagaimana tidak khawatir Naura saat ini hanya bengong dan hanya menatap lurus ke arah depan dengan tatapan kosong.

"Sayang," panggil Sandy sambil menyadarkan Naura dari lamunanan.

"Sayang hei sadar," ucap Sandy lagi sambil mengelus-elus rambut Naura dengan lembut dan itu membuat Naura tersentak.

Seketika Naura langsung menyelimuti seluruh tubuhnya untuk bersembunyi dari mereka semua.

"Sorry ya atas sikap Naura yang kaya gini," ucap Sandy lirih dan mereka pun memaklumi.

"Em...si Naura udah di periksa sama pesikolog belum? Gua cuman takut dia terlalu setres dan bikin dia...ya lo tau sendiri lah," ucap Nayla.

"Belum, pas dia sadar beberapa jam kemudian ada pesikolog masuk, tapi tiba-tiba Naura malah teriak-teriak dan itu buat gua, Raka, dan orang tua Raka kaget banget, karna Naura yang udah ngga bisa tenang akhirnya dokter suntik Naura dan Naura langsung pingsan, " jawab Sandy dengan nada yang benar-benar sangat sedih.

"Hm...bisa ngga kalian semua tinggalin aku sama Naura," ucap Tasya.

"Ngga aku bakalan temenin kamu, aku ngga mau ya kamu di celakain lagi," ucap Farrel.

"Apa sih kamu, udah sana kamu keluar aja Sandy, Raka kamu keluar sana kamu juga Nayla," ucap Tasya mengusir mereka Farrel yang di dorong untuk pergi pun pasrah dan langsung keluar dari ruang rawat Naura.

Tasya mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlah, Tasya pun langsung menghampiri Naura yang masih bersembunyi di balik selimut.

"Nau," panggil Tasya lembut sambil berusaha menyingkirkan selimut dari tubuh Naura.

"Nau hei ini aku Tasya sahabat kamu," ucap Tasya sambil berusaha melepas selimut yang di pegang Naura kencang.

Setelah kesusahan Tasya membuka selimut yang menutupi tubuh Naura pun akhirnya terlepas.

Di sana Naura sedang meringkuk dia ketakutan, Tasya benar-benar bingung apakah Naura trauma? Tapi seharus yang terauma itu Tasya, karna Tasya lah yang menjadi korban bukan Naura.

"Nau liat aku dong, aku disini mau ngomong sama kamu loh masa aku di cuekin sih," ucap Tasya namun tidak di respon oleh Naura.

Tasya tidak akan menyerah, Tasya pun langsung mengajak Naura mengobrol lagi.

"Ah...Naura mah masa aku di cuekin sih, ini tuh bukan tipe kamu banget lo Nau," ucap Tasya lagi sambil menampakkan wajah sedihnya.

Ada sedikit pergerakan dari Naura, walaupun hanya menoleh kan kepala saja Tasya sudah senang.

"Ayo dong ngomong Nau, masa aku terus sih yang ngomong," ucap Tasya sambil cemberut.

"Ma...maaf," ucap Naura lirih.

"Nau kamu ngomong apa sih aku ngga denger coba di ulang lagi," ucap Tasya dan Naura hanya menggelengkan kepalanya.

"Naura ih ayo cepetan kamu tadi ngomong apa, aku tuh penasaran banget," ucap Tasya dengan aktingnya hampir ingin menangis.

"Ma...maaf," ucap Naura dengan suara yang agak sedikit besar.

"Oh kamu minta maaf sama aku?" tanya Tasya dan Naura pun hanya mengangguk.

FARSYA [TERBIT]Where stories live. Discover now