Part 5. Deal?

186 39 4
                                    

"Mampus gue telat anjing!"

Deryl menatap sekilas jam digital di nakas dekat tempat tidurnya yang menunjukkan pukul 8 pagi. Artinya ia terlambat 1 jam. Deryl menghela napasnya lalu berjalan gontai menuju kamar mandi.

Sepuluh menit setelahnya gadis itu sudah segar dengan memakai tank top putih dan celana jeans putih diatas lutut, Deryl terlihat mengeringkan rambutnya melalui kaca dan memakai beberapa skincare.

Deryl berlalu menuju dapur untuk membuat mie instan, ya gadis itu berniat bolos hari ini.

Sembari memasak mie instan, Deryl membersihkan lantai apartemennya sendiri dan mengumpulkan baju-baju yang berserakan di sofa dan memasukkannya ke dalam mesin cuci.

Setelah semuanya beres, Deryl duduk di ruang tamu dengan lesehan di depan sofa dan menonton film kartun.

Begitu saja ia sampai jam menunjukkan pukul 12 siang. Ia langsung meraih ponselnya dan menelpon seseorang, "Halo?"

"Hm?"

"Dimana?"

"Jalan, ke masjid."

"Um, gue mau sholat juga. 4 rakaat kan?"

"Iya, sholat dzuhur niatnya."

"Okay Darren, see you pulang sekolah!"

Deryl menutup telponnya begitu saja dan segera berlalu ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu. Sedangkan Darren, orang yang ditelponnya barusan hanya mengernyit sambil memandang ponselnya.

Mengangkat bahunya, Darren kembali berjalan untuk menuju masjid.

Melipat mukena setelah selesai menunaikan ibadah, Deryl kini beranjak menuju pintu apartemennya karena ada yang membunyikan bel apartemennya.

Deryl langsung saja membuka pintu itu dan muncullah penampakan seorang lelaki memakai seragam sama seperti seragam sekolahnya namun terlihat acak-acakan. Deryl memutar bola matanya.

"Ngapain lo?" gadis itu bersidekap.

"Nyusul lo dong, ikutan bolos." lelaki itu nenunjukkan cengirannya.

"Semingu gak masuk kemana, jing?"

"Jalan-jalan lah gue, nyari cewek. Ngapain lagi?"

Deryl menendang tulang kering lelaki itu. "Gue gak bercanda ya, Reynand!"

Lelaki bernama Reynand itu meringis sambil mengusap tulang keringnya. "Iya sayang, masih aja cemburuan sih. Seminggu doang loh."

"Dih bacot banget pengen gue tampol."

"Gak mau ngajak gue masuk nih? Capek diluar panas banget Jakarta, berasa digoreng gue."

Deryl berdecak lalu berlalu lebih dulu memasuki apartemennya disusul Reynand. Lelaki itu kini duduk di sofa ruang tamu, tak lama Deryl datang dengan segelas air putih. "Serius? Laki lo balik lo kasih air putih doang?"

"Laki mana yang nuntut makan enak tapi gak ngasih nafkah? Mati aja lo nyampah doang hidupnya."

"Ouch," Reynand memegang dadanya. "Sakit loh. Btw ada makanan gak? Gue laper nih abis istirahat kedua langsung cabut kesini."

Deryl mengalah, gadis itu hanya menggedikkan bahunya ke arah dapur. Reynand dengan senang hati beranjak ke arah dapur. "Makan apa lo tadi? Udah makan siang belum?"

Deryl yang sedang menggantung jaket Reynand yang lelaki itu letakkan di sofa ruang tamu menoleh, "Pagi makan mie, siang belum."

Reynand berdecak. "Makan dulu yuk?"

Stuck With You (On Hold)Where stories live. Discover now