(Anggap aja seperti itu ya 😁😁)

“(Y/n)”

“Haechan-ssi”

Ucap mereka secara bersamaan. Haera menatap (Y/n) dan juga samchonnya dengan bingung. Apa Eonnie cantiknya dan juga samchonnya saling kenal.

“Eonnie cantik, kenal samchon Haera?” Tanya Haera. Ia menatap (Y/n) menunggu jawabannya. (Y/n) menoleh ke Haera yang ada di gendongannya.

“A-- ne, Eonnie kenal samchon” Jawabnya. Haera hanya Menjawab ‘O’ saja.

***

Di rumah sakit wanita paruh baya tengah menahan rasa sakitnya. Ia harus bertahan demi melihat dan meminta maaf ke putrinya.

Dokter yang melihat wanita paruh baya yang berusaha menyembunyikan rasa sakitnya hanya menatapnya sendu.

“Hwang Ahjumma, aku berharap semoga (Y/n) segera cepat kesini untuk menemuimu” Ujarnya. Nyonya Hwang membalasnya dengan tersenyum.

“Gamsahamnida Jaemin, sudah mau menolong wanita jahat ini. Seharusnya kau tak menolongku, aku memang pantas untuk mati” Ujar Nyonya Hwang.

Jaemin mendekati ranjang Nyonya Hwang. Ia mengelus tangan wanita paruh baya itu. “Ahjumma jangan bilang seperti itu, nanti (Y/n) sedih mendengar ucapan Ahjumma. Pasti ia tak mau kehilangan Ahjumma. Hwang Ahjumma adalah keluarga terakhir yang ia punya. Walaupun Ahjumma berbuat kasar padanya pasti (Y/n) memaafkannya”

Nyonya Hwang mengulurkan tangannya dan menaruh di atas kepala Jaemin. “Kau pria yang baik, nak. Aku ingin bertemu (Y/n) untuk terakhir kali sebelum ajal menjemputku. Aku ingin meminta maaf kepadanya dan juga memberitahu. Jaemin, bolehkah Ahjumma meminta tolong padamu? Ahjumma ingin kau mencari (Y/n) dan membawanya kemari”

“Aku akan mencari dan membawanya kesini Ahjumma. Sekarang lebih baik Ahjumma istirahat ne?” Ujar Jaemin.

Jaemin pun meninggalkan kamar Nyonya Hwang. Ia meneteskan air mata, ia memikirkan bagaimana cara memberitahu (Y/n) tentang kesehatan Nyonya Hwang.

Ia sama sekali tak tahu dimana gadis itu berada. Ia pernah sekali bertanya pada Renjun tapi apa yang ia dapat, yang ia dapat hanya bantingan pintu Apartement pria itu.

•••

Hamparan air membentang tanpa batas hingga tak terlihat dimana ujungnya. Angin malam begitu sangat kencang di pantai. Dua orang berbeda jenis tengah menatap langit malam.

Tak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu. Mereka sibuk dengan  dunia mereka sendiri.

“Apa kabar, (Y/n)?”

Setelah sekian lama hening, akhirnya pria itu membuka suaranya. Gadis bernama (Y/n) menoleh ke sebelah. “Aku baik, kamu?”

Pria itu tersenyum miris dengan menundukkan kepala. “Kamu masih bertanya tentang kabarku? Okay... Aku jawab, kabarku sangat tidak baik”

“Haechan~”

“Miris ya hidupku. Aku menunggu ketidak pastiannya. Berharap dirinya akan kembali tapi apa selama 5 tahun dia tak mengabariku. Ck... Aku bodoh sekali ya” Seru Haechan. (Y/n) meraih tangan Haechan untuk menggenggam tangan pria itu.

“Maafkan aku, aku hanya-”

“Aku tahu, Renjun telah mengatakannya padaku. Tapi aku bertanya padamu kenapa kau tak langsung mengabariku?” Potong Haechan. (Y/n) menahan air matanya supaya tak menetes. Ia juga menggenggam tangan Haechan dengan erat.

“Haechan, maafkan aku” Maaf (Y/n) dengan air mata yang mengalir di pipi chubbynya.

Haechan melihat gadis itu menangis, ia menarik dagu gadis itu dengan lembut. Ia menghapus air mata gadis itu agar tak mengeluarkannya air matanya.

“Aku mencintaimu, (Y/n)”

(Y/n) belum sempat membalas ucapan Haechan, saat Haechan mendekatkan bibirnya menyentuh bibir (Y/n). Napas Haechan menari dekat sekali dengannya, dan kelembutan itu menyentuhnya dengan menawan.

(Y/n) tersentak, namun dorongan nya terlalu lemah. Jarak itu telah menghilang dari mereka, menyisakan rasa manis yang memabukkan.

***

“Kemana sih (Y/n) ini?”

Gumam pria yang tengah mondar-mandir di ruang tamu milik gadis itu. Wanita paruh yang melihat sahabat putrinya tengah mendumel tak jelas, lantas ia menghampiri pria itu.

“Renjun, kenapa kamu belum pulang?” Tanyanya. Renjun menoleh ke belakang. Setelah tau siapa yang memanggilnya, ia membungkukkan badannya.

“Belum Han Ahjumma, aku masih menunggu (Y/n)” Jawabnya dengan senyuman manisnya.

Nyonya Han baru menyadari jika putrinya itu belum pulang dari acara berlarinya. “Loh dia belum pulang?”

Renjun menjawab dengan menggelengkan kepala. “Belum Ahjumma”

“Ya ampun, Renjun Ahjumma minta tolong padamu carikan dia ya. Ahjumma tak mau dia kenapa-kenapa” Paniknya

“Baik Ahjumma” Ucapnya. Renjun segera meninggalkan Apartement gadis itu dan pergi mencarinya. Nyonya Han berlari untuk memberi tahu suaminya.




Tbc.

🤣🤣🤣
Haechan ma (Y/n) sudah dipertemukan nih. Eh malah mereka asik gituan 😐
Nyonya Han ama Renjun kelimpungan tuh mencari (Y/n)

Cerita ini nggak jelas ya
Ngga nyambung ya 😭

Comment dong, cerita ini jelas atau nggak jelas😭

Next or Unpublish?



See you 💞

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒆 𝑵𝒐𝒘 | 𝑯𝒂𝒆𝒄𝒉𝒂𝒏 × 𝒀𝒐𝒖 ✅Where stories live. Discover now