Kemudian suara tembakan mulai terdengar nyaring dari seluruh penjuru sudut mansion. Suara perkelahian, tembakan dan teriakan terdengar menakutkan diiringi suara petir malam itu.

🔮

Xavier berjalan menuju kamar Rara dengan wajah datarnya. Tak memperdulikan suara tembakan terdengar semakin keras dari luar mansion.

Saat tiba didepan pintu kamar Rara ia segera membuka kunci pintu tersebut.

Ceklek

Suara kunci pintu terbuka. Namun terdapat perubahan di raut wajah Xavier. Ia mengernyitkan dahinya dan ada sedikit kemarahan didalam matanya. Ia segera membuka pintu kamar tersebut dengan kasar.

Brakk

Saat pintu terbuka ia tak menemukan Rara berada dikamarnya. Amarahnya semakin memuncak dan aura yang keluar dari Xavier semakin dingin.

"DIA DIMANA!!"

"KALIAN SANGAT TIDAK BECUS."

Xavier sangat marah, matanya berkilat tajam menatap semua bodyguard yang menjaga didepan pintu kamar Rara.

Mereka menundukkan kepalanya takut. Tubuh mereka gemetar dangan aura dingin dan mencekam yang mengelilingi mereka.

"M-maaf tuan. Tapi kami memang tidak pernah meninggalkan penjagaan kami tuan," ucap salah satu bodyguard.

"Menjaga? Tapi buktinya ia bisa kabur!! Kalian sangat bodoh, untuk mengawasi seorang gadis saja tidak bisa," teriak Xavier, marah.

Ia mengeluarkan pistolnya dan menembak mereka dengan membabi buta.

"AKKHH!!"

"RARA!!" teriak Xavier frustasi.

🔮

"Aku... Ada dimana?"

"Tidurlah. Ini sudah malam. Aku sudah merawat lukamu, kau bisa tidur nyenyak sekarang."

"Kak— Kak Jin?" ucap Rara, parau.

"Iya, ini aku. Aku menemukanmu di halte bus tadi... Karena kau sendirian disana. Jadi aku membawamu kerumahku," ucap Jin, dengan senyum tulusnya.

"Terima kasih," ucap Rara, nyaris tak terdengar.

"Tidak perlu berterima kasih. Kau sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Jangan sungkan-sungkan padaku. Jika kau perlu sesuatu... Bilang saja padaku. Kamu mengerti?"

"He'em," gumam Rara, sambil menganggukan kepalanya pelan.

"Baiklah, selamat tidur," ucap Jin. Kemudian mencium kening Rara dan menarik selimutnya hingga sebatas dagu.

"Ti—tidak, tunggu sebentar saja,"  ucap Rara, menarik ujung lengan sweater yg dipakai Jin.

"Ada apa? Kau perlu sesuatu?"

Rara tetap menunduk sambil terdiam. Tak menjawab pertanyaan Jin. Ia tetap menggenggam ujung sweater milik Jin dengan erat.

MY POSESSIVE BROTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang