🍁 23 🍁

Mulai dari awal
                                    

Ia jadi tidak sabar melihat reaksi Giandra mengetahui perselingkuhan simpanannya itu.

.

.

.

"Apa ini, La?" tanya Nuria mendapati Vanila melemparkan ponselnya di atas ranjang. "Ini siapa, sih?" Nuria mengerutkan keningnya karena mendapati beberapa potret wanita yang sama dengan namun dengan posisi mesra yang berbeda-beda, sedangan si pria hanya terlihat punggungnya saja.

Gadis berambut gelombang itu sampai menelengkan kepalanya, demi mendapatkan sebersit memori akan siapa wanita ini. "Ini siapa, sih, La?" sekilas Nuria menatap ke arah Vanila yang juga menatapnya.

"Fokus ke cowoknya, Nuria," titah Vanila yang kemudian menggeser layarnya ke kiri.

Mata Nuria terbeliak tak percaya. "La...ini, kan...." Ada kekecewaan yang tercetak jelas di wajah Nuria. "La... ini ceweknya Mas Abra?" Bahu Nuria melemas. Sekali lagi ia menatap potret dua sejoli yang terlihat mesra dan bahagia itu, ia merasa ada yang patah di dalam dadanya.

Pasalnya Nuria telah jatuh sayang pada pria dewasa itu pada pandangan pertama. Pria yang ia temui di rumah sakit saat dulu menunggui Vanila kecelakaan, dan untuk pertama kalinya ia meminta pada sang Ayah untuk menjodohkanya dengan Abraham.

"Lo dapet dari mana? Ini beneran ceweknya Masa Abra bukan, sih?" Tak ada sahutan, tapi tatapan Vanila menerawang ke luar jendela. "Lo kenapa, sih, La?"

"Nur...lo tau kan kalo gue cinta banget sama Abang lo...," Nuria mengangguk tegas. "Tapi Abang lo nggak cinta sama gue." lanjut Vanila bernada lirih.

"Wait!" Nuria berpindah posisi dari bertelungkup menjadi duduk bersila. "Maksud lo apaan?"

"Apa kurangnya gue, Nur?" tanya Vanila menatap Nuria dengan mata memerah. "Apa cinta gue nggak cukup buat Mas Giandra?" Airmata itu akhirnya jebol tanpa dikomando, seketika Nuria memeluk sahabat kentalnya sedari SMA kelas satu ini.

Nuria tidak pernah tahu urusan rumah tangga Vanila, karena semenjak mereka menikah sahabatnya itu seakan menarik diri dan cenderung menghindari dirinya. Nuria paham bahwa dunianya dengan Vanila sudah berbeda, itu sebabnya Nuria memaklumi. lalu kini mendengar Vanila berbicara seperti itu, Nuria patut mempertanyakan seperti apa rumah tangga Abang dan sahabatnya ini.

"Bilang sama aku, La, apa yang terjadi?" Nuria merangkum wajah sembab Vanila.

"Abang lo...dia punya wanita lain, Nur. Mas GIandra punya simpanan."

"Apaaa! Simpanan?!" pekik Nuria tak percaya.

Abangnya memang bukan pemain wanita, mengingat Giandra sebagai pria dewasa Nuria tahu jika sesekali memang Abangnya itu bermain dengan wanita malam. Mendengar pria yang ia hormati selain sang Ayah mempunyai simpanan membuat Nuria kembali diserbu gelombang syok yang mampu mengguncang dunianya.

"Wanita yang ada di foto itu...dia simpanan Mas Giandra, La."

Triple shoot.

"Dan juga simpanan Mas Abra." Kenapa tidak sekalian menembak kepala Nuria saja, dengan begitu ia tak lagi merasakan kepeningan luar biasa.

Dalam sekali sentak, Nuria meninggalkan Vanila yang masih mennagis tersedu-sedu di ranjang adik iparnya. Menyambar ponsel milik Vanila, pun menyambar jaket yang ada di gantungan baju belakang pintu seraya keluar kamar tanpa menghiraukan panggilan Vanila di sela sesenggukannya.

"Nuria...kamu mau ke mana?" tanya Ratih terheran-heran melihat putri bungsunya tergesa-gesa menurunni tangga. "Nuria!" teriak Ratih yang kemudian mencekal lengan gadis tersebut hingga berhenti.

"Lepas, Ma!" geram Nuria tapi wanita paruh baya itu justru mencengkram lengan putrinya.

"Ada apa ini? Kamu kenapa?"

"Lepas, Ma! Aku harus ketemu sama Bang Andra."

"Mau ngapain?"

"Nuria, jangan!" pekik Vanila yang sayangnya gadis itu sudah menyodorkan ponsel milik vanila yang menampilkan potret Maysuri dengan seorang pria yang sangat Ratih kenal.

Ratih membeliak menatap ponsel itu, bergantian menatap Nuria juga menantunya. "Ini...."

"Wanita itu simpanan Bang Andra, Ma. Dan aku mau ketemu Bang Andra sekarang." Nuria kembali menyambar ponsel di tangan Ratih dan langsung meninggalkan Mamanya yang masih terguncang tak percaya.

Bagaimana mungkin putranya mempunyai simpanan?


*************

yang nanya aku di Sidoarjo mana? Rumahku ada Graha Asri Sukodono J-18. wkwkwkwkkwk... kali aja kalian mau kirim paket gitu, asal bukan kirim pelet sama bom ikan aja. muahahahhahaha..

Maaf buat typo, ya. hehehehhehe

semoga suka. jangan lupa votenya. baek hati kan Nyai cepetan apdet.

Sidoarjo, 19 Agustus 2020 (00.30)

-Dean Akhmad_

Cinta AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang