bab 39

34.4K 3.8K 490
                                    

Bagian akhirnya udah aku revisi, kemarin ada yg bilang kalo Pijar udah tau kerjaan Suri sebelom nikah sama Giandra. Dan... Ya aku lupa. 😞😞 makanya aku ubah di bagian itunya. Wkwkwkwkwk. Next chap menyusul ya, lagi diketik. Do'ain aja cepet ngerjainnya. 😁😁

Selamat membaca, gengs.

🌱🌱🌱🌱🌱

Giandra sendiri tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaan saat ini. Kebahagiaan dan kepedihan menghambur jadi satu. Belum lagi kejutan yang bertubi-tubi ia terima sesaat tadi.

Beberapa jam yang lalu ia baru saja mengetahui jika Maysuri adalah anak dari Heru Sapta, pria paruh baya yang duduk di kursi roda itu rekan kerja Ayahnya sekaligus pengusaha ternama di Indonesia dalam bidang kesehatan juga perhotelan. Sama seperti usaha yang keluargnya geluti, hanya saja kekayaan Basukiharja masih jauh di bawah keluarga Sapta.

Selain perhotelan, keluarga Sapta juga memiliki rumah sakit swasta yang fasilitasnya hampir menyamai fasilitas yang dipunyai hotel bintang lima. Giandra merasa begitu bodoh tidak menyadari hal sepenting itu untuk diketahui. Awalnya ia pikir Suri berasal dari keluarga biasa-biasa saja yang sedang membutuhkan uang lebih untuk pengobatan Keiyona, itu sebabnya Suri sampai harus menggambil dua pekerjaan sekaligus. Meskipun salah satunya juga tidak bisa dikatakan sebagai pekerjaan yang halal.

Selain kenyataan jati diri Maysuri, Giandra juga dibuat terkejut dengan kebenaran akan ayah kandung dari Keiyona yang lagi-lagi membuat Giandra syok. Tidak terlintas sedikitpun jika Aksadaru Pijar Mahameru adalah ayah biologis Keiyona, mengingat jika patner kerjanya itu sudah mempunyai keluarga sendiri meski tanpa anak.

Giandra tak tahu lagi bagaimana menunjukkan mukanya dihadapan keluarga Suri. Ia terlampau malu menyetorkan wajah juga kenyataan jika dirinya pernah menjadikan Suri sebagai istri simpanannya. Tidak ada yang bisa Giandra banggakan atas kelakuannya. Menyugar rambutnya ke belakang dengan tangan kemudian mengusap wajahnya dengan kasar, Giandra mendesah panjang. Dalam semalam, hidupnya menjadi jungkir balik tak keruan.

Sodoran kopi dalam gelas kertas, membuat Giandra mengangkat kepalanya dan menatap PIjar yang sama memegang gelas kopi di tangan kirinya. "Saya tahu Pak Andra butuh kopi," ujar Pijar yang duduk di samping Giandra.

Dalam diam mereka saling menikmati setiap teguk kopi hitam dari salah satu gerai donat yang ada di sayap kanan rumah sakit. Meletakkan gelas kopinya di kursi kosong yang ada di sebelahnya begitu juga Giandra, Pijar menatap pintu kamar inap VVIP yang masih tertutup rapat. Di dalam sana ada Janaka dan ibunya sedang menemani Suri yang masih tertidur karena pengaruh obat bius pascaoperasi caesar tiga jam lalu.

"Saya nggak tahu harus mulai cerita dari mana dulu." Mulai Pijar tanpa memandang satu sama lain. "Kami dulu bertetangga, sebelum akhirnya keluarga saya pindah. Suri berteman baik sama Adik saya, itu yang membuat Suri akhirnya jatuh cinta sama saya kemudian berubah menjadi obsesi untuk memiliki saya. Sayangnya saya hanya menganggap Suri sebagai adik.

Obsesinya menghancurkan rumah tangga saya, dan membuat saya harus menikahi Suri atas fitnah yang dituduhkan pada saya karena dianggap meniduri Suri saat berstatus suami orang lain. Pada akhirnya saya memang menidurinya atau lebih tepat memaksanya dalam keadaan mabuk." Giandra menggepalkan tangannya mendengar penuturan Pijar.

"Lebih buruk lagi, saat saya menuduh Suri berselingkuh dengan teman kuliahnya bersamaan saya tahu kebenarannya jika Suri lah dalang dari kehancuran rumah tangga saya sebelumnya. selain menghinanya, saya juga mencaci makinya, juga menendang perut Suri saat itu. Dan ... saya juga langsung menalaknya tiga sekaligus." Giandra tak bisa berkata-kata lagi mendengar penjelasan Pijar.

Sebagai sesama pria ia sama sekali tidak diajarkan mengasari perempuan. Giandra membiarkan buku-buku jarinya memutih hanya untuk menahan diri agar tidak menonjok pria di sebelahnya ini.

"Bangsat sekali, Anda."

Pijar meringis mendengar umpatan yang dilontarkan Giandra. "Ya, saya mengakuinya. Setelah saya mengusirnya malam itu juga, hidup saya nggak pernah tenang. selalu dihantui kejadian malam itu." Giandra mendengus remeh. "Saya tahu kesalahan saya, dan saat ini saya sedang berusaha memperbaiki hubungan saya dengan Suri juga Keiyona."

"Semudah itu?" Giandra mendengus tak suka.

Ia mana terima kalau Pijar kembali mendekati Suri, walau tak pernah bisa Giandra pungkiri jika hubungan mereka akan selamanya terhubung dengan kehadiran Keiyona di antara keduanya.

Lalu Giandra bisa apa? Menyadari jika dirinya lah yang merupakan sosok asing yang tiba-tiba saja hadir di kehidupan Suri dan Keiyoba, beserta Pijar sebagai masa lalu Maysuri membuat Giandra pasrah.

Giandra mendengus lagi. "Apa anda tahu pekerjaan apa yan dilakoni May, hanya agar Keiyona tetap bernapas sampai saat ini?" Pijar mengangguk kecil.

"Suri mengatakannya langsung, saat ia di opname setelah dihajar adik Anda."

"Apa?" Kali ini Giandra yang dibuat syok akan pengakuan Pijar.

Kapan Nuriah menyerang Suri? "Sialan, Nuriah!"

"Jangan bilang Anda nggak mengetahuinya?" Gelengan spontan Giandra membuat Pijar mengmamkan makian. "Adik Anda tiba-tiba datang di parkiran basemeny rumah sakit, kemudian menampar dan menendang Suri sampai kepalanya bocor. Dia juga dikatai jalang, pelacur,pelakor, dan sebagainya. Hal itu sempat membuat heboh pengunjung rumah sakit, tapi Suri memilih untuk nggak memperpanjang urusan itu. Karena yang dipikirkan Suri adalah kandungannya saat itu baik-baik saja."

Kali ini Giandra benar-benar bungkam dan juga merasa bersalah pada Suri. Ia yang membawa wanita itu dalam kehidupannya yang rumit, dan ia juga yang membuat Suri ikut menderita karena ulahnya.

Mengusap kasar wajahnya, Giandra menghela napas panjang dan menyandarkan kepalanya ke dinding."Saya pikir Suri berasal dari keluarga biasa-biasa saja karena itu saya menawarin d8a jadi simpanan. Awalnya hanya sekedar perjanjian saling menguntungkan. Saya dapat kepuasan dan Suri dapat uang buat pengobatan Keiyona."

Giandra terkekeh menyadari jika ia terjebak dalam permainannya sendiri. "Pada akhirnya saya terjebak dalam permainan yang saya atur sendiri. Saya... Jatuh cinta sama kesederhanaan Suri."

"Hmm... Suri yang sekarang jauh berbeda dari Suri yang dulu." Pijar mengamini ucapan Giandra.

Mau bagaimanapun dulu Suri, bagi Pijar mantan istrinya yang sekarang jauh lebih dewasa melebihi ekspetasinya. Mungkin... Suri sudah berdamai dengan masa lalunya, tapi ia sendiri malah masih terkungkung akan rasa bersalahnya pada sang Putri.

"Apa bedanya kita? Sama-sama pria brengsek berego tinggi, tanpa sadar, kita menghancurkan jiwa rapuh Suri yang seharusnya bisa merasakan bahagia karena dicintai, tapi sayangnya kita sama-sama menorehkan luka yang sama besar dengan jalan yang berbeda." Dan ya ... Lebih mirisnya lagi, mereka berdua sama-sama masih terikat dengan pernikahan dengan orang lain dan menjadikan Maysuri sebagai orang ketiga dalam rumah tangga mereka.

"Ya... Kita sama-sama bejat dan berengsek. Apa pria seperti kita nggak patut mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki apa yang sudah rusak?"

"Saya gak tau, Pak Aksa."

"Apa Pak Andra mencintai Suri?" Giandra mengangguk mantap setelah beberap detik menatap mata Pijar.

"Ya, saya cinta sama Maysuri."

*********

dah ya, cuma 700an. otak ngebulm gak bisa mikir lagi. wkwkwkwkkwkwk.

selamat berpuasa teman-teman, di bulan puasa ini aku semakin sibuk. ini jg ngambil selanya hehehehehe... semoga suka.

Surabaya, 06 Mei 2021





Cinta AntagonisWhere stories live. Discover now