Princess Snow White

985 101 6
                                    

Tak pernah ada dalam bayangan Hinata, menjadi pekerja malam adalah pekerjaan yang sulit baginya. Terlebih dengan pertemuan tak disengajanya dengan sang mantan Bos, kembali membawanya di ambang keputus-asaan dalam hidupnya. 'Jika bukan karena beliau aku tak mungkin melakukan ini'. Bathinnya terus bergelut dengan akal logikanya.

Dan pandangannya menyenduh di balik kaca transparan yang menampilkan sosok sang ibu dipenuhi selang di tubuhnya. "Kasan
... aku mohon bangunlah......!" Lirihnya.

"Permisi!?"

Ia menengok. "Ada apa?"

"Saya memberitahukan perihal tentang pasien!" Hinata meneliti petugas rumah sakit yang tengah membawa sebuah dokumen di tangannya. "Kemo harus dilakukan 2 minggu sekali agar memastikan sel Kankernya tidak menyebar ke organ lain. Tapi....." matanya tanpak ragu. Meneliti tampilan Hinata yang tidak dalam kondisi baik. "Biayanya tidaklah murah. Dan lagi.... anda belum melunasi Administrasi yang sebelumnya!"

"Saya mengerti Suster! Saya akan berusaha melunasi semuanya! Jadi saya mohon lakukanlah yang terbaik untuk ibuku!". Kedua tangannya menangkup dengan air mata yang menumpuk di sudut matanya. Rasanya ia tak tahan lagi mendengar segala permasalahan keuangannya yang terus menggerogotinya. "Minggu ini aku janji akan melunasinya!" Yakinnya penuh percaya diri.

"Hn...Baiklah!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hinata membuang egonya dengan datang langsung menemui sosok sumber masalah hidupnya. Menatap bangunan tinggi yang dulu menjadi tempat kerjanya.

"Ah! Hinata ada apa!"

"Pak Pras!" Memegang jeruji besi pagar dengan erat. "Bisa tolong bukakan pintunya pak?"

"Tidak bisa!"

"Kenapa!"

"Kamu kan bukan karyawan disini!"

"Tapi saya ada perlu dengan dia!"

"Siapa?"

"Uchiha Sasuke!"

Kedua mata Pras menyipit. 'Apa aku tidak salah dengar!'.

"Tolong pak! Aku harus bicara dengan Sasuke!"

"Ha!". Ia terpaku. 'Apa dia sudah gila! Sudah dipecat tapi masih berani menyebut nama pimpinan!' "Sebentar!"

Hinata membalikkan tubuhnya. Bersandar di pagar besi dengan sesekali menggigit ujung kukunya. "Semoga dia mau menemuiku!" Gumannya pelan.

"Hinata?"

"Ya! Gimana pak!"

"Beliau tidak bisa menemuimu!"

"Ck! Dasar brengsek!"

"Ada apa Hinata?"

"Tidak apa apa pak! Aku akan menunggu disini!"

"Yaudah terserah kau saja!"
.
.
.
.
2 jam kemudian. Penantian Hinata terjawab. Mobil Sasuke melewatinya. Dan ia melihatnya. Dengan cepat ia berlari. "Sasuke!!!! Tunggu!!!" Teriaknya semakin kencang.

Sementara di dalam mobil. Shikamaru melihat Hinata berlari sambil menyembutkan nama Sasuke dari kaca mobil. "Sas! Tu bukannya Hinata?"

"Biarkan saja!" Jawabnya acuh sambil membaca lembaran berita di koran.

"Kasihan tahu! Aku dengar dari penjaga gerbang katanya sudah nunggu sampai 2 jam!"

"Hn! Aku tidak peduli!"

"Ha....! Memangnya salahnya apa sampai kamu memperlakukannya seperti itu!"

Sasuke tetap tak bergeming.

Night ButterflyWhere stories live. Discover now