8.

390 58 10
                                    

Sepulang sekolah, Sandi langsung melajukan motornya menuju rumah Yuda. Tujuannya yaitu mengantar Yuda pulang dan menemui ayah Yuda. Motornya berhenti di depan rumah Yuda yang kelihatan sepi.

"Udah nyampe, mau dibantuin apa turun sendiri?" Tanya Sandi yang heran dari tadi Yuda ga turun dari motornya.

"Ga bisa turun sendiri, pinggang aku masih sakit buat berdiri sama jalan" Ucap Yuda dengan suara kecil bahkan hampir tidak hisa didengar Sandi. Apalagi ngomongnya sambil nunduk.

"Kok ga bilang dari tadi?" Tanya Sandi menggoda Yuda. Sebenarnya tanpa diminta pun Sandi bakal tetep bantuin Yuda, sebab Yuda kaya gini kan gara-gara dia.

"Ishh ya Sandi harus peka lah! Udah tau aku abis jatuh! Harusnya Sandi langsung bertindak tanpa aku minta!" Yuda sebel karena Sandi ga peka. Ini semua kan ulah Sandi, jadi dia harus tanggung jawab lah, pikirnya.

"Hahahaha, iya iya aku bantuin" Sandi turun dulu dari motornya, terus ngelepas helm full face nya dan nyibak rambutnya kebelakang.

"Susah banget sih! Ishhh!" Yuda ngedumel karena ga bisa ngelepas kaitan helm nya.
Sandi yang menyadari itu cuman bisa senyum, lucu banget.

"Kalau ga bisa bilang, sini aku bantu lepasin" Ucap Sandi sambil bantuin buka kaitan helm nya Yuda.

"Bisa kok! Helm nya aja yang nyebelin kaya Sandi!" Ucap Yuda marah.

"Kok aku lagi? kan tadi udah minta maaf" Ucap Sandi setelah berhasil melepas helm Yuda.

"Iya! Iya! Sekarang bantuin jalan!" Ucap Yuda memerintah kepada Sandi. Dia udah gerah banget pengen cepet-cepet mandi.

"Sebentar, aku taruh helm nya dulu" Jawab Sandi sambil naruh helm mereka berdua di kaca spion.

"Buruan! Aku udah gerah!"

"Hmm iya, Sini naik ke punggung aku" Sandi udah posisiin badannya agak merendah membelakangi Yuda.

"E-eh Sandi bantuin jalan aja. Gausah digendong" Yuda ga mau aja nanti dilihatin orang, malu dia.

"Emang bisa? Kalau ga bisa ga usah di paksa, nanti sakit, hm?" Sandi balik badan menghadap Yuda dan bertanya sambil menatap wajah Yuda yang walaupun udah kucel tapi masih kelihatan lucu.

"Bi-bisa kok" Ucap Yuda ragu.

Setelah itu Yuda mencoba turun dari atas motor dengan hati-hati. Tapi, baru nginjekin kakinya ke tanah dia udah kesakitan.

"Arghhhh! Sakit banget sih!" Yuda kesakitan dan mau nangis aja.

"Ngeyel kan? Sekarang tetep mau jalan sendiri?" Tanya Sandi meyakinkan Yuda. Sedangkan kedua tanganya dia letakkan di bawah ketiak Yuda, membantu menahan badan Yuda.

"Engga, sakit banget pinggangnya :(" Jawab Yuda dengan kedua sudut bibirnya tertarik kebawah.

"Mau ya aku gendong?"

"I-iya"

Lalu, dengan hati-hati Sandi mengangkat Yuda ke punggungnya. Berjalan ke arah pintu rumah Yuda untuk masuk ke rumah.

Yuda ngetuk pintu dan ga lama setelahnya dibukain sama Ayahnya. Ayah Yuda terkejut liat Yuda yang digendong Sandi.

"Loh? Yuda? kok digendong sama Sandi?" Tanya Ayah Pandu yang merupakan ayahnya Yuda  kebingungan.

"Ini salahnya Sandi pah!" balas Yuda sambil ngeratin pelukan tangannya di leher Sandi, dan itu membuat Sandi tercekik.

"Yaudah, kalian masuk aja dulu ceritanya nanti " Ayah Pandu sebenernya kepo banget kenapa anaknya bisa begini, tapi dia ga tega liat raut wajah kesakitan Yuda anaknya.

HEY, ILY BOY!Where stories live. Discover now