7.

441 65 41
                                    

Kejadian itu sepenuhnya ga terjadi, karena Yuda yang tiba-tiba lari dan milih pulang naik ojek. Sandi yang udah di kasih wejangan sama Ayahnya Yuda tetep ngikutin Yuda di belakang nya. Ngikutin Ojeknya sampai depan rumah dan niatnya sih mau minta maaf, tapi keburu Yuda nya masuk rumah dan ngunci pintu.

Paginya, Waktu Yuda buka pintu. Dia kaget sama kehadiran Sandi yang udah berdiri di depan rumahnya. Sandi yang tau Yuda bakalan lari, buru-buru megangin tangan Yuda dan dia tahan.

"Dengerin penjelasan gue dulu!" Sandi megangin dagu Yuda supaya terus natap ke arahnya, karena dari tadi Yuda coba buat mengalihkan pandangannya dari Sandi.

"Lepasin tangan gue!" Yuda mencoba melepaskan diri dari Sandi, tapi dia ga cukup tenaga.

"Ga bakal gue lepasin sebelum lo dengerin penjelasan gue. Please, kali ini aja Yuda" Sandi mencoba mengatur nada suaranya, terkesan memohon dan lembut.

"Kok lo maksa sih! gue kan ga-" Omongan Yuda kepotong karena tiba-tiba ayahnya keluar dari dalem rumah.

"Loh ada Sandi! Kapan datengnya? Yuda juga, kok ga disuruh masuk dulu?" Ayah Yuda menatap keduanya bergantian.

Sadar akan kehadiran Ayahnya Yuda, Sandi buru-buru ngelepasin genggaman tangannya di tangan Yuda.

Yuda yang mengetahui adanya kesempatan buat melarikan diri dari Sandi pun dengan kecepatan kilat langsung lari keluar rumah  dan naik ojol yang tadinya udah dia pesen.

"Loh! loh! Yuda! Ini ada temen nya kok malah kabur toh!" Ayahnya Yuda teriak-teriak manggil anaknya.

"YUDA BERANGKAT DULU YAH! ASSALAMUALAIKUM!" Yuda teriak dari kejauhan lalu ojol yang dia pesen jalan menjauh dari rumahnya.

"Anak itu! maaf ya Sandi. Ga biasa nya Yuda kaya gitu" Ayahnya Sandi ngerasa gak enak sama Sandi.

"Eh gapapa om. Mungkin Yuda lagi buru-buru" Ucap Sandi.

"Kamu udah sarapan belum San? Makan dulu yuk sama om di dalem, Ibu nya Yuda tadi masak gudeg sama sambel terasi. Mantep pokoe!" Ayahnya Yuda menawari Sandi untuk sarapan bersama.

"Sebelumnya terima kasih Om, tapi tadi saya udah sarapan di rumah. Om aja sama Tante yang sarapan, Sandi mau nyusul Yuda ke sekolah" Ucap Sandi meolak secara halus.

Bohong, Mana pernah Sandi sarapan di rumah. Boro-boro dimasakin, ibunya dirumah aja ga pernah.

"Yah sayang banget, Tadinya Om mau ngobrol sama kamu sambil sarapan. Seru banget kalo udah ngobrol sama kamu, semuanya nyambung" Ayahnya Yuda terlihat kecewa.

"Mungkin lain kali Om. Sandi bakal sempetin kesini lagi buat ngobrol sama Om" Sandi memberi penawaran karena tadi melihat raut  wajah kecewa Ayah Yuda.

"Bener San? Okelah, Om tunggu nanti malem bisa gak? kita main catur berdua, besok juga hari libur kan?" Ayahnya Yuda kelihatan seneng banget.

"Bisa Om. Nanti malem Sandi kesini lagi. Kalo gitu, Sandi berangkat dulu ya Om, takut kesiangan" Ucap Sandi menyanggupi.

"Iya. Jangan lupa nanti malem!"

"Iya om. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Setelah itu, Sandi berangkat ke sekolah nyusulin Yuda. Dia harus berhasil ngasih penjelasan buat Yuda, biar semuanya terselesaikan.

----

Niatnya tadi sih mau nyari Yuda, tapi sekarang Sandi malah nongkrong di kantin sama temen-temennya. Biasalah, bolos.

Seakan lupa sama niat awalnya tadi, Sandi keasikan bercanda dan ketawa sama temen-temennya. Bahkan sampai bel istirahat bunyi.

HEY, ILY BOY!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن