Waktu Malam Hari

6K 861 260
                                    

Sore menjelang malam, suasana ruang tamu bisa dibilang cukup tegang usai kepulangan anak bungsu dari pasangan Kun dan Sally.

Sally menatap anaknya itu dengan tatapan kurang bersahabat miliknya. Entahlah, Sally jadi kesal sendiri lihat wajah anaknya. Padahal kalau boleh jujur ibu tiga anak itu sangat rindu kepada anak bungsunya.

Kun yang merasa suasana harus segera dicairkan pun lantas berdehem keras. Bikin Lucas yang ada di sebelahnya terkejut bukan main.

"Ba... kaget..." lirih Lucas sambil mengelus dadanya dramatis.

Kun tersenyum kecil, "Maaf, tapi sebelumnya bisa kita sudahi dulu pembicaraan ini? Sudah masuk jam makan malam--Njun katanya mau makan hotpot? Mbak Bulan sudah masak untuk kamu."

Renjun yang tadinya tertunduk diam lantas mendongakkan kepalanya, ia menatap Kun seolah mengucap terima kasih karena udah mengeluarkan dirinya dari situasi menyeramkan ini.

"Ayo, makan dulu." kata Kun sambil mengelus punggung sang istri.

Sally berdecak malas, kemudian ia berdiri dan berjalan mendahului yang lainnya. Tetapi sebelum itu ia sempat mencubit kencang pipi kanan Renjun sampai menimbulkan warna kemerahan.

Renjun sih pasrah aja, nggak berniat berontak sama sekali.

"Huuuhhh... gila gila... kayak habis simulasi wawancara bareng malaikat maut!" seru Lucas begitu Sally dan Kun udah meninggalkan ruang tamu.

"Koko sampe nahan pipis..." cicit Winwin.

Lucas lantas melotot dan mendorong tubuh Winwin, "PIPIS SONOHHH!!! NTAR NGOMPOL DI SOFA MAMI MAKIN NGAMUK!!"

Dan dengan secepat kilat Winwin pun langsung berlari menuju toilet terdekat untuk menuntaskan apa yang memang harus dituntaskan.

"Heh, diem aja lo anak pungut! Cepirit?!"

"Diem anjir Ko, Njun masih degdegan!" sungut Renjun sambil melempar bantal sofa pada Lucas.

Lucas lantas terkekeh geli melihat eskpresi adiknya, "Sotoy sih udah pacar-pacaran aja! Diomelin kan looooo!"

"Bangsat."

Lucas semakin tertawa geli mendengar adiknya misuh-misuh usai acara sidang dadakan barusan.

Jadi, sesampainya Renjun di rumah, anak bungsu itu langsung disidang di ruang tamu oleh seluruh anggota keluarganya. Mulai dari Sally yang mengomel panjang lebar karena merasa anaknya mulai tidak terbuka padanya, sampai Kun yang memberikan ceramah serta kata-kata bijaknya.

Bukan apa-apa, Renjun ini anak terakhir yang paling disayangi oleh semua anggota keluarganya. Renjun juga sedang tinggal jauh dari pantauan orang rumah. Ya walaupun Kun bisa aja menyewa intel berkedok tukang bakso untuk mengintai pergerakan anaknya disana.

Tetapi jauh di lubuk hati Kun dan Sally, mereka nggak mempermasalahkan tentang anak bungsunya yang sekarang memiliki kekasih. Mereka justru senang. Tetapi, entah mengapa Sally merasa anaknya itu mulai sibuk dengan dunianya dan bersikap seolah menutup diri.

Sally hubungi aja biasanya langsung dijawab, tetapi entah mengapa beberapa bulan terakhir Renjun mulai sulit dihubungi. Hal yang sama pun terjadi pada Kun. Renjun biasanya paling sigap kalau Kun menghubungi dirinya. Tetapi akhir-akhir ini tidak. Maka wajar aja kalau Kun yang dasarnya udah sibuk, jadi semakin tidak tau kabar anak bungsunya disana.

Kun paham anaknya itu udah bukan lagi anak kecil, Renjun jelas udah cukup dewasa untuk memilih mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dan Kun tau kalau terkadang memang nggak harus semuanya diketahui oleh dia dan Sally. Ini hanya rasa khawatir dari orang tua kepada anaknya. Kun dan Sally takut kalau Renjun sampai salah pergaulan.

The Huang's Family [H-Fams] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora