HIDE AND SEEK

976 89 2
                                    

Peluh keringat membasahi tubuhnya yang atletis. Siang ini matahari begitu terik sampai membuat kaos berkerahnya basah oleh peluh.

"Sudah ku bilang untuk selalu mengecek kendaraanmu sebelum bepergian jauh seperti ini." Keluh Suho yang menyayangkan kecerobohan Sehun.

"Sekarang kita harus menunggu mobil derek datang." Ia kemudian mengajak Sehun kembali masuk ke mobil, sebelum di jalanan sepi ini ada yang sadar kalau mereka adalah artis besar.

"Kau yang ingin sekali datang ke restoran di atas gunung itu dan kau juga terlalu percaya pada peta digital yang ternyata menyesatkan kita." Sehun kembali dengan sifat bocahnya karena ia tidak suka di salahkan.

Suho menghela napas panjang karena lelah berdebat. Perjalanan ke restoran yang di sebutkan tadi adalah agenda penting bagi Suho di minggu ini sebelum mereka sibuk dengan rentetan tampil di berbagai acara.

Ia sangat merindukan suara alam dan hidangan lezat di tambah privasi yang aman. Serta Sehun juga sudah berjanji akan menuruti kemana pun ia ingin menghabiskan waktu.

"Aku juga sudah menghubungi ayah untuk di kirimkan mobil ke sini. Jadi, nanti mobilmu akan di bawa ke bengkel."

Solusi yang cukup menenangkan, meskipun Sehun sadar, itu artinya ia harus kembali menyetir.

"By the way..."

Suho melirik tajam ke arah si maknae yang memasang wajah mesum. "Apa?!"

"Hyung kalau lagi berkeringat seperti ini, seperti kelinci kebasahan. Lucu sekali."

Ini termasuk momen menegangkan setiap kali Sehun menjulukinya kelinci. Karena ia sadar kalau lucu itu bukan arti yang sebenarnya. Secepat kilat ia mendorong tubuh bocah itu menjauh.

"Cium saja tidak boleh?" Rengek Sehun.

Suho menggeleng. "Itu namanya bunuh diri bodoh! Simpan saja semangatmu untuk menyetir. Aku akan tidur sebentar, sampai mobil pengganti datang."

Sehun mengerucutkan bibirnya dan pasrah mengikuti perintah Suho yang langsung terpejam sambil menutupi wajah dengan jaket.

Dalam belasan menit, mobil pengganti yang di maksud pun datang. Suho dengan semangat langsung berpindah ke mobil berwarna putih itu.

"Baiklah, berangkat!!!" Seru Sehun.

Jalanan yang berliku dan pemandangan khas hamparan dataran rendah memanjakan mata mereka. Yap, siapa yang tidak terlena dengan dominasi kehijauan di bawah sana.

Sehun tersenyum ketika Suho sibuk mengambil gambar dan merekam betapa serunya perjalanan mereka.

Tapi, Sehun teringat akan satu hal. Alasan di balik mereka mengadakan acara makan berdua di atas gunung.

WAJIB MILITER

Tidak lama lagi, setelah rentetan kegiatan dan comeback mereka, Suho akan menjalani kewajiban para pria di negeri ini.

Tak terasa ia sudah hampir berusia tiga puluh tahun dan panggilan untuk pergi selama dua tahun pun tak terelakan.

"Hei, kau kenapa?" Suho menyadari perubahan ekspresi sedih yang tiba-tiba saja terpampang di wajah tampan kekasihnya.

Wajah Suho selalu berseri-seri, seperti tidak pernah merasakan apa itu marah, sedih, dan kecewa. Atau mungkin semua itu ia jadi satukan dengan ekspresi cerianya.

"Aku tau... Tapi, dua tahun kan waktu yang sebentar. Kau bisa mengunjungiku kapan pun kau sempat." Suho mengusap bahu lebar itu dengan penuh kasih sayang.

"Kau mengatakannya seolah aku tidak akan sempat." Kata Sehun.

"Baiklah, kau bisa mengunjungiku kapan pun."

RESTORAN DI ATAS AWAN

Udara yang cukup dingin membuat mereka bergidik. Sepertinya hujan baru turun pagi tadi. Dengan santai mereka masuk dan menuju tempat yang sudah di reservasi.

"Baiklah Tuan Kim, jika ada yang anda perlukan, jangan ragu untuk memanggil pelayan."

Hidangan hangat yang beraroma pekat menusuk hidung mereka. Tatapan kedua orang ini lapar dan seperti sedang memutuskan menu mana yang akan menyapa lidah mereka terlebih dahulu. Suho membiarkan Sehun memilih hidangan pembukanya, pemuda polos itu menunjuk beberapa tumis sayuran. Dia memakannya dengan nikmat, membuat Suho tidak merasa rugi telah membayar semua ini.

"Enak?"

Sehun mengangguk dengan semangat dan terlihat seperti anak sepuluh tahun. Lucu dan menggemaskan, kadang Suho berpikir bagaimana bisa bocah itu menganggap dirinya pantas menjadi seorang dominan pada hubungan mereka.

"Kau mengajakku kesini bukan sebagai sogokan kan?" Sehun memberikan tatapan tajam.

Suho terkekeh. "Tidak, untuk apa aku memberimu sogokan. Toh setiap kali kita jalan bersama, selalu aku yang membayar bill -nya."

.

.

"Hyung, apa aku bisa bertahan selama kau wajib militer?"

Mereka sedang memandangi hamparan hutan pinus yang memberikan aroma khas dan warna kehijauan. Suho bersandar pada bahu lebar Sehun, rasa nyamannya sekarang sungguh tidak ada tandingannya.

Mobil mereka menghadap ke tebing, di tengah jalanan yang sepi karena Suho sudah memastikan untuk memblokade jalan di pagi buta tadi agar privasi mereka aman. Nikmatnya lahir di keluarga pejabat.

"Kau bisa bertahan selama kapan pun itu, aku juga tidak akan pergi kemana-mana. Aku akan terus mendukungmu." Jawabnya dengan mata terpejam.

Setelah perut kenyang, ini memang merupakan waktu yang pas untuk mengistirahatkan badan sebentar. Suho tampaknya sudah begitu nyenyak, wajahnya yang tenang bagai sihir bagi Sehun untuk ikut terlelap.

.

.

Kembali ke dorm, Suho terheran-heran dengan si manager yang segera menarik lengannya untuk berbicara berdua karena hal mendesak.

"Apa?!"

"Kita harus segera membereskan masalah ini. Kau harus ikut aku ke kantor sekarang!"

Tubuh yang lelah mendadak menjadi tegang ketika Suho mendengar ada masalah besar. Manager-nim menceritakan kronologinya dan berusaha menyelesaikannya sesuai dengan arahan Leeteuk.

"Kalian sebenarnya dari mana? Sejak tadi sore tidak bisa di hubungi."

Suho tidak mungkin mengatakan ia menghabiskan waktu untuk pacaran dan sengaja mematikan ponselnya. Itu sama saja dengan bunuh diri.

"Kami ada urusan penting di pinggir kota."

Di malam yang larut, Leeteuk masih dengan setelan formalnya. Pria paruh baya itu memijat keningnya berulang kali karena sakit kepala yang tak kunjung reda.

Saat mereka sampai, Leeteuk segera meminta waktu untuk bicara empat mata dengan Suho. Tentu saja hal itu membuat ia gugup, karena tidak tau kesalahan apa yang ia buat.

"Mulai sekarang, tidak ada lagi Hunho couple dan jika kalian memiliki hubungan spesial, tolong segera akhiri itu."

T B C

Official CoupleWhere stories live. Discover now