23. Pijar Udara | tapak_kata

19 3 0
                                    

Pijar udara terkenang dalam benak hingga beranakTumpahan air asin mengikuti proses tanpa protesMata terpejam tak menjamin tenteram tergenggamMalang nasib malam sang manusia yang terkena insomnia

Takdir Tuhan menunggu dikau yang terus saja termangu
Berpikir dengan otak kosong yang tertutupi sombongDikau tak mau disentuh atau dimasuki sang pencerahKarena ego tinggi yang tak mampu lagi bernegosiasi

Siang sibuk merayap, malam sibuk meratap
Siklusnya tak akan redup ketika dikau hidupPunya waktu, tak bisa diajak bersatu paduEgois dengan alasan memperbaiki hidup

Biarlah, malam ini, untuk kali ini, dikau terjaga
Mengeksekusi seluruh sakit sambil menabung ideTidak banyak berpengaruh, tapi yang lebih penting adalah adaJadi, selamat menatap pijar udara sepanjang malam

Ciamis, 06 Agustus 2020

***
tapak_Kata

Insomnia Where stories live. Discover now