Tidakkah engkau mengerti?
Tak ada yang bisa kau temui di sebelah sana
Jalan yang panjang, kosong, berdebu, hampa, terlupakan
Hanya jalan dengan tubuh yang panjang
Sebuah jalan yang kosong tanpa isi Pastilah debu meliputi seluruh tubuh jalan itu
Di sana, di jalan itu
Kehampaan menghampar luas mengakar dalam
Dilupakan oleh dunia yang berubah terlalu cepatMasih ingatkah engkau pada sungai kecil di sisi jalan itu?
Kukira ikan sudah lama pindah dari sana
Karena limbah hijau beracun mengusir ikan-ikan kecil dari liang dan rumahnya
Kukira air sudah lama hilang dari sana
Karena air yang ada mereka paksa pergi ke hotel bertingkat lima puluh itu
Kukira sungai itu sudah lama mati Aspal yang melebar memakan habis tubuh sungai yang sedikit dalam di dekat pohon jambuBarisan pohon yang kuingat dulu sudah tiada
Si raksasa sudah menjadi meja dan kursi untuk warung kopi di pinggir jalan
Si kerdil sudah menjadi arang dan abu untuk api kecil di sebuah dapur Si tinggi sudah menjadi tangga kayu yang sangat tinggi untuk mendaki menara
Si miring sudah ambruk lalu terbaring di rerumputan karena badai menabraknya
Barisan yang tersisa di bawa orang orang berseragam itu dengan truk raksasa yang pelan
Barisan yang tersisa diangkut ke pabrik lalu diubah menjadi kertas-kertas novel picisanJalan itu sudah lama mati
Takkan pernah sama lagi,
Lupakanlah
YOU ARE READING
Tiga Pujangga Seribu Rasa
PoetrySaat tiga penyair bergandengan tangan, terciptalah sebuah karya tiga rupa, tiga warna, tiga rasa. Hingga melukiskan sebuah puisi, menggoreskan semua isi hati yang seringkali berubah, menyusun semua rasa dalam bait-bait puisi, menyelipkan diksi dan m...