Bab 2 (Bahagia)

43 10 4
                                    

Jika boleh, biarkan aku menarik kembali kalimatku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika boleh, biarkan aku menarik kembali kalimatku. Ku rasa, aku tak semandiri itu dan tak sebertanggung jawab itu. Ternyata, aku masih mengandalkan orang lain dalam menentukan kebahagiaanku (Aurora)

Jika boleh, biarkan saja dia menarik kalimatnya. Karena di sini, aku bersedia membahagiakannya (Darrell)

 Karena di sini, aku bersedia membahagiakannya (Darrell)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

KRINGGG!!!...

Jam weker merah muda dengan bentuk lingkaran di atas meja kecil putih berdering kencang nyaris melengking. Jam weker itu bergetar hebat di sebelah kanan tempat tidur Aurora. Aurora mengerang pelan dan menarik bantal untuk menutupi telinga kanannya, kemudian kembali tidur. Namun, yang dilakukan Aurora sia-sia karena suara itu berhasil menembus ke telinga Aurora. Aurora akhirnya mengalah dan memilih bangun untuk mematikan benda kecil yang sejak tadi meraung-raung membangunkan Aurora.

Aurora duduk di atas tempat tidur dengan mata yang masih terpejam. Rambutnya acak-acakan. Perlahan ia membuka matanya sedikit, kemudian ia pejamkan lagi karena sinar matahari ternyata sudah bersinar seterang itu di balik gorden merah muda yang tersingkap sedikit. Samar-samar Aurora mendengar dentingan piring dan gelas di dapur tanda ibunya sudah bangun dan sedang menyiapkan sarapan. Aurora tersenyum mendengar suara itu. Suara itu terdengar hangat seperti penyemangat Aurora di pagi hari bahwa lagi-lagi ia tidak sendiri di dunia ini.

Aurora mulai turun dari tempat tidurnya, mengenakan sandal putih yang ada di bawah kasurnya, kemudian melangkah terseok-seok ke dapur karena masih ngantuk.

"Selamat pagi anak ibu. Kau masih mengantuk? Memangnya kau tidur jam berapa semalam?" tanya ibu Aurora yang mengenakan celemek merah sambil meletakkan sepiring nasi goreng di atas meja.

Aurora menarik kursi yang ada di hadapan nasi goreng yang ibunya letakkan tadi dan duduk di kursi itu, "Semalam aku pulang jam 10 bu, setelah aku mandi, aku langsung tidur. Ku rasa aku tidur terlalu nyenyak karena semalam aku cukup lelah, namun makanku banyak, sehingga pagi ini membuatku sedikit malas untuk bangun".

"Kau pulang selarut itu Ra? Toko bungamu kan tutup jam 7 malam, kenapa kau malah pulang selarut itu? Apa kau bertemu dengan temanmu?" tanya ibu Rara sambil duduk di kursi di hadapan Rara.

The Secret of UniverseWhere stories live. Discover now