43. Aku Mencintainya

Start from the beginning
                                    

Senja melihat tak suka perempuan itu. "Apaan sih ini? Emangnya lo seberapa penting buat Angkasa?!"

"Gausah ikut campur masalah gue ya. Yang harusnya gak penting bagi Angkasa itu lo. Lo apaan? Gaada apa-apanya. Lo dimata Angkasa pasti cuma cewek pecicilan yang selalu maksa-maksa buat jadi pacarnya. Iyakan?" sarkas Debbi.

Senja memang sadar. Memang dia dulu lah yang memaksa Angkasa untuk jadi pacarnya. Tapi, omongan Debbi bukanlah yang sebenarnya. "Gausah sok tau!" ujar Senja.

"Gausah sok tau gimana? Gue tau kok dari seluruh sekolah ini kalo lo, dulu maksa-maksa jadi pacar Angkasa kan?" Debbi berdecih.

"Tapi kan aku pacaran sama Angkasa karena Angkasa nembak aku!" balas Senja tak terima dengan apa yang Debbi ucapkan.

"Iya Angkasa nembak lo. Mungkin aja karena dia udah cape dipepet-pepet sama lo. Lo cewek sampah kaya gini," ucap Debbi.

Tangan Senja hampir saja ingin melesat lagi dipipi Debbi, tapi Angkasa yang sejak tadi diam langsung mencekal tangan Senja. Senja melihat Angkasa. Angkasa terlihat menggelengkan kepalanya pelan. Membuat Senja menuruti apa yang diperintahkan Angkasa secara diam.

"Angkasa. Jangan disini pacarannya, nanti ada yang iri!" Senja menarik tangan Angkasa membuat cowok itu hanya mengikuti jalan Senja.

Debbi yang masih dibelakang hanya melihat dua orang itu dengan kesal.

Senja berjalan disamping Angkasa, Cowok yang ada disampingnya masih diam, menatap lurus kedepan. Wajah nya begitu dingin membuat Senja tak berani menatakan satu atau dua kata apapun.

"Kita duduk dipinggir lapangan aja, gak ada jadwal yang masuk kan?" tanya Angkasa. Senja hanya membalas dengan anggukan kepala.

Lalu Senja dan Angkasa duduk di pinggiran lapangan. Senja menatap cowok disampingnya. Cowok itu tetap diam sambil menatap kedepan. Senja hanya bisa diam juga. Dia tidak berani berucap.

"Senja," panggilan suara Angkasa langsung membuat Senja mendongak dan menatap wajah Angkasa yang juga sedang menatapnya. "Jangan kaya gitu, aku gak suka."

Senja mengerutkan keningnya. "Kaya gitu gimana?" tanyanya.

"Gaboleh kasar. Jaga tangannya, Senja yang aku kenal itu cuma perempuan yang bersikap seperti anak kecil, perempuan polos dengan segala kelebihannya. Bukan perempuan yang kasar kepada siapapun," ucap Angkasa.

"Aku gak bakal kaya gitu kalo gak dipancing. Itu semua juga diluar otak kepala aku Angkasa," balas Senja. Lalu tidak ada lagi ucapan dari Angkasa membuat Senja sedikit merasa bersalah. "Maaf,"

"Kenapa harus minta maaf?"

"Aku takut kamu marah aku kaya gini, jangan marah ya?" ujar Senja.

"Aku gak marah. Cuma gak suka aja kalo kamu kaya gitu Ja," ucap Angkasa. "Aku sayang sama kamu."

Senja tersenyum, "Kalo ditanya aku suka sama kamu atau gak. Pasti jawabannya iya. Gak mungkin aku nyia-nyiain kamu yang dulu pernah aku perjuangin."

"Angkasa? Mau belajar bareng aku atau gak? Minggu depan ulangan," ucap Senja.

"Gausah. Kamu aja yang belajar," balas Angkasa.

"Kenapa? Kan kita sama-sama belajar aja."

"HEYY GOOD MORNING! ENAK YA PUNYA PACAR? Kemana-mana berdua, gak sendirian!" teriak salah seorang yang datang. Empat lelaki itu berjalan mendekat kearah Senja dan Angkasa. Lalu mereka ikut duduk disana.

"Pacaran aja lu, mentang-mentang pertama kali pacaran!" ujar Herdi.

"Iri lo?" timpal Angkasa dengan wajah datarnya.

AngkasaWhere stories live. Discover now