Bab 20

32 7 1
                                    

Ujian semester akan segera tiba, seluruh murid menjadi sangat sibuk sebab persaingan di Airlangga High School cukup ketat. Mereka sangat tegas apalagi soal nilai.

Ruang perpustakaan yang dulunya sepi juga menjadi sangat penuh, karena itu perpustakaan menjadi lebih terang dari sebelumnya. Bahkan beberapa anak masih tetap berada di sekolah sampai pukul 7 malam hanya untuk mencatat materi dari buku yang mereka ambil.

Saat ini Andrew dan Andrea tengah makan malam dirumah. Mereka tak diperbolehkan oleh Letta dan Alan untuk berada di sekolah sampai malam.

"Ujian semester kapan?" Tanya Letta.

"Minggu depan," jawab Alan membuat Andrew dan Andrea mendongak.

"Serius, dad?!" Tanya mereka terkejut. Bahkan sekolah belum memberi jadwal kepada mereka.

"Hm, tadi di rapat, kepala sekolahmu mengatakan bahwa kurang lebih UTS dimulai minggu depan."

Andrew dan Andrea melongo mendengarnya. Walaupun mereka memang sudah belajar, tetapi rasanya ini terlalu cepat untuk mereka.

"Kalau gitu Andrea ke kamar," ucap Andrea.

"Andrea duduk kembali dan habiskan makananmu," suruh Alan.

"Tapi dad-"

"Andrea," panggil sang ayah kembali membuat Andrea tunduk.

Andrew mengenggam tangan Andrea lalu mengangguk menyuruhnya kembali duduk. Tentu Andrew tau seberapa besar keinginan Andrea untuk bisa mendapatkan nilai tertinggi tahun ini.

Di kelas 10, Andrea berada di urutan keempat, di kelas 11, Andrea berada di urutan ketiga. Maka tahun ini Andrea benar-benar berusaha mendapatkan peringkat pertama di semua mapelnya.

Andrea mau tak mau kembali duduk dan menghabiskan makanannya dengan cepat agar ia bisa kembali belajar.

Setelah semuanya selesai, Andrea dan Andrew segera menuju kamar. Andrea langsung mengecek tanggal, ia melingkari tanggal ujian dan menghitung berapa lama hari itu akan tiba. Matanya membulat ketika mengetahui bahwa sisa waktu yang ia miliki hanya sekitar 5 hari lagi.

Sedangkan Andrew berada di dalam kamar, lalu mengenakan headset dan membuka laptop serta buku dan mengambil satu bolpoin.

Walaupun ia kembar dengan Andrea, tetapi lagi dan lagi ia memiliki perbedaan dari cara belajar. Andrew terbiasa belajar dengan santai tetapi Andrea harus belajar dengan serius dan keheningan.

Tok .. tok .. tok

Andrea memasuki pintu lalu merebahkan tubuhnya di kasur yang memiliki bau wangi khas milik Andrew.

Andrew membuka headsetnya lalu menoleh kepada Andrea yang tengah berguling-guling di atas kasurnya. Ia tersenyum sejenak lalu beranjak dari kursi mendekati Andrea yang terus menggerutu.

"Kenapa lagi?" Tanya Andrew.

"Kenapa tinggal lima hari lagi? Padahal gue masih belum paham sama materi ini!" Gerutu Andrea.

"Mana materinya?"

Andrea menyerahkan bukunya, Andrew membacanya sekilas lalu duduk disamping Andrea.

"Mau belajar seharian pun, lo gak bakal paham, coba kalau kasih garis lurus kaya gini," jelas Andrew lalu menggambar garis di gambar kubus itu. "Sekarang udah paham?"

Andrea mengangguk senang, setelah melihat gambar Andrew, rasanya ia sungguh memahami langkah selanjutnya. Ternyata hanya satu garis yang ia perlukan.

"Paham banget! Thank you!" Ucap Andrea lalu memeluk Andrew erat. Andrew membalas pelukan Andrea.

"Lanjutin belajarnya."

Andrea mengangguk, Andrew beranjak kembali menuju bangku. Andrea menguap sesekali, tanpa sadar ia tertidur dengan buku di atas wajahnya.

Andrew mengecek jam yang menunjukkan pukul 10 malam. Ia berniat menyuruh Andrea untuk berhenti belajar dan kembali ke kamarnya untuk istirahat, tetapi saat ia menoleh, Andrew mendapati Andrea tertidur pulas.

Andrew mendekati dengan perlahan lalu mengambil buku paket yang menutupi wajah Andrea. Andrew menggelengkan kepalanya, ia mengambil selimut lalu memberikannya ke Andrea, tak lupa ia menaikkan sedikit suhu ac agar tak terlalu dingin dan mematikan lampunya. Malam ini ia akan tidur di kamar Andrea.

***

Pagi-pagi benar, Andrea meraba sekitar untuk mencari ponselnya. Tapi ia tak menemukannya, matanya membulat dan ia langsung duduk seketika. Ia menatap sekeliling dan menyadari bahwa ia tertidur di kamar Andrew. Tapi dimana Andrew?

Andrea beranjak lalu menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Saat membuka kamar pemandangan pertamanya adalah Andrew yang tampak tertidur pulas dengan kasur bewarna pink soft bergambar love itu.

Andrea ingin tertawa seketika, bagaimana bisa saudaranya terlihat sungguh imut saat sedang bersama kasur pink nya. Andrea segera mengambil ponselnya lalu memotret pemandangan pagi ini.

Andrea segera mengakhiri kejahilannya lalu membersihkan diri sebelum Andrew bangun, ia menuju ruang makan setelah selesai. Tak lupa Andrea menceritakan dan menunjukkan foto itu kepada Letta dan Alan.

Selang beberapa puluh menit, Andrew turun berniat untuk sarapan. Tetapi orang-orang memandangnya sambil tertawa. Andrea menatap penuh tanda tanya, apakah ada sesuatu di wajahnya?

"Morning," sapa Andrew ragu.

"Morning too," balas Letta lalu tertawa kecil.

Andrew berusaha tak memperdulikan. Namun, pandangan mereka sungguh membuatnya risih.

"Mom, dad, Andrea, ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kalian begitu menatapku aneh?"

Andrea mengirim foto yang ia ambil tadi ke ponsel Andrew. Dengan segera Andrew membukanya lalu menatap tajam Andrea.

"Foto nya lucu ya, kalau gue sebarin ke grup angkatan keren banget gak sih?" Tanya Andrea excited.

"Ndre, hapus," suruh Andrew.

Andrea menggelengkan kepalanya menolak. Andrew berusaha mengambil ponselnya tetapi Andrea selalu bergerak lebih cepat.

"Hapus, Andrea."

"Fotonya lucu, masa mau dihapus?"

Jangan lupa vote and comments yaa 🤗

Follow Instagram :

@Literasimary_

GARDENIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang