bagian dua belas

220 52 22
                                    

"Acha nanyain lo mulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Acha nanyain lo mulu."

Lontaran kalimat dari Adam sontak membuat Jana tergemap dan bergeming sejenak. Terutama karena nama itu. "Acha Ginting?"

Adam mengangguk. "Acha siapa lagi."

"Lagian elo, udah ngasih kepastian belum sih, ke Acha?" Kali ini, pertanyaan dari Nolan membuat Jana menyipit, tetapi tak lama kembali memakan mie ayamnya, seolah pertanyaan dan pernyataan dari kedua temannya tidak penting untuk ditanggapi.

"Dia nanya apa lo deket sama adik kelas," lanjut Adam, membuat suasana di meja kecil itu ricuh. Terutama Nolan.

"Lo deket sama adik kelas, Na? Cakep nggak tuh?"

Tipikal Nolan.

"Cakep doang lo yang diliat!" Gita segera menoyor kepala Nolan, yang tentu langsung dihindari oleh cowok itu, sambil bergumam "Eits, eits." yang sangat tidak normal.

"Mending lo jelasin deh, gimana jelasnya lo sama Acha tuh." Kali ini Gita menyuarakan isi pikirannya, menimbulkan hampir semua yang ada di meja itu mengangguk.

"Apalagi kalo dia tau lo deket sama cewek," ujar Genta.

Jana menatap temannya satu per satu. "Gua nggak deket kayak yang kalian bayangin. Meskipun, maunya juga gitu, tapi... yah, pokoknya gua enggak deket dalam konotasi PDKT, apalagi jadian."

"I'm about to think that Acha want to hear those crap."

Semuanya setuju dengan perkataan sarkastik dari Gita. Bahkan, Nolan yang biasanya tidak peduli dengan perasaan orang lain, mendadak ikut bersimpati pada Asa. Hal itu membuat Jana tenggelam dalam lamunannya.

Jana mengembuskan napas ketika potongan-potongan memori itu memenuhi pikirannya.

"Lan, kemarin gua disamperin cewek lo," ujar Jana tiba-tiba sudah mengganti topik.

"Nggak punya cewek gua." Jawaban dari Nolan sontak membuat semua orang yang ada di meja itu menoleh.

"Nggak mungkin." Dua kata dari Adam membuat Nolan meninju lengan cowok itu sambil misuh-misuh dan bergumam kalau ia sudah berjanji mau tobat.

"Tapi... emang lo disamperin siapa deh?" tanya Nolan akhirnya, membuat Adam menatapnya dengan tatapan 'Tuh-Kan-Boong' yang kentara.

"Itu... gua lupa namanya. Anak kelas lo, 'kan? Tumben lo sama anak sekolah ini?"

Sebelum Nolan menjawab, Genta sudah menyeletuk, "Anak Kolese juga udah tau busuknya temen lo kali."

Semua yang ada di meja tertawa, termasuk Nolan. "Emang sialan lo pada. Tapi, itu bukan cewek gua, emang temen sekelas aja."

"Sejak kapan Nolan 'berteman' sama cewek?" tanya Adam, membuat Jana dan Genta tertawa kompak sambil mengangguk-angguk.

"Ya kalo dianya mau sama gua juga namanya bukan temenan, tapi pacaran."

fluorescent adolescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang