Lemon Tea

29 5 0
                                    

Yera menutup buku tugas fisikanya itu sambil menghela napas.

Tak mengerti dengan teman-teman sekelasnya yang merasa kesusahan saat mengerjakan tugas itu.

Padahal untuk mengerjakannya hanya perlu penjabaran dari satu rumus.

Sekarang, ia hanya perlu menyiapkan pelajaran untuk besok.

Hari rabu telah dijadwalkan untuk pelajaran kesenian. Karena pelajaran itu memiliki jam paling banyak.

Yera menyukai semua pelajaran, tetapi ia hanya merasa kalau seni bukanlah minatnya. Makanya, setiap pelajaran itu dirinya merasa biasa saja.

Berbeda ketika sedang pelajaran matematika dan segalanya yang berbau hitungan.

"Ra, ada temen lo noh di bawah."

Taehyung muncul di balik pintu kamar Yera yang hanya tertutup setengah.

Tanpa bicara, Yera langsung turun. Ia sudah punya firasat siapa 'teman' yang dimaksud Abangnya itu.

Dan, benar saja. Yera menatap cowok itu datar. "Lian."

Mendengar suara serak-serak basah itu, Guanlin beralih pandang. "Oh, Ra. Gue cuma mau ngasih ini. Tadi pas pulang kelupaan."

Yera menerima kertas bertinta hitam itu. Dari judul tulisannya yang besar, membuat Yera sudah tahu apa isinya.

"Lo ikut?" tanya Yera tiba-tiba.

Guanlin diam sebentar, kemudian menggeleng. "Sekali seleksi langsung gugur gue, Ra." ucapnya sambil tertawa.

Yera menatap laki-laki di depannya ini. "Gue ikut kalo lo ikut." ujarnya seraya meminum lemon tea hangat.

Guanlin seketika bingung. Ia tak salah dengar kan?

"Gak bisa gitu lah, Ra. Lo itu udah dipilih sama Bu Jisoo." bantah Guanlin. Tumben sekali temannya itu berkata begitu.

"Yaudah serah." Alasan Yera ingin Guanlin ikut, memang dari dulu cowok itu bermimpi ikut olimpiade. Namun, ia tak bisa memenuhi salah satu syarat nya.

Yaitu, mendapat nilai sempurna dalam 3 kali pengujian secara berturut-turut. Guanlin mengejar biologi, tetapi nilainya selalu nyaris mendekati sempurna.

"Kalo gitu gue balik dulu." pamit Guanlin yang diangguki Yera.

Saat ingin balik badan, tiba-tiba pundaknya ada yang menyentuh. "Apa?"

Guanlin buru-buru melepas itu, kemudian menggaruk tengkuknya. "Em.. Soal tadi di sekolah. Lo berarti pacaran sama si Yoongi dong?"

Yera diam. Ia juga baru menyadari hal itu, tetapi ia masih ragu jika disebut pacar.

Jawaban yang ia punya hanyalah menaikkan bahu. Karena, Yera juga tak mengerti dengan apa yang telah terjadi.

Guanlin menghela napas. "Yaudah gue balik, kasih salam ke Bang Tae."

Yera hanya berdeham sebagai jawaban, kemudian berjalan kembali ke kamar.

Di tempat Guanlin, ia masih memikirkan temannya itu yang tiba-tiba bisa menerima ajakan untuk pacaran dengan mudah.

Saat akan menaiki motornya, ponselnya bergetar. Ia pun mengambilnya.

Yera : Gwsa pkrin soal w, fks aj kjr nlai lo

Guanlin lagi-lagi menghembuskan napas gusar. "Gimana gue gak mikirin, bambang. Gue itu-"

Yera : Hti2

Guanlin menghentikan omongannya sendiri. Kemudian memasukkan kembali ponselnya ke saku celana.

"Dahlah, resiko punya temen aneh kek gini. Kadang bikin khawatir, kadang bikin gue SVT."

HATE • MYG Место, где живут истории. Откройте их для себя