Rangga berdiri menghadap cewek yang menjadi lawan bicaranya, rasa kecewa dalam dirinya terlihat jelas dari sorot mata pekat itu.
"Lo ko natap gue nya gitu sih?" tanya Raina gelisah.
"Maksud lo apa?"
"Maksud apa Rang, gue gak ngerti"
"Kenapa lo nyakitin Senja bahkan lo mutusin persahabatan kalian berdua, otak lo dimana hah?"
"Tunggu, lo tau dari mana?"
"Ga penting gue tau dari mana, lo gak tau satu sekolahan itu heboh membicarakan Senja"
"Lo kenapa sih jadi belain dia, lo suka sama dia?"
"Ck. Lo udah dewasa tapi pemikiran lo masih goblok aja"
"Lo ko jadi kasar gini sih sama gue" bentak Raina tak terima.
"Guek cuman gak mau persahabatan lo sama Senja itu hancur!"
"Bukah gue yang ngancurin tapi dia, dia rebut lo dari gue" ucap Raina dengan mata yang berkaca-kaca.
"Gue sama dia gak ada hubungan apa-apa gue cuman nolongin dia, dia butuh seseorang yang bisa ngertiin keadaanya"
"Tapi kenapa harus lo, gue kan ada"
"Dia cuman gak mau orang yang dia sayang ngerasain betapa sakit nya beban yang dia tanggung"
Raina mencerna kalimat terakhir Rangga, omongannya ada benarnya juga tapi lagi lagi egonya lebih besar dari apa pun.
Cukup lama kedua nya saling terdiam, sampai akhirnya Rangga berjalan lebih dulu meninggalkan Raina.
"Kenapa sih lo berubah Rangga" kesal Raina sambil menginjak-injak rumput dengan gemas.
***
Disebuah ruangan serba putih ditambah bau khas obat-obatan dan alat-alat medis yang lengkap terdapat dua orang remaja seperti pasangan kekasih.
"Nih satu suap lagi buruan" bujuk Bintang namun Senja terus saja menggeleng dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Ayo lah Senja lo harus minum obat, biar cepet sembuh"
"Ghuw ga mahu" ucap Senja tak jelas karena mulutnya masih setia ditutup oleh tangannya.
"Lo ngomong apaan sih, udah buruan ini satu suap lagi loh!" kesal Bintang setengah mati.
Senja tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan Bintang yang sabar membujuknya untuk makan dan minum obat.
"Apa lo ketawa" sinisnya.
"Ishh Bintang jangan galak-galak dong"
Bintang memalingkan wajah nya merajuk.
"Utututu Ntang sedang merajuk" ledek Senja.
"Sebutan apa lagi tuh jelek banget sih nama panggilanya, Bin, Tang, Ntang gabisa apa ya bilang Bintang aja"
"Jelek kek muka lo bhahahaha"
"Au ah gue mau pulang aja" ucap Bintang beranjak dari tempat duduk namun tangannya dicekal lebih dulu.
"Jangan dong, nanti gue kesepian disini" ucap Senja menampilkan pupy eyesnya.
"Dasar manja"
"Boleh lah sekali-kali"
"Yaudah tapi ada syarat nya"
"Ko pake syarat segala sih"
"Yaudah kalo gak mau gue mau pulang aja, rebahan dirumah"
"Eh jangan jangan, iya apa syaratnya"
YOU ARE READING
Takdir Senja ( END )
Teen FictionFOLLOW AUTHOR GUYS! Bukan kah mustahil jika Senja dan Fajar dipertemukan di langit dalam waktu yang sama? Tentu itu tidak mungkin terjadi, kecuali Tuhan menghadirkan sebuah keajaiban untuk sang Fajar dan Senja. Kita satu tapi tapi tak bisa bersatu! ...
