6. Feeda : Keresahan

15 5 0
                                    

"Kalau luluh adalah sebuah keputusan, makan aku tidak akan pernah mengambil keputusan apapun!"

-Feeda-

🌻🌻🌻🌻

Pagi itu, Feeda paham satu hal yang mungkin selama ini coba untuk ia lupakan. Perihal menyayangi dan memperjuangkan sebuah perasaan.

Tapi pertanyaannya, apakah Faraz benar berjuang atau cuma untuk main-main. Apakah Faraz hanya berusaha diawal hanya untuk mengobati rasa penasaran dalam hatinya pada sosok Feeda yang tertutup? Atau apakah Faraz hanya ingin membuat sebuah pembuktian bahwa Feeda bisa ia luluhkan dengan mudah?

Pikiran-pikiran buruk menghantui Feeda ketika selesai membaca pesan singkat dari Faraz. Kebaikan-kebaikan Faraz adalah hal yang tidak pernah ia dapatkan dari siapapun. Pertolongan saat terjatuh, bunga dipagi hari, Jaket saat hujan, bubur kacang hijau hangat saat sakit. 'Oh Galaksi Bima Sakti, bisa tidak hentikan sekarang juga perasaan ini?'

Feeda memang manusia paling membingungkan. Alih-alih merasa teristimewa, ia malah ingin lekas membunuh perasaan senangnya diperlakukan berbeda seperti ini. Entahlah, ia tidak suka melambungkan perasaannya sendiri lalu setelah itu terluka begitu pedih karena kenyataan tidak sesuai khayalannya.

"Feeda, ini obatnya sudah Nini dibeliin. Diminum ya,"

Feeda membuka selimut yang menutupi wajahnya, mencoba tersenyum, "Iya, Ni. Tadi air kompresnya udah dibawa kebelakang sama aku."

"Udah, gak mau dikompres lagi, bukan?"

"Iya, Ni. Udah gak terlalu panas."

"Ah, masa?" Nini mendekat dan menyentuh dahi Feeda, "Oh iya bener." Nini mengecup dahi Feeda dengan cinta, "Istirahat yaa, minum obatnya. Semoga sore sudah sembuh."

🌻

Suara telepon rumah berdering dan membuat Feeda terbangun dari tidurnya. Feeda jarang sekali tidur siang, ia hanya akan tidur ketika benar-benar sakit atau bingung mau mengerjakan apa.

Tak lama, Nini mengetuk kamar Feeda dan memberitahu Feeda siapa si penelepon. Feeda menarik nafas gemas dan melangkah gontai menghampiri telepon rumah.

"Halo? Ngapain sih, Zack?"

"Lo sakit?"

"Sembuh, Udah sembuh ini." Sahut Feeda.

"Tadinya mau gue ajak jalan,"

"Kemana?"

"Muter-muter kampus aja." Kampus disini maksudnya adalah halaman kampus Institut Pertanian Bogor.

"Ikut."

"Lo kan sakit,"

"Udah sembuh."

"Besok itu kan Senin, Lo yakin mau jalan?"

"Iya, emang mau kemana?"

"Janjian sama temen-temen gue sih."

"Temen apa?"

"Geng Vespa, biasa."

"Oke gue ikut,"

"Beneran?"

"Iya. Gue mandi dulu."

"Gue jemput."

"Kagak usah!"

"Lah?"

"Janjian aja, kasih tau tempat janjiannya."

🌻

FARAZ & FEEDANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ