3. Feeda : Latihan

19 5 2
                                    

"Kalau saya bilang mau latihan untuk menyayangimu, bagaimana? Bolehkan, Fee?"

-Faraz

🌻🌻🌻🌻🌻

Feeda merasa sedang terjebak dalam permainan laki-laki bernama Faraz itu. Ia tidak suka diperlakukan seperti ini. Feeda tidak suka kejutan. Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan banyak petualangan bukan kejutan.

"Hei, kenapa muka lo asem gitu, Fee?" Zacky terkekeh geli melihat raut wajah Feeda yang kini berdiri didepannya.

"Gue mau cerita deh Zack."

"Sambil makan pecel ayam aja, yuk!"

Feeda menurut pada sahabat satu-satunya yang ia percayai untuk mendengar segala keluh-kesah dalam kepalanya. Zacky memesan dua pecel ayam, satu es teh manis untuk Feeda, dan teh hangat untuk dirinya sendiri.

"Jadi gimana? Ada apa, Fee? Kalo gue liat muka jutek lo sih udah setiap hari. Tapi gue liat muka jutek campur jengkel lo itu jarang-jarang loh. Ada hantu apa nih yang Dateng ke lo diperjalanan sekolah? Hehe ...."

"Ini lebih menyeramkan dari hantu, Zack!"

"Hah? Iblis maksudnya?"

"Hantu sama Iblis apa bedanya?"

"Iblis itu raja segala hantu."

"Bukan dia manusia, Zack." Feeda makin gemas.

"Manusia iblis?"

"Bukan Zack!"

"Hehehe ... Oke, gue mulai ngerti. Langsung aja gue tebak. Pasti ada cowok yang mau coba deketin lo ya?"

Feeda mengangguk pasrah, "Gue gak tau sih, dia bener deketin gue apa cuma mau main-main."

"Siapa? Kakak kelas dua belas IPA itu bukan?"

"Bukan."

"Anak Medan yang ketemu di Gunung Gede itu?"

"Zacky similikiti! Bukan!" Ucap Feeda sedikit meninggi.

"Gue gak kenal dia, ketemu pas kemarin di Ancol."

"Oh ya?"

"Iya."

"Ganteng?"

"Gak juga sih,"

"Lah, gue baru nyadar. Lu bawa kembang matahari ke Sekolah apa faedahnya? Sekolah kita udah cukup terang sama matahari yang diatas. Ges hareudang, Bu Ketos!"

"Dari cowok itu, Zack!"

"Hah? Lo serius? Dia berani kasih bunga ke lo?"

"Lewat tukang buah kasihnya,"

Tawa Zacky pecah. Sambil memegangi perutnya ia berkata terbata-bata, "Gila sih ... Berani banget itu cowok ... nama cowoknya siapa, Fee?" Zacky meredakan tawanya dengan minum air teh digelasnya

"Namanya Faraz,"

Zacky meletakkan kedua tangannya didahi seolah sedang berfikir keras, "Dia anak baik, Fee." Ucap Zacky kemudian.

"Lo yang gila. Gimana bisa lo tahu dia baik cuma dari nama aja."

"Pokoknya dia bakal cocok sama lo, Fee."

"Jangan sok ngeramal-ramal perasaan gue, deh."

"Gue gak ngeramal, mana bisa gue ngeramal. Ini gue ngomong serius."

"Bodo amatlah." Feeda menghabiskan pecel ayam dipiringnya sebagai sarapan paginya.

"Btw, kok bisa sampe ketangan lo sih bunganya."

FARAZ & FEEDADove le storie prendono vita. Scoprilo ora