Chapt 9 : Misteri apa

55 4 0
                                    

Lola sedang membaca pesan singkat dari Kasa dengan perasaan dongkol,bingung ingin makan dengan  siapa. Namun tiba tiba muncul senyum yang tak biasa ketika Kasa digandeng oleh seseorang mungkin yang menjadi alasan batalnya rutinitas makan siangnya dengan Kasa.

Apa ini sebuah kesempatan?

Seseorang yang selama ini hanya bisa ia pandang dari kejauhan ternyata berteman dekat dengan Kasa,sahabat barunya. Ia juga tadi tak sengaja melihat interaksi antara Kasa dengan bosnya manager HRD. Serasi,pikirnya. Tanpa memutar otak pun ia bisa melihat pupil Sang bos melebar dan tersenyum ramah. Ya, senyum itu memang biasa ditebarkan ke seluruh pegawai aleena. Tapi sorot ketertarikan? Lola tentu saja dengan mudah membacanya. Ini salah satu keahliannya. Kasa? Lola pikir akan mudah bagi Kasa untuk menyukai pak Rendy dan Lola dengan senang hati merelakan diri untuk jadi mak comblang . Meski baru sebulan berteman dekat,dia tahu sekali tipe perempuan itu. Smart,rapi,bertanggung jawab. Pak Rendy dan jas licinnya rasanya akan menjadi paket komplit! Oh ya dan satu lagi, ambisi perempuan itu untuk bisa segera menikah akan mempermudah rencananya.

Lola loe mau pesen apa? Mungkin bisa gue beliin kalo lewat

Pesan singkat dari Kasa. Kasa memang perempuan yang baik karena itulah Lola betah berteman dengannya. Kasa satu-satunya teman Lola di kantor. Masuknya Lola sebulan lebih dulu dari Kasa membuat perempuan itu tak tahu apa yang pernah terjadi di Aleena. Meski begitu Lola yakin Kasa pasti sudah dengar semuanya tapi gadis itu tak mau ambil pusing selama dia sendiri merasa nyaman.

Nggak usah Kas. Gue ngantin kok

Lola mengetikkan balasannya cepat cepat sebelum bergegas melipir ke kantin khawatir jam makan siang akan usai. Sebenarnya malas sekali jika harus pergi ke kantin sendirian. Selama ini Kasa lah satu-satunya temannya di kantor ini semenjak kejadian yang menjadi buah bibir orang orang satu kantor. Karena itulah Lola begitu sumringah mendapati Kasa yang notabene kenalannya saat magang ternyata bekerja disini juga. Tapi apa boleh buat,order ojol pun rasanya waktunya tak akan cukup.

Seperti biasa,kantin sedang ramai ramainya tapi untungnya masih tersisa satu tempat duduk di pojokan. Maka dengan secepat kilat Lola memesan makanannya dan segera duduk di kursi itu. Lola sendirian sebelum seseorang menegurnya.

"Hai Lola,saya boleh duduk sini? Meja lainnya sedang penuh"

Sedikit terkejut,Lola segera menetralkan raut wajahnya sebelum membalas, "Boleh boleh silahkan pak Rendy"

Bagaimana tak terkejut,baru tadi bosnya itu muncul diotaknya tapi sekarang malah muncul sungguhan didepannya.

Mungkin ini rezeki Kasa?

"Biasanya saya lihat kamu sering makan siang dengan teman kamu,kenapa sendiri?"

"Oh Kasa maksud bapak? Dia sedang ada janji dengan temannya di luar pak"

Sang bos hanya manggut-manggut sembari melanjutkan makannya.

"Kasa itu baru sebulan ya di Aleena? Tapi kinerjanya lumayan kata bu Anya"

"Ah yaa,Kasa memang pekerja keras sih pak"

"I see, kamu dekat dengan dia?"

"Cukup dekat pak",senyum Lola sumringah.

Namun pak Rendy tak melanjutkan ucapannya. Mungkin sungkan? Entahlah. Yang pasti hari ini Lola merasa hatinya turut berbunga-bunga. Tak peduli bagaimana orang-orang disekitarnya memandang dirinya dengan cara yang tak biasa,hatinya sedang bergembira dan tak seorang pun boleh merusaknya.

--------‐-------------------------------------------------------

Sebenarnya Kasa merasa iba terhadap Lola yang harus makan siang sendiri. Anak itu menjadi korban dan dikucilkan oleh orang-orang sekantor padahal dia orang yang supel dan baik. Mereka bilang Lola adalah pelakor ulung,serigala berbulu domba yang wajib dijauhi. Sedang Lola hanyalah korban fitnah karena gebetan teman satu divisinya malah menyukai Lola dan Lola sudah berusaha menolaknya. Meski teman temannya sudah memperingatinya untuk tak dekat-dekat dengan Lola tapi Lola adalah temannya. Kasa tidak akan semudah itu mempercayai orang lain.

Namun Kasa yakin Lola bisa melaluinya. Lola orang yang kuat,Kasa bahkan akan mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari butik bonafit ini bila menjadi Lola.

Tapi Kasa cukup beruntung sebab teman-temannya masih bersikap baik meski ia memutuskan untuk tetap berteman dengan Lola.

Sebenarnya dia agak heran sebab Lola bukan dari keluarga biasa melainkan keluarga dengan harta berkecukupan dan punya apartemen yang bagus mengapa masih mau bertahan di kantor yang sudah tak nyaman suasananya.

"Kalo gue yang keluar berarti gue yang kalah dong"

Yang ditanggapi Kasa dengan anggukan meski ia tak terlalu mengerti namun ini sudah jadi keputusannya. Menurutnya lingkungan yang sehat sangat penting untuk bisa produktif dan betah di kantor.

Untuk itu selepas makan siang dengan sahabatnya ia memutuskan untuk segera kembali ke kantor. Meski Lola berkata tak ingin menitip makanan apapun tapi Kasa tetap membelikan kudapan ringan untuknya.

"Lola gue beliin brownies kesukaan loe nih",ucapnya lewat telfon seraya tertawa karena sorak bahagia dari temannya.

Padahal dia bisa beli sendiri kalo mau kenapa girangnya lebay banget,emang yang namanya gratisan nggak mandang status yaa tetep terasa lebih nikmat

Diseberang sana Lola sengaja melebih-lebihkan ekspresinya supaya managernya tau bila yang sedang menelfonnya adalah Kasa. Benar saja,bola matanya terlihat melebar antusias

Upps ketahuan deh ya pak!



❤ Update disela sela kuliaah hehe. Sorry kependekan,lagi hectic hecticnya semester 5 inih😭

Miss Well-plannedWhere stories live. Discover now