Chapt 6: KKN drives me crazy!

92 6 0
                                    

Sampai di gedung,tak henti-hentinya Intan sepupu Ezra itu ber wah-wah ria menikmati desain interior gedung yang telah disulap mewah. Sedang Ezra memasang wajah lempeng biasa,dia sudah tahu berapa budget yang digunakan kantornya untuk acara ini hingga sudah bisa menebak acaranya akan menjadi seperti apa,mewah luar biasa!

"Gila,meski udah beberapa kali ikut loe ke acara beginian tapi tetep aja gue selalu termehek-mehek pas masuk ke gedung"bisiknya pada Ezra yang dibalas dengan putaran mata.

"Iin,jangan pasang gaya norak dong! Malu sama pakaian loe"

"Jangan panggil gue kayak gituu!!" Wajahnya manyun karena sebal. Iin, intan tak suka panggilan itu,kampungan katanya,dan Ezra pada dasarnya suka sekali menjahili sepupunya.

"Barusan loe ngomong apa dah? Wah berarti loe mengakui style gue mahal yaa!",Intan sejenak melupakan kekesalannya dan tersenyum pongkak.

Saat ini mereka terlihat sangat serasi dengan Intan yang memakai gaun model sabrina yang mengekspos bahu mulusnya berwarna senada dengan pakaian Ezra. Terhitung sudah tiga kali Intan menemani Ezra ke acara ini hingga beberapa karyawan teman Ezra sepertinya sudah hafal. Meski begitu entah mengapa Intan merasa semua pasang mata selalu menatapnya hingga ia merasa seperti berjalan di catwalk.

Emang sepupu gue kayaknya udah kelewatan gantengnya

"Eh ya,Pilihan Kasa cocok di elo deh",kali ini Ezra yang tersenyum lebar,saking lebarnya sampai matanya menyipit.

Zra..zra lagi lagi Kasa bikin mata loe ilang!

Mereka sekarang sedang menuju ke kursi yang telah disediakan dengan papan nama para pegawai. Acara ini meski bertajuk hari ulang tahun perusahaan namun seperti acara gala dinner bukan standing party yang cenderung santai. Saat pembawa acara mengatakan acaranya akan dimulai maka tamu undangan dipersilahkan untuk duduk dan mendengarkan sambutan sebelum menuju acara potong kue dan makan malam mewah.

Mereka telah duduk dibangku dengan papan nama bertuliskan Ezra Pangesti yang tepat berada di depan panggung. Ezra kemudian bersalaman dengan empat orang lainnya diikuti Intan. Meja disini ditempati 2-3 karyawan dengan pasangan yang dibawanya masing-masing.

"Zra masih sama yang ini aja sih"

Ezra dan Intan hanya tersenyum. Kalimat itu bukan lagi hal baru bagi mereka. Saat pertama kali teman-teman Ezra mengira mereka sebagai pasangan, Intan hendak menepisnya namun Ezra malah mengalihkan pembicaraan.

"Nggak usah dijawab biar keliatan beneran pacaran,gue udah jengah kalo dikira jomblo,banyak yang bilang gue buaya" bisik Ezra saat itu yang mana teman-temannya malah berteriak histeris melihat interaksi mereka,kirain bisik bisik romantis!

Intan hendak protes namun.."Setidaknya ada gunanya kan gue bawa loe kesini,hehe"

Oke tidak masalah bagi Intan meski sebenarnya ia keberatan. Intan juga pengen cuci mata dan cari pacar baru. Apa boleh buat daripada Ezra tak mau mengajaknya lagi! Karena ia suka acara-acara glamor seperti ini.

Sejak saat itu Ezra mengaku lebih tenang dan enjoy dalam bekerja. Ya,awalnya ia merasa memiliki banyak musuh karena dianggap telah menebar harapan palsu hingga Ezra selalu hati-hati dalam berinteraksi. Sekarang semuanya tahu bahwa Ezra memanglah pribadi yang ramah pada siapapun tanpa maksud membuat lawan bicaranya baper.

Di hari ulang tahun perusahaan juga selalu diisi dengan penghargaan bagi "best employee of the year". Ezra sendiri masuk nominasi ini dan sekarang sedang meremas tangannya sendiri karena panik. Ezra sudah lembur dan bekerja dengan sangat keras akhir-akhir ini karena keinginannya menyabet penghargaan ini. Mereka bilang kalau berhasil dapat penghargaan ini berarti naik jabatan sudah di depan mata.Sedang Intan hanya meringis,ia tahu Ezra ngebet banget jadi best employee bla bla ini dan sudah dua kali masuk nominasi tapi belum pernah menang.

Sayangnya tahun ini bukanlah milik Ezra. Wajahnya kuyu,bukan dia yang dapat penghargaan itu. Memang tak mudah menyabet gelar itu,banyak sekali kualifikasi yang diperhitungkan mulai dari jumlah proyek yang sukses ditangani,lama mengabdi hingga komentar dari klien dan masih banyak lagi. Tapi sekali lagi,Ezra tetap kecewa. Sedang Intan,perempuan itu menatapnya prihatin kemudian menggenggam tangan sepupunya.

"Tahun ini memang bukan milik loe,tapi tahun depan, yang berdiri disana sambil tersenyum kampret,itu pasti loe"ucapnya berkata pelan bermaksud menyemangati.

Tamu-tamu sudah mulai bubar masing-masing termasuk Ezra dan Intan.

Setelah tadi mereka berhenti untuk membeli martabak manis kesukaan mama Ezra, Ezra memutuskan mampir juga ke supermarket untuk membeli banyak es krim. Katanya buat Bimo,selalu begitu. Sedang Intan memutuskan ke rak mainan anak-anak untuk belikan Bimo mainan,itung-itung ucapan maaf karena tak sempat jenguk dia paska khitanan kemaren.

"Satuin sama gue aja bayarnya",usul Ezra.

"Nggak lah,ini kan hadiah dari gue karena Bimo udah berani disunat"

Ezra mengangguk saja menyetujui.

Njirr nyesek banget liat Ezra gini. Kalo dalam keadaan ceria mana mau dia suka rela bayarin gue

Tapi Intan yakin Ezra akan baik-baik saja setelah ini. Sudah berturut turut Ezra gagal dan setelahnya ia selalu pulang membawa buah tangan entah untuk mamanya,Bimo ataupun Si mbok. Seseorang menasehatinya,ketika kita sedih obatnya adalah membahagiakan orang lain. Dan ya,ini manjur karena setelah melihat Bimo melonjak-lonjak kesenangan menerima es krim satu kresek penuh,Ezra akan merasa jauh lebih baik.

"In es krim sama mainannya taruh di belakang aja bareng martabaknya biar loe nggak sempit"

Intan menurut saja. Kali ini Intan takkan memarahi Ezra mau berapa kali pun ia memanggilnya dengan panggilan yang paling "enggak banget" menurutnya. Ia memberikan dispensasi. Urusan jitak-menjitak bisa ia tunda setelah Ezra bisa cengengesan kampret lagi.

"Zra, usaha memang tak mengkhianati hasil. Yang mengkhianati hasil itu KKN",tiba tiba Intan nyeletuk.

"Kok loe ngomongnya gitu In?"

"Coba loe pikir deh, yang dapet gelar itu kenapa bisa pak Darso coba? Ya karena dia calon besan direktur loe nyet!"

"Ya wajar kali! Dia kan emang udah senior,apalagi pencapaian dia 2 tahun lalu.."

"Nah ituu dia! Ituu dia!"

"Apaan?",raut bingung nampak di wajah Ezra karena Intan yang menunjuk-nunjuk wajahnya dengan gemas.

"Dua tahun lalu kan? Pencapaiannya 2 tahun lalu aja? Selama ini dia produktif nggak?"

"Wah iya juga sih. Aarghh Iin loe kok bikin gue suudzon sih!"

"Dikasih tahu juga!"

"Ya kenapa nggak dari tahun kemaren aja kalo emang mau KKN,kan anaknya udah setahun lalu nikahnya?"

"Tahun kemaren kan yang menang Pak Willy,kalo dia mah emang potensial banget jadi best employee. Dia senior yang masih muda dan banyak nanganin kasus kasus besar,pengalamannya juga mumpuni. Jadi bakal curiga lah kalo Pak Willy nggak menang! Nah eloe? Eloe kan masih junior meski loe udah kerja bagai kuda setidaknya nggak terlalu mancing kecurigaan kalo mereka mencurangi loe!"

"Parah loe in! Jadi loe bilang gue nggak terlalu pantes dapet gelar itu!"

"Nggak gituu,nyet! Cuma..gimana sih jelasinnya. Ya gitu deh!"

"Apa gue resign ajaa ya,In?"

"Yang perlu loe inget usaha memang nggak mengkhianati hasil,Zra. Pasti ada lah waktunya buat loe. Tapi kalo mau resign gapapa sih. Kemungkinannya 2,kalo emang loe seberharga itu loe pasti deh langsung dijanjiin naik jabatan tapi kalo enggak ya paling terima pesangon."

"Eh betewe kok loe kayak kenal banget sama Pak Willy"

"Dari banyaknya kata yang keluar dari mulut gue kok loe fokusnya ke itu sih! Ayo berangkat entar martabaknya keburu dingin!"

Kali ini Ezra tertawa

"Awww kok loe jitak gue sih In"

"Hukuman loe yang daritadi In In In"

Miss Well-plannedWhere stories live. Discover now