°18ꕥ Silent Night

2K 265 122
                                    


Senyuman yang terukir di bibir Dahyun perlahan membawanya untuk memulai membuka mata dan terbangun dari mimpi indahnya. Tiba-tiba raut wajahnya berubah murung saat tersadar akan hal-hal indah yang baru saja ia alami hanya mimpinya semata, ia pun menoleh ke sebelah kanan dan menatap seseorang yang masih terbaring lemah dengan raut wajahnya yang masih terlihat pucat.



"Mau sampai kapan kau akan terus tertidur seperti itu? Apa mimpimu terlalu indah hingga tidak ingin terbangun dari tidur panjangmu?" ucap Dahyun dengan pelan seraya menyentuh pipi Jungkook yang semakin tirus.




Dahyun perlahan bangun dari tempat tidur dan memutuskan untuk membersihkan dirinya karena hari ini dia memiliki mata kuliah pagi dan harus pergi ke kampus lebih awal. Tak ada hari yang istimewa bagi Dahyun sejak kejadian Blood Moon waktu itu, yang Dahyun coba lakukan hanyalah bertahan menjalani hari-harinya dari kekosongan yang ia rasakan.


Tak ada senyuman bahagia yang terukir di bibir Dahyun sejak ia siuman setelah kejadian yang menimpanya itu. Dahyun hanya tersenyum tipis, sangat amat tipis setiap merespon orang-orang yang menyapa atau berbicara dengannya. Beberapa penyesalan yang selalu muncul di pikirannya semakin membuatnya terlarut dalam rasa bersalah dan kesepian yang ia rasakan. Terutama saat ia melihat buket bunga lily putih favoritnya di atas meja yang sudah layu dengan notes berisi permintaan maaf yang akan Jungkook berikan pada Dahyun sesaat sebelum Blood Moon tiba, namun sayang bunga itu justru baru Dahyun terima setelah ia siuman dari kejadian itu karena sebelumnya Dahyun tidak pernah memasuki kamar yang Jungkook tempati.


Dahyun sendiri baru tersadar dan siuman setelah dua minggu kejadian Blood Moon itu berlangsung. Saat bangun ia sempat terkejut karena Jungkook masih belum juga siuman dan berada tepat di sampingnya karena Dokter menyarankan agar dirinya dan Jungkook tertidur dalam satu ruangan. Kini sudah satu bulan kejadian Blood Moon itu berlangsung namun Jungkook tak kunjung menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan siuman. Ya, Dahyun telah melewati heat keduanya tanpa bantuan mate-nya dan hanya mengandalkan supresan untuk mengurangi rasa sakitnya. Hal itu tentu sangat menyiksa Dahyun kala itu, selain menahan rasa sakit yang menyiksa di seluruh tubuhnya ia juga merasakan kesepian yang sangat mendalam. Siapapun yang melihat Dahyun saat itu, mungkin ia akan menangis melihat bagaimana Dahyun yang benar-benar tersiksa kala itu.


Dahyun menganggap semua siksaan itu adalah balasan dari perbuatannya yang sudah cukup keterlaluan pada Jungkook. Mulai dari awal pertemuan mereka hingga pertengkaran itu, ada banyak kesalahan yang sudah Dahyun lakukan pada Jungkook hingga menurutnya dia benar-benar layak mendapatkan semua siksaan yang sedang ia alami karena dahulu Jungkook pun pasti juga tersika menghadapi sikap keras kepala Dahyun dan berbagai perangai buruknya.




Kini Dahyun sudah berada di kampus dan sedang mendengarkan dengan baik ucapan Dosen di hadapannya yang menjelaskan materi dengan serius. Hingga tak terasa waktu pertemuan mereka berakhir dan kelas pun usai, Dahyun menghela nafasnya untuk meringankan sedikit beban di kepalanya lalu mulai memasukan barang-barang miliknya ke dalam tas. Setelahnya, Eunbi langsung menarik tangannya dan memintanya untuk menemaninya makan siang di Café yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus mereka.



Kini mereka berdua sudah berada di tempat itu, sebetulnya mereka juga sudah mengajak Umji dan gadis itu akan datang sedikit terlambat karena mata kuliahnya akan selesai lebih lama dari mereka. Mereka berdua pun duduk di tempat yang sudah Eunbi reservasi sebelumnya karena Eunbi memilih tempat yang cukup privat demi kenyamanan Dahyun. Semenjak kejadian Blood Moon ada banyak lonjakan perubahan yang terjadi di hidup Dahyun, dirinya kini terus menjadi pusat perhatian beberapa orang karena kabar yang tersebar saat kejadian Blood Moon itu. Dirinya terkenal karena berhasil membantu Jungkook sang Alpha melawan musuh dan mengorbankan diri mereka masing-masing untuk tetap melindungi para anggota pack dan mate-nya masing-masing meskipun pada akhirnya tubuh mereka tumbang karena pertempuran itu.



Reflection ✔Where stories live. Discover now