°10ꕥ Who The Hell Am I?

2.1K 256 60
                                    


Dahyun menggigit bagian dalam pipinya seraya menatap dingin gadis yang ada di sebelahnya. Kini ia dan gadis yang menyerangnya itu sedang berada di ruangan milik Dekan karena keributan yang sudah mereka buat tadi. Gadis itu hanya menundukkan kepalanya dengan tatapan nanarnya, Dahyun yang terus melihatnya seketika mencebik kesal.

Tak berapa lama Dekan pun datang dan duduk di kursi yang ada di depan mereka berdua, ia menghela nafas lalu menatap dua gadis yang berada di hadapannya.



"Aku sudah selesai mendiskusikan masalah kalian dengan Rektor. Ini surat peringatan untuk kesalahan kalian, kalian berdua akan menerima lima hari skors sebagai hukuman." tutur Dekan yang membuat Dahyun membelalak dan gadis di sebelahnya hanya mendengus pelan.

"A—apa? Aku juga menerima skors? Pak, bukankah sudah kubilang dialah yang menyakitiku lebih dulu. Dia menghinaku, menyiramku bahkan menamparku." cecar Dahyun.

"Walaupun dia yang memulainya, kau juga tetap bersalah Dahyun. Kau mencengkeram rahangnya hingga meninggalkan luka, menjambak rambutnya dan mendorongnya hingga terluka. Meskipun kau berdalih untuk membela diri, tapi kekerasan tetaplah salah dan tidak bisa ditolerir pihak kampus." tutur Dekan dengan lembut. Dahyun menghela nafasnya kasar lalu menerima surat peringatan itu.

"Jangan lupa untuk ditanda-tangani oleh wali kalian dan kembalikan padaku setelah masa skors berakhir." sambung Dekan yang membuat Dahyun langsung kembali mendelik ke arahnya.

"Hah? Tanda tangan? Surat ini harus ditandatangani?" tanya Dahyun.

"Tentu saja, kumpulkan tepat waktu dan jangan sampai terlambat." tegas Dekan yang hanya dibalas anggukan oleh gadis si pembuat masalah sedangkan Dahyun hanya berdecak pelan.



Dalam hatinya Dahyun terus mengumpat dan merutuk perbuatan cerobohnya, ia memicingkan matanya menatap si gadis pembuat masalah yang telah pergi meninggalkan ruangan, Dahyun pun akhirnya ikut melangkah meninggalkan ruangan Dekan.


Setelah keluar dari ruangan kini ia menyenderkan tubuhnya di tembok lalu merosot ke bawah hingga berjongkok. Ia memijat kepalanya sambil sesekali menarik-narik rambutnya frustasi. Kini ia menyesal karena membalas tingkah si pembuat masalah, niat hati ingin bersenang-senang sekaligus membuat si pembuat masalah jera tapi hasilnya justru dirinya ikut terperangkap dan kembali memiliki masalah besar.



"Bagaimana ini, kalau Kak Seokjin dan Kak Namjoon tahu akan hal ini mereka pasti akan menghabisiku lagi.." gumam Dahyun dengan nada sedikit panik.

"Lima hari tentu waktu yang lama, bagaimana aku harus menceritakannya pada mereka."

"Tidak perlu kau ceritakan." tukas seseorang yang langsung membuat Dahyun tersentak lalu mendongakkan kepalanya.



Dahyun kaget saat tahu orang yang sedang berdiri di hadapannya ini adalah Jungkook, sedangkan Jungkook masih menatap wajah Dahyun tatapan teduh.


"Bagaimana dengan hukumanmu?" tanya Jungkook yang langsung membuat dahi Dahyun mengkerut seraya menatapnya heran.

"T—tunggu, kau tahu aku terkena hukuman? Bagaimana bisa?"

"Hmm, aku memperhatikanmu bertengkar dengan gadis berambut pirang itu dari kejauhan sejak awal sampai akhir hingga kau dan dia dibawa ke ruang Dekan." tutur Jungkook yang langsung membuat Dahyun mencelos.

"Jadi kau melihatku saat bertengkar tadi? Kenapa kau hanya diam dan tidak berbuat apapun tadi.." gerutu Dahyun.

"Kenapa memangnya? Apa aku seharusnya menghentikanmu?"

Reflection ✔Where stories live. Discover now