°04ꕥ Nightmares

1.9K 273 61
                                    


Dahyun membuka matanya perlahan-lahan, ia menatap langit-langit kamarnya. Saat mengubah posisi badanya, kepalanya masih terasa sedikit pusing. Ia melirik ke arah nakas dan menemukan susu kotak di sana, Dahyun pun bangkit dan mengambil susu itu seraya membaca note yang tertulis di samping susu itu.



Setelah siuman, minumlah. Aku membelinya untukmu saat mengantarmu ke rumah. Jangan memikirkan hal-hal berat terlebih dulu, tubuhmu harus fit karena besok kita harus mengikuti perkemahan kampusEunbi.




Dahyun menghela nafasnya ia baru ingat kalau besok para mahasiswa akan mengikuti kegiatan perkemahan itu. Ia pun meminum susu kotak itu seraya menundukkan kepalanya, tak berapa lama ia kembali teringat kejadian yang menimpanya di kampus tadi. Seketika ia langsung meletakkan susu kotaknya di nakas lalu berlari keluar dari rumahnya. Dahyun melangkahkan kakinya menuju rumah Jimin, matanya seketika beralih pada Chaeyoung adik Jimin yang sedang memetik anggur di halaman rumahnya.




"Chaeyoung, apa Kak Jimin ada di dalam?" tanya Dahyun dengan raut wajah seriusnya.

"Ya dia ada, tapi diaㅡ"



Belum sempat Chaeyoung melanjutkan kalimatnya, Dahyun sudah lebih dulu berlari antusias dan menjauh dari pandangannya. Chaeyoung hanya menghela nafasnya lalu kembali memetik anggur, sedangkan Dahyun kini sudah berada di dalam rumah Jimin. Dahyun terus memanggil nama Jimin namun tidak kunjung ada respon dari Jimin, ia pun berinisiatif untuk berjalan menuju ke kamar Jimin. Ada sedikit keraguan di benak Dahyun untuk menghampiri Jimin di kamarnya, namun ia mengabaikan karena dirinya benar-benar harus bicara dengan Jimin. Dahyun mengulum senyumnya dan perlahan membuka sedikit lebar pintu kamar Jimin yang sudah sedikit terbuka.




"...Kak Jimㅡ" ucapan Dahyun terputus usai melihat pemandangan di hadapannya. Bola matanya membesar seketika, aliran darah di tubuhnya seketika terasa berhenti. Dahyun mengepalkan tangannya sekuat mungkin menahan gejolak amarah dan kecewa yang besar.



Bagaimana mungkin ia tidak kecewa karena saat ini ia sedang melihat Jimin tidur tanpa busana dan hanya ditutupi selimut bersama dengan seorang wanita. Dahyun tahu betul apa yang baru saja mereka lakukan, ya feromon yang menguar memenuhi kamar itu dan tanda di punggung Jimin sudah memberinya jawaban dari pertanyaannya. Wanita yang tidur bersama Jimin adalah mate-nya dan mereka baru saja selesai saling menandai satu sama lain.



"Brengsek!!"




Dahyun muak melihat pemandangan itu, ia pun bergegas pergi dari rumah Jimin. Ia berlari keluar seraya menahan emosinya, namun gagal karena pada akhirnya air matanya menetes dari matanya.


"Da-dahyun.." Chaeyoung yang melihat Dahyun berlari keluar dari rumahnya seraya menangis hanya bisa menghela nafasnya seraya menatap Dahyun dengan pilu. Ia tentu tahu Dahyun menaruh perasaan besar terhadap Kakak laki-lakinya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena takdir memang tidak mengijinkan mereka untuk bersama.




Dahyun memasuki rumahnya dengan langkah terburu-buru, ia bahkan mengabaikan panggilan Seokjin dan seruan Taehyung. Namjoon yang menatap raut wajah kacau Dahyun seketika langsung berjalan mengikuti Dahyun untuk menanyakan keadaannya, namun terlambat karena Dahyun dengan cepat menutup pintu kamarnya dengan kasar dan menguncinya.



"Dahyun, buka pintunya sekarang!" titah Namjoon. Namun Dahyun tidak mengindahkannya dan tetap pada posisinya yang sedang terduduk di balik pintu sambil terus menangis.

"Dahyun, kubilang buka pintunya sekarang! Kita harus bicara.." ucap Namjoon dengan tone dominannya yang lagi-lagi tidak Dahyun respon karena kini tangisnya semakin pecah.



Reflection ✔Where stories live. Discover now