• • Prolog

189 31 18
                                        

Ada dua tipe,
Dipilih atau Memilih
• • •

Banyak cara yang mereka tau, tetapi bingung kapan harus mereka pakai. Kebanyakan dari isi kepala emang gitu. Wait, bukan kebanyakan, tapi SEBAGIAN.

" Allita, jadi yang mana nih tali yang harus gue tarik? "
" Masih 'berdiri' di sana?"
" Ya iyalah, gimana mau gerak hati, mata sama isi kepala aja masih beradu jotos"
" Kamu tinggal nempatin kata 'yakin' setelah itu semua gampang"

Nah kan, benar dugaan gue. Pasti bilangnya gampang, padahal kan gue yang jalanin dan itu sulit banget, bukannya gampang. Emang ya manusia mudah banget kalau soal ngomong doang.

'Dekat tapi susah terikat'
Fase itu tuh yang lagi melekat di diri gue. Gimana? Susah kan kalau kita-nya yang jalanin. Tau ah, pusing mikirnya. Mending mikir teori kimia daripada mikirin teori perasaan.

"ARUNA"
"Astagfirullah Al, biasa aja kali telinga gue masih mau sehat"
" Ya lagian malah bengong. Ar, sebenarnya susah itu cuman karna kamu enggak mau disusahin. Kamu bisa melakukan tapi takut masih tetap merajai perasaan kamu. Ar, sekali lagi coba terus untuk yakin. Yakin dalam segala hal,Aruna"

Gini nih kalau ngomong sama dia, percakapan yang berat bakal timbul, setiap kata bukan cuman masuk ke telinga doang, tapi harus kita terjemahkan dengan susah payah. Dan gue yang tadinya paling malas buat mikir kata-kata yang begituan, jadi mulai terbiasa dengarnya.

Dia adalah Allita Casio Mintaka. Yang sudah mempersilahkan gue, 2 sahabat gue, dan termasuk 2 tali yang gue pegang untuk masuk ke ruang miliknya.




TweeWhere stories live. Discover now