Part 2

14 4 0
                                    

"Benar adanya, jika Tuhan Maha membolak-balikkan hati. Seseorang yang awalnya menjadi dekat dengan kita pun, bisa jadi di keesokan harinya seperti tak lagi saling mengenal."

-Alfian Derry Fransakti-

***

Pria berparas rupawan yang berstatus sebagai anak baru ini sama sekali tak memalingkan pandangannya dari gadis yang duduk tepat di sebelahnya. Dua jam telah berlalu, namun yang Alfian lakukan hanyalah menghadapkan wajahnya ke arah samping menatap sahabat kecilnya yang telah sekian lama terpisah. Kini mereka bisa bertemu lagi, namun dia melihat ada perubahan yang sangat drastis pada gadis itu.

Tempat duduk yang strategis, tepatnya di pojok paling belakang membuat Alfian leluasa memandangi wajah Adora dan mengabaikan pelajaran yang sedang berlangsung tanpa beban dan rasa bersalah.

Merasa sangat risih dengan tatapan tanpa henti pria di sampingnya, Adora mendengus kesal. Setelah guru yang sejak tadi berbicara di depan kelas keluar dari ruangan itu, Adora dengan cepat mengalihkan pandangannya pada Alfian. Tatapannya garang. Tidak seperti Adora kecil yang selalu ceria menatap wajah sahabatnya itu. Situasi tak lagi sama seperti dulu, ketika semua berjalan dengan kemauan Adora.

"Lo nggak ada kerjaan lain hah?!" tanya Adora sarkastik, matanya tajam menatap Alfian.

Alfian yang sedari tadi menopang dagunya dengan sebelah tangan hanya mengangkat sebelah alisnya tanpa memudarkan senyumannya. Membuat ketampanannya semakin terekspos.

"Lo nggak ada kerjaan lain selain ngeliatin gue?" Adora mengulang pertanyaannya dengan lebih spesifik.

"Lo nggak kaget, sahabat lo yang ganteng ini sekarang duduk di samping lo? Lo nggak kangen sama gue gitu?" Alfian malah membalasnya dengan pertanyaan juga.

Adora berdecih. "Nggak!"

"Lo beneran Dora 'kan? Sahabat kecil gue? Temen gue main kereta-keretaan di teras rumah? Kok lo jadi beda banget sih sekarang?" tanya Alfian berondong. Alfian masih mempertahankan posisinya, menopang dagu dan sambil tersenyum. Itu membuatnya semakin terlihat sangat manis bagi siswi-siswi centil yang melihat gayanya saat ini.

"Nama gue Adora, bukan Dora! Dan gue, udah gak sama kayak dulu, Pian!" ucap Adora dengan penuh penekanan.

"Lo aja masih panggil gue Pian, berarti lo masih Dora yang gue kenal. Dora yang nggak bisa ngomong huruf 'f'."

Adora menatap Alfian dengan tajam, matanya memancarkan sebuah kebencian dan mulutnya mencebik tak suka. Jika Adora berada di dalam film kartun, pasti sudah keluar asap melalui telinganya. Kerena sedari tadi ia berusaha menahan emosinya yang sempat tersulut karena ulah makhluk ciptaaan Tuhan yang satu ini.

Percayalah Pian, sahabatmu sekarang merupakan orang yang sangat tempramental dan hal sepele yang baru saja ia lakukan, sangat mudah membuatnya jengkel setengah mati .

Tanpa berkata apa pun lagi, Adora mendorong meja Alfian dengan keras agar ia bisa keluar dari bangkunya. Adora lantas melangkahkan kakinya dengan lebar untuk keluar kelas, sungguh saat ini Adora sangat membutuhkan ketenangan. Berada di dalam kelas bersama Alfian dan teman-teman sekelasnya membuat kepalanya seolah bertambah panas.

"Dora, lo mau ke mana?!" Alfian refleks mengeluarkan suaranya dengan keras saat Adora beranjak jauh meninggalkan bangku yang diduduki oleh gadis itu. Ia melirik sekilas jam tangannya, kemudian tanpa ragu mengikuti langkah sahabat kecilnya dengan langkah terburu-buru seolah takut kehilangan jejak Adora. Alfian bemar-benar tidak mau kehilangan sahabatnya kedua kalinya.

"E-eh Pian, mau ke mana? Si cewek udik mah gak usah dikejar. Dia emang aneh gitu orangnya," ujar sesosok gadis centil dengan wajah berpoles make up tebal dengan suara centil yang dibuat-buat. Tak bisa dipungkiri kalau wajahnya memang sangat cantik saat ini, tentunya karena polesan make up-nya. Namanya Selena, ia leader sebuah geng yang berisikan cewek-cewek hedon di kelasnya. Ia sangat angkuh dan berani melakukan hal apa pun untuk mendapatkan apa yang ia mau, dan ia sangat suka membully orang yang terlihat lemah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 Days with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang