Hujan Hujanan

98 24 167
                                    

"Pulang, bareng gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pulang, bareng gue."

Terdengar suara seorang lelaki dari lorong belakang dengan jaket hitam terpasang di tubuhnya

Gadis cantik itu terkejut, mengetahui bahwa ada seseorang selain dirinya yang masih berkeliaran di dekat pagar SMA Galaksi Mallhayan.

"Eng..gak mau, a..ku masih punya uang kok buat pu..lang sendiri." Gadis itu menjawab dengan suara yang terbata bata membalas ajakan lelaki asing itu.

Luella bisa mendengar samar samar suara berat lelaki yang entah membuat bulu kuduknya berdiri ditambah lagi kilatan petir yang terus menerus menggelegar seakan memecahkan langit.

"Jangan jangan tadi suara pencul..pencul...lik." Ia membayangkan kata kata Berlin yang mengatakan bahwa sudah beberapa kasus penculikan remaja dan juga anak yang kemudian mereka dijual ke pasar loak.

Pasar loak jual manusia juga ye, emang dasar Berlin kagak punya otak.

"Liat muka gue." Lelaki itu semakin mendekat dari arah belakang. Derapan langkah kaki semakin terdengar.

"Bapak menjauh atau saya telpon poli..poli..si sekarang." Luella merogoh rogoh kantung di sakunya, kedua tangannya gemetaran.

"Gue Elvano Orlando Harley, ga berniat menculik wanita, apalagi lo." Elvano membalikan tubuh Luella.

Gadis itu kembali terkejut melihat lelaki tegap yang dikenalinya berdiri sambil memegang pundaknya.

Gadis itu kembali terkejut melihat lelaki tegap yang dikenalinya berdiri sambil memegang pundaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Awass, Elllll. Ada kilatt." Teriak Luella dengan lantang.

Melihat kilat putih bermunculan, gadis itu refleks segera berlari kecil dan menutup kedua telinga Elvano dengan kedua telapak tangannya. Ia memejamkan kelopak matanya dengan erat.

Hening

"Kok petirnya ga muncul muncul, tadi kan ada kilat." Gadis itu berbicara dalam hati.

"Urus diri lo sendiri, baru lo boleh urus orang lain, ngerti." Elvano berbicara dengan wajah datarnya, tanpa senyum sedikitpun.

Luella melepas kedua tangannya dari telinga Elvano. Kemudian Ia memalingkan wajah ke lain sisi.

"Maaf gue ga bermaksud kayak tadi. Tapi-" Ia ragu untuk melanjutkan perkataanya namun bagaimana jika rasa penasaran sudah menjalar di seluruh tubuh.

UNICORN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang