Lima

81.7K 8.4K 796
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.

.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming 💜

.
.
.
.
.
.
.


Sial!

Kenapa sekarang kesannya Barata malah menjadi seperti seorang budak untuk si kutu buku yang selalu ia bully. Harus menuruti kehendaknya yang menjijikan sekali bagi Barata.

Dirinya masih sangat tidak terima karena dengan begitu mudahnya digagahi sesuka hati oleh si kutu buku.

Walaupun Barata sedikit akui, apa yang dilakukan oleh bedebah itu memberi sedikit kenikmatan yang baru ia rasakan. Namun bagaimana pun juga, ia tidak mau menjadi bawahan siapapun dan dikendalikan siapapun.

Barata harus melakukan sesuatu, ia tidak bisa hanya tinggal diam dan menerima begitu saja perlakuan si kutu buku yang tak waras itu.

Dalam keadaan kamar yang berantakan karena hasil ulahnya setelah mengamuk. Barata terus berjalan mondar-mandir memikirkan sesuatu yang sekiranya dapat ia lakukan untuk menghentikan perilaku seenaknya si kutu buku.

"Hah! Apa sih? Gue kudu gimana ini?"

Barata meremat-remat rambutnya seraya memeras otak merancang rencana.

"Oh, gue tau!"

Segera diraihnya ponsel yang berada di ranjang mewahnya dan menghubungi seseorang.

"Halo Bar!"

"Lo masih sanggup nggak ngelakuin tugas gue yang waktu itu?"

"Tenang Bar, gue lagi nungguin anak-anak pulih dulu nih. Baru gue gerak sambil bawa tambahan."

"Gue punya usulan buat lo."

"Apa tuh?"

Barata yang tengah duduk di atas ranjang, menegapkan tubuh.

"Gue pengen, kalian nyergep dia diem-diem. Jangan sampe ketawan kalian siapa."

"Tumben, biasanya blak-blakan aja."

"Pokoknya turutin aja apa yang gue pinginin."

"Oke bos siap!"

"Pastiin, jangan sampe rencana kalian gagal lagi. Ngerti?"

"Sip deh Bar, waktu itu dia cuman lagi beruntung aja."

Barata mendengus.

"Awas aja lo, kalau sampe gagal lagi."

Tanpa menunggu balasan, Barata segera mematikan ponselnya.

Dengan meremat kencang ponselnya, pikirannya berkelana. Semoga saja, rencana yang ia susun kali ini berhasil. Kutu buku itu harus mendapatkan pelajaran karena telah berani mempermainkannya.

Lihat lah, tunggu saja!

Barata tersenyum puas.

.
.
.
.
.

"Mahes."

Pemuda bertubuh tegap yang sedang menenteng tas akan memasuki kelas menoleh.

"Apa Bar?"

NERD BOYWhere stories live. Discover now