Sepuluh

75.4K 7.6K 849
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.

.
.
.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming 💜

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lepasin gue!"

Barata yang tengah diseret oleh Gibran untuk menuju ke arah UKS, memberontak.

"Lo jangan macem-macem sama gue! Tau nggak ini di sekolah! Woy!"

Gibran yang memegang erat tangannya dan berjalan memimpin di depan, sama sekali tak merespon.

Ditariknya Barata sekuat mungkin agar segera sampai ketempat yang akan mereka tuju.

"Anjing! Sakit tangan gue!"

Sampai di UKS, Gibran membuka pintu ruangan. Menarik Barata masuk, lalu mengunci pintunya.

Barata menarik tangannya, dan melotot ke sang pelaku penarikan.

"Sakit bego!"

Beram merah jeplakan sebuah genggaman tangan, terbekas sempurna pada tangan putihnya. Menimbulkan paduan warna yang kontras.

Pertanda begitu kuat remasan yang Barata dapatkan.

"Sakit ya?"

Barata yang tengah menunduk untuk mengusap-usap tangannya, tiba-tiba merinding ketika mendengar nada lembut yang dikeluarkan oleh lawan bicaranya.

Ketika mendongak, dilihatnya Gibran yang tengah menatap tangannya dengan rasa bersalah.

"Sini, aku obatin."

Gibran mendekat, meraih tangan putih ramping Barata lalu mengecupi bekas ruam akibat yang ia timbulkan.

Membuat sang pemilik tangan hanya dapat melihat dengan linglung.

Kemana perginya Gibran yang kasar dan pemaksa tadi?

Kini Barata hanya dapat menatap aneh pada Gibran yang atensinya berfokus pada pergelangan tangannya.

Tangannya dikecupi memutar dengan lembut, lalu dijilati dengan benda kenyal merah muda milik Gibran, seolah-olah pergelangan tangannya kini berubah menjadi mainan yang sedang dimainkan oleh seekor kuncing. Dan dapat ia lihat, bagaimana tatapan Gibran yang berubah begitu lembut dan menarik perhatian.

Rasa dingin yang ditimbulkan dari saliva jilatan Gibran.

Membuat bulu mata Barata bergetar. Ada sesuatu yang menggelitik di hatinya, ketika melihat Gibran berperilaku seperti anak kucing di depannya.

Terlihat sedikit lucu.

Tunggu dulu.

Apa tadi?

Lucu?

Barata terkesiap.

Dan dengan spontan menarik tangannya dari genggaman Gibran.

Lucu katanya tadi?

Bagaimana bisa Barata memiliki pemikiran seperti itu?

Gibran menatap Barata yang kini sedang menatap syok pada pergelangan tangannya yang tadi telah ia kecupi dan ia jilati.

NERD BOYKde žijí příběhy. Začni objevovat