10 - Danau

20 3 1
                                    

Happy reading...🤗

05.30 WIB

Tavisha terbangun. Ia tidak tahu mengapa dirinya bisa bangun sepagi ini di hari minggu. Gadis itu bingung mau melakukan hal apa? Ingin kembali tidur pun matanya sudah tidak mau menutup. Akhirnya dia memilih olahraga pagi di sekitaran rumah.

Sekarang Tavisha, sedang di halaman depan rumah untuk melakukan peregangan otot-otot sebelum mulai berlari.

Tin ....

Klakson motor membuat Tavisha yang baru saja ke luar gerbang rumah kaget. Ia berbalik untuk melihat siapa yang telah merusak mood nya pagi ini hanya karena bunyi klakson.

Meskipun orang itu memakai helm full face, tetapi Tavisha tahu orang tersebut adalah Bagas. Terlihat dari dari motornya yang sangat familiar.

Bagas membuka helmnya kemudian berjalan menghampiri Tavisha yang dari tadi hanya terdiam, tetapi sebelum itu ia sudah memarkirkan motornya di halaman rumah gadis itu.

"Ayo," ajak Bagas menarik tangan Tavisha untuk mulai berlari. Gadis itu mengikuti sambil memerhatikan laki-laki tersebut. Ia heran mengapa tiba-tiba Bagas ada di sini, dirinya saja lari pagi ini tidak direncakan sebelumnya.

Setelah lima belas menit berlari mereka pun beristirahat di taman. Kaki gadis itu sakit, mungkin karena ia sudah jarang sekali melakukan olahraga seperti ini.

Bagas menyodorkan satu botol air mineral ke Tavisha kemudian gadis itu menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Banyak pasang mata yang melirik ke arah mereka, bahkan tidak sedikit para perempuan menatap iri Tavisha.

"Cocok banget gak sih? Satu cantik dan satu ganteng."

"Nyesel gue ke luar rumah sendirian, malah lihat orang pacaran."

Suara bisik-bisikan mulai terdengar. Namun, Tavisha tidak menggubris berbeda dengan Bagas yang tersenyum senang ketika ia mendengar jika dirinya dan Tavisha cocok.

"Lo udah berapa lama pacaran sama Atlas? Kok gue baru tau," tanya Bagas tiba-tiba.

"Uhuk-uhuk." Batuk Tavisha.

"Pelan-pelan minumnya, Tav," tegur Bagas.

Tavisha segera mengatur napasnya, ia berusaha tenang. Lagi pula mengapa tiba-tiba Bagas menanyakan tentang hubungannya?

"Kayaknya gue harus pulang sekarang deh. Gue, baru inget kalo gue ada urusan," ucap Tavisha cepat.

Bagas menghela napasnya panjang. Ia tahu jika sekarang gadis itu sedang berusaha mengalihkan percakapan. Laki-laki bertubuh tinggi itu segera menuruti permintaan Tavisha. Mereka pun bergegas pergi dari taman.

Setelah berjalan cukup lama, mereka pun tiba di rumah Tavisha. Bagas segera pamit untuk pulang, kebetulan ia juga ada latihan basket. Gadis itu bisa bernapas lega saat laki-laki tersebut sudah pergi. Bukan tidak suka, Tavisha hanya takut jika Bagas terus menanyakan hal tadi.

Drttt-drttt

Ada panggilan dari Atlas, ia pun segera mengangkatnya.

"Kenapa?" tanya Tavisha to the point.

"Siap-siap sekarang, setengah jam lagi aku jemput," ucap Atlas.

"Mau ke man--"

Tuttt ....

Panggilan tersebut ditutup secara sepihak oleh laki-laki itu, Tavisha mendecak sebal. Mengapa pagi ini orang-orang menyebalkan sekali. Ia merasa awal harinya buruk.

***

Tavisha menuruni tangga rumah dengan terburu-buru, pasalnya Atlas telah menunggu di luar.

"Mau kemana, lo?!" tanya Claruna ketus ketika berpapasan di ruang tengah.

Tavisha melirik saudaranya sebentar kemudian menjawab, "Ada urusan."

Gadis itu berlari pelan menghampiri Atlas yang sedang berdiri di samping mobilnya.

"Sorry lama," ucap Tavisha.

Atlas tidak menjawab. Ia langsung membukakan pintu mobil dan menyuruh sang pacar untuk segera masuk. Tavisha tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Kita mau ke mana?" tanya Tavisha saat Atlas berada di sampingnya.

"Piknik," jawab Atlas.

Tavisha mengernyit bingung, tetapi ia tidak ingin bertanya lagi. Gadis itu hanya mengikuti saja ke mana Atlas akan membawanya.

***

Tavisha menatap takjub pemandangan di depannya, danau luas berwarna biru. Untuk kedua kalinya gadis itu melihat tempat yang membuatnya bahagia.

Gadis itu menatap lekat Atlas, kemudian berterima kasih karena laki-laki itu sudah membawanya ke tempat yang membuat Tavisha nyaman dan tenang.

Atlas menggelar karpet untuk tempat mereka duduk lesehan, Tavisha membantu laki-laki itu menata barang-barang bawaan Atlas.

Tavisha melihat ada beberapa snack, dua botol minuman dan dua kotak makanan yang isinya buah-buahan. Ia tersenyum senang, ternyata laki-laki itu memang niat menyiapkan piknik ini.

"Mau buah apa? Ta," tanya Atlas menyodorkan dua kotak makan itu, kotak pertama isinya buah mangga dan pisang, kotak kedua isinya buah apel dan pir. Tavisha mengambil kotak pertama karena ia suka sekali buah mangga.

Mereka berdua fokus makan sembari mengedarkan pandangan ke sekitar. Meskipun matahari sedang terik, tetapi itu tidak terasa karena mereka di bawah pohon besar yang membuatnya teduh dan sejuk.

Atlas menyodorkan satu botol minum itu ke Tavisha.

"Minum dulu," suruh Atlas.

Tavisha menerima botol tersebut dan segera meneguknya hingga tersisa setengah.

"Mau ini gak?" tawar Atlas menyodorkan kripik singkong.

Gadis itu menggeleng, makan buah tadi saja, ia langsung kenyang. Tavisha kembali memfokuskan pandangannya ke arah danau sembari menikmati angin yang menerpa hingga membuat rambutnya sedikit berantakan.

Cekrek!

Atlas memotret Tavisha secara diam-diam. Ia tersenyum, gadisnya itu selalu cantik dari sisi mana saja. Meskipun sedang candid seperti ini.

"Lagi ngapain?" tanya Tavisha menyadarkan lamunan Atlas.

"Enggak, poto yuk!" Ajak Atlas langsung diangguki oleh gadis itu.

Mereka berdua melakukan sesi poto bareng hingga puluhan kali. Hari ini mereka menjadi dua orang remaja yang sangat bahagia, menghabiskan waktu bersama, bicara banyak hal sambil tertawa dan bercanda.

"Makasih untuk waktu dan kebahagiaannya. Atlas," ucap Tavisha sambil menatap hangat laki-laki itu.

Atlas tersenyum, perasaannya menghangat melihat Tavisha yang seperti ini. Rasa cintanya bertambah. Ia berjanji tidak akan pernah membuat senyuman di wajah gadis itu menghilang dan membuat air matanya keluar.

"Main TOD yuk!" ajak Tavisha.

Atlas mengangguk mengiyakan ajakan itu.

"Oke. Truth or dare?" tanya Tavisha.

Atlas terdiam sebentar, kemudian menjawab, "Truth."

Tavisha mengangguk senang, ia pun memikirkan pertanyaan apa yang pas untuk diberikan kepada Atlas.

"Ken-"

Ucapan Tavisha terpotong karena tiba-tiba ponsel Atlas berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Ia segera mengangkatnya.

"Ada apa, Mih?" tanya Atlas.

"Atlas! Papih kecelakaan," ucap Laras dengan nada bergetar menahan tangis.

Jangan lupa vote and coment guys:*
Thank you and see you next part...

❤️❤️❤️❤️❤️

I am Hurt [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang